Suara mobil berhenti dipekarangan rumah membuat Renata segera bangkit dari duduk nya. Dilihat nya jam menunjukkan pukul 11 malam, dan suaminya baru pulang.Membuka pintu, hal pertama yang ia dapatkan adalah wajah suntuk Ryan yang menghembuskan nafas nya ketika melihat Renata.
Renata menutup hidung nya,
"Ryan, kamu merokok?"Menoleh sebentar, Ryan memilih melanjutkan jalan nya kembali menuju kamar.
Sudah setengah jam lamanya Renata menunggu Ryan dikamar mandi. Ia ingin bicara. Namun suaminya itu tak kunjung menunjukkan diri juga. Ryan tidak pernah lama dikamar mandi,
Apa ia menghindari ku?
Akhirnya, Renata memilih tidur menyamping, memunggungi Ryan. Sebisa mungkin ia menutup mata, meski ia tau tidak mudah karna sejak tadi ia sudah banyak tidur.
Samar, ia mendengar Ryan tengah bertelpon ria dengan seseorang.
"iya mah,.. "
"iya iya, mah.. Ryan minta maaf. Ya sudah besok mamah kesini saja kalo tidak percaya."
Entah apa yang Ryan bicarakan dengan mamah di telepon. Renata harap, besok ia tidak menemukan mimpi yang lebih buruk lagi.
***
"sayang, anak mamah, akhirnya kamu hamil juga.." Renata tersenyum menanggapi mertuanya.
Pagi pagi sekali mertuanya itu datang untuk memastikan keadaan Renata yang katanya sedang hamil. Bukan main senang nya,
"Ryan, Kamu harus lebih perhatian lagi sama istrimu! Ingat, dia sedang mengandung anakmu. "
Ryan menatap tajam, tangan nya meremas tas kantor nya lalu menutup resleting nya dengan cepat.
"aku pergi dulu."
Bersaliman pada mamah nya dan Renata."ckck, anak itu! Sedang dinasihati malah pergi begitu saja."
Sementara Renata hanya mampu menundukkan kepala nya.
Mereka menghabiskan waktu hari itu dengan berbelanja sekalian menjemput adik Ryan- Rika di sekolah.
***
Renata terbangun dimalam hari, perut nya terus berbunyi meminta diisi. Ia memang tidak makan malam, entah mengapa semua makanan yang ia masak tidak berselera sama sekali. Terlebih, Ryan tidak sedikit pun menyentuh masakan nya.
Mengurut kening, renata merasa kadar pusing nya bertambah. Membayangkan soto ayam didepan nya pasti sangat nikmat disantap malam ini. Tapi, bagaimana caranya?
Ia melirik Ryan yang tidur pulas dengan telentang. Posisi nya sudah berubah, setiap hari dia selalu memastikan tidur memunggungi renata. Dan selalu berubah kala mimpi menyapa.
Apa yang harus aku lakukan? Kau bahkan tidur tanpa mau melihat ku dulu. Bagaimana mungkin aku meminta tolong padamu untuk membelikan soto?
Mudah sebenarnya, di daerah sini ada yang menjual soto 24 jam. Jarak nya pun tidak terlalu jauh. Tapi, siapa yang akan pergi membeli nya kalau bukan Ryan? Ia takut kalau pergi malam malam sendirian.
Lagi pula bukankah setiap wanita hamil dan mengidam pasti akan dipenuhi suami nya Yah? Ah, lagi lagi ia meratapi nasib nya yang kurang beruntung.
Baik, ia kurang beruntung, atau kurang bersyukur?
Dengan cepat renata ber istigfar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reversebility
RomancePada akhirnya, manusia tidak bisa menggangu gugat takdir yang sudah ditetapkan. sebenci apapun kita, kalau jodoh? pasti akan menghampiri. Yah, itulah yang saat ini Ryan rasakan. Ia berusha keras memperjuangkan cintanya, cinta suci kepada gadis berji...