12. Serba serbi masalah

218 5 1
                                    


(*)Kamu mesti tau, bahwa cinta ini murni tanpa syarat, kamu tidak melihatnya, tapi kamu bisa merasakannya.

Jatuh cinta padamu adalah sebuah kebahagiaan yang menggetarkan, sebuah perasaan yang tak bisa aku jelaskan, hingga kamu bisa merasakan itu.

Aku tidak akan pernah mengenal cinta sampai kau mencintaiku. Terkadang, aku sadar, dibelakangku ada yang lebih menyayangiku daripada orang yang kusayangi.

Biarlah cinta ini menjadi rahasiaku, seperti dirimu yang merahasiakan semua cinta palsumu. Ternyata, semua yang membahagiakan itu belum tentu cinta.

Beribu kenangan indah mampu kau simpan dalam pikiranmu, tapi untuk menyimpan satu namaku saja dihatimu, kau tak mampu-Renata

__°•°__

Ryan memacu kecepatan mobilnya dengan sangat cepat. Baru saja ia mendapat kabar dari orangtua renata, bahwa renata hampir saja bunuh diri. Pergelangan tanganya sudah terkena pisau, tapi urat nadinya tidak sampai putus.

Ia merasa heran dengan jalan pikiran renata, bisa-bisanya dia menentang agamanya sendiri. Tidak taukah ia, bahwa orang yang bunuh diri termasuk orang murtad (keluar dari islam).

Banyak sebab orang mengambil keputusan untuk bunuh diri, yang dialami renata adalah salah satunya. Tapi, ryan tau betul keluarga renata memahami ajaran agama. Kenapa renata seperti tidak tau apa-apa?

"Wanita bodoh!!" desisnya.

Walau tak dapat dipungkiri, ryan pun merasa bersalah karna hal ini. Ia yakin, sikapnya akhir-akhir ini membuat renata semakin putus asa untuk sekedar melanjutkan hidupnya.

Dengan terburu-buru, ia menghampiri ayah renata lantas bersaliman padanya.
"Bagaimana keadaan renata pak? Saya mau lihat"

Namun ayah renata menghalangi ryan yang akan memasuki rumah, "jelaskan! Ada masalah apa kamu sama anak saya?" tanya nya tegas.

Ryan terkejut, kata 'saya' seolah membatasi hubungan dirinya dengan keluarga renata.
"Ti tidak ada pak."

"Jangan berbohong!" ucap ayah renata semakin tegas.

Ryan memejamkan matanya sejenak.

'Jangan berbohong!'

Apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia mengatakan yang sebenarnya? Tidak! Renata akan semakin terpuruk nantinya.
"Saya hanya sedikit kesal pada renata, karna waktu itu dia tidak mau saya antar pulang. Akhirnya ia bertemu preman jahat dan.."

"Dan apa? Apa yang terjadi pada anak saya?"

Ryan membelalakkan matanya. Ayah renata sudah mulai curiga.
"Ti tidak pak! Saat itu.. Sa saya segera datang dan mengusir para preman itu. Ta tapi motor renata.."

"Oh.. Hanya itu,,"

Ryan merutuki dirinya yang salah bicara. 'Segera datang' memangnya ia tau renata tengah diganggu orang jahat? Bodoh! Harusnya ia mengganti kata itu dengan 'datang tepat waktu'.

Untunglah, ayah renata percaya. Tanpa basa-basi lagi, ryan pamit dan meminta izin menemui renata dikamarnya yang dibolehkan oleh ayah renata, dengan syarat tidak lama-lama.

Baguslah, mulutnya sudah gatal ingin mengomeli wanita itu habis-habisan. Tidak, ia tidak akan kasar. Ia sangat sadar diri kejadian ini juga bersumber darinya.

Didalam kamar, renata masih menangis sendiri menyesali rencananya yang tidak berjalan mulus. Entah setan apa yang merasuki dirinya, hingga ia benar-benar ingin mengakhiri hidupnya.

Ia menyeka air matanya ketika pintu kamar terbuka, menampilkan wajah khawatir dipadu raut amarah dari.. Ryan.

Renata tau benar apa yang akan terjadi sekarang. Ryan pasti akan memarahinya habis habisan dan mengatakan bahwa ia bodoh!

ReversebilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang