Happy reading guys!!
Akhi, ukhti..Renata
Aku terus bolak balik kesana kemari membawa alamat.eh-
Bingung dengan sikap ryan, kemarin dia mengatakan dengan sungguh sungguh ingin datang ke rumahku pagi ini. Dan sekarang sudah siang menjelang sore, pria itu belum datang juga!
Jangan salahkan aku, dia sendiri yang membuatku meragukanya.
Aku benar benar takut! Lamaran yang ditujukan oleh mas rasyid sebenarnya tidak begitu buruk. Tidak ada alasan jelas jika aku harus menolaknya. Dia laki laki mandiri yang sudah mampu untuk menikah. Namun sayang seribu sayang, hatiku tidak tertaut padanya.Aku heran, ada apa dengan hati ini? Mengapa ia lebih memilih lelaki yang tak pasti. Yang sampai sekarang pun tak kunjung datang. Seandainya bisa, aku akan memendam amarah ini. Tapi sayang, dia sudah terlanjur berjanji padaku. Pagi ini.
Aku memang bodoh jika harus mempertahankan lelaki sepertinya. Lihatlah, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 15.30 . sudah hampir sore, tapi pria itu tidak juga menampakkan batang hidungnya.
Sebentar lagi,
Ya, sebentar lagi!
Mas rasyid akan datang meminta
Jawabanku! Aku harus jawab apa? Menerimanya walau hati ini tak berpihak padanya? Atau menolak karna menanti seseorang yang tak pasti? Alasan yang buruk.Baiklah sepertiya ia memang jodohku. Semoga berkah wahai Allah..
5 menit,
8 menit,
10 menit,
"Renataaa.. siap siap nak, keluarga nak rasyid akan segera sampai."
Ya allah,..
Apa yang harus-
Oh tidak! Baiklah,..15 menit,..
Ceklek..
"Renata, mereka sudah datang nak.. Kamu juga sudah cantik ko'. Ibu harap jawabanmu tidak mengecewakan kami nak."
Lihatlah, apa maksudnya? Apakah ibu benar benar ingin aku menerima lamaran itu?
Semakin mendekati ruang tamu, semakin bertambah gelombang kegugupanku. Ibu menuntunku dengan sekuat tenaga, menyadari ada rasa enggan dalam diriku.
Yah. Bukan menuntun, lebih tepatnya menyeret!!
Aku duduk disamping ibu, dan sial nya posisiku berhadapan dengan mas rasyid. Bodoh jika aku meragukanya. Dari jarak sedekat ini, dapat kulihat Parasnya yang tidak jauh berbeda dengan ryan. Tampan.
Orangtua mas rasyid memandangku kagum. Membuatku terheran, apa yang pantas di banggakan dariku jika dibanding dengan anaknya.
"Apa kabar nak renata?" sapa pak rohman (ayahnya mas rasyid) padaku. Segera saja aku mendongakkan kepalaku yang sedari tadi menunduk.
"Alhamdulillah baik." ya ampun, rasanya ngilu sekali hanya menjawab dua kata itu.
Pak rohman tersenyum, "alhamdulillah.. Baiklah nak, bapak, ibu, saya selaku ayah dari rasyid tidak akan menunggu lama lagi. Saya rasa, waktu tiga hari cukup untuk memikirkan matang matang jawaban dari lamaran anak saya. Bagaimana jawabanya nak renata?"
Diriku semakin gugup. Sebisa mungkin aku berusaha tetap tenang, walau usahaku hanya setengah setengah. Aku tidak mau berpikir lama, mereka sudah terhitung sangat baik memberikanku waktu. Sekarang, yah. Sekarang!
"Sa saya me-"
Bruggh!! (Suara orang terjatuh)
Refleks, kami semua langsung menengok ke arah suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reversebility
RomancePada akhirnya, manusia tidak bisa menggangu gugat takdir yang sudah ditetapkan. sebenci apapun kita, kalau jodoh? pasti akan menghampiri. Yah, itulah yang saat ini Ryan rasakan. Ia berusha keras memperjuangkan cintanya, cinta suci kepada gadis berji...