18. Mencoba Bertahan

122 6 0
                                    

Semenjak kejadian waktu itu, ibu Ryan sering datang ke rumah Ryan hanya untuk memastikan anak nya sudah berpisah dari Renata.

Namun, ia terkejut ketika mendapati Renata berada didalam kamar.

"kamu ngapain sih ngajak dia tinggal disini lagi? Biarkan dia pergi saja Ryan!"
Ryan hanya menggeleng menanggapi pertanyaan ibu nya.

"kenapa? Kalau perlu yah, kamu ceraikan dia sekarang juga!" perintah ibunya.

"bukan sekarang bun, perjanjian nya adalah setelah bayi itu lahir." ia berkata sambil berpikir kembali. "tapi Ryan pastikan itu tidak akan terjadi."

" maksud kamu? Kamu akan tetap bersama wanita itu?"

"iya." jawab Ryan pasti.

"gak bisa Ryan! Bunda gak setuju. Kamu harus ceraikan dia sekarang juga!"

"tapi bun,-"

"kamu lebih memilih wanita itu daripada bunda?"

"bukan begitu,"

"kamu pikir yang melahirkan kamu itu siapa? Renata? Bunda!"

"tepat sekali! Bunda pernah bilang, kita harus memuliakan wanita karna mengandung dan melahirkan itu tidak mudah.

Bun, bagaimana pun, Renata itu istri Ryan. Dia wanita yang rela meninggalkan kasih keluarga nya dengan Ryan. Dia melayani Ryan dengan sangat baik. Dia tetap rela menghabiskan tenaga nya melayani Ryan walaupun kadang pengorbanan nya tidak dihargai.

Bunda pikir Ryan suka, menikah dengan wanita yang mengandung anak dari orang lain? Tidak sama sekali. Bahkan perlakuan Ryan pada Renata sangat berbanding terbalik. Dia terus berjuang untuk mendapat perhatian Ryan. Tapi dia tidak menuntut lebih, dia sadar betul bahwa saat ini status Ryan hanyalah penolong bagi masa depan nya. Dan kini, Ryan sangat menyesal telah mengabaikan nya. Sangat! Ryan ingin menebus segala dosa yang telah Ryan perbuat padanya. "

Memegang pundak Ryan, ibunya berkata,  "bunda ngerti. Tapi, kamu juga harus mau mengerti bunda. Oke, bunda paham dengan perjanjian kalian. Tepatilah! Ceraikan dia setelah bayinya lahir."
Ryan berpaling dari tatapan ibunya.

"suatu saat dia akan menjadi seorang ibu. Dia akan mengerti, bahwa kebahagiaan anak nya lebih berarti. Dan bunda, hanya ingin yang terbaik untuk kamu. Bunda gak mungkin biarkan kamu bersama perempuan yang tidak jelas status anaknya. Bahkan, keluarga nya sekarang tidak mau menganggap nya." lanjut nya.

"Renata perempuan yang baik bun."

"bunda pulang dulu. Assalamualaikum."

"bun! Bun!"
Ibu nya pergi meninggalkan Ryan dengan segala kekacauan nya.

***

Ryan memasuki kamar dengan lemas. Seperti tak ada gairah.

Ia menatap istrinya yang tengah tertidur dengan pulas. Dalam hati, ia terus menggumam kan kata maaf.

Tidak bisa dibayangkan, jika ia harus hidup tanpa ada Renata disisinya.
Ia duduk ditepi kasur, mengusap kepala Renata, lalu mencium nya begitu dalam.

Aku tidak akan pernah meninggalkan mu. Dan kau tidak akan meninggalkan ku. Batinnya.

Ikut berbaring, Ryan memeluk istrinya dengan sangat erat. Menutup jarak diantara mereka, seolah menggambarkan bahwa ia tak akan melepas Renata.

***

"Renata, ini ku buatkan susu untuk mu."

Renata menggeleng.
"kenapa?"

"aku udah beberapa hari tidak minum susu" jawab Renata lemas.

ReversebilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang