Keberuntangan LDR gak dipengaruhi Faktor Keturunan

407 33 3
                                    


Hari ini, kelas cowok lagi lumayan tenang. Buat standar cowok. Beberapa lagi ngobrol, ada yang baca buku—salah satu keajaiban kelas D adalah ada yang baca buku pelajaran, ada yang lagi asik main hp sambil senyum-senyum sendiri, dan kebanyakan yang lain—gue bentar lagi gabung mereka—lagi asik nyontek tugas yang gak dikerjain semalam. Hari tenang ala cowok SMA.

Tapi gue curiga sih sama dua orang, Joko sama Kuncoro. Joko—alias pak Pres—lagi sibuk baca buku PKN. Joko emang murid rajin, sumber contekan terpercaya kelas D. Kadang kita juga mikir sih, kenapa dia gak di kelas A atau B. Tapi ya syukuri apa yang ada aja lah. Masalahnya, tiap kali Joko baca buku dengan fokus penuh, maka tindakan Joko mampu merubah perasaan anak sekelas secara drastis.

"Anjir entar pasti ulangan, ini tugas kenapa ada sih, kan jadi gak bisa belajar."

Kurang lebih, gitu lah yang dipikirkan anak sekelas saat ini, yang gak pernah inget kalau mau ada ulangan. Sebenernya pikiran itu gak guna juga, kalau pun gak ada tugas, kita belajar paling lima sampai lima belas menit sebelum ulangan, yang sama gak gunanya. Nah, berhubung kelas ini emang gak ada rajin-rajinnya, abis selesai transaksi suci kami—alias NYONTEK—kami malah lebih tertarik sama si Kuncoro. Bukan tertarik dalam artian romens ya, tapi penasaran.

"Raja Kecoa, lo nonton bokep ya dari tadi?" kata Sandi.

"Bokep apa sih, Kutil?"

"Lah itu, kepala lo goyang-goyang gak jelas sambil ketawa-ketawa pas ngeliatin HP. Parah lo, pagi-pagi udah mau masturbasi. Awas lo kena Impotensi Dini."

Kuncoro itu punya codename Raja Kecoa/Kecoa, dulu sih Coro, tapi berhubung Coro itu Kecoa kalau di bahasa jawa, jadilah codename dia yang sekarang. Kalau Kutil, itu panggilannya Sandi, soalnya dia yang paling mini diantara anak sekelas.

"Ya, gue tau Dini cakep."

"Apaan banget lo, haha. Kecoa Impoten."

"Anjing, gue lagi nge-Chat sama cewek gue."

"Wuih, bisa punya pacar juga lo? Cowok mana?"

"Cowok endasmu, cewek lah. Dari luar kota."

"Kirain lu Maho. Lagian LDR lagi, LDR lagi, gak bosen apa?"

"Mau gimana lagi, kalau cinta nya sama yang di luar kota, ya gue bisa apa. Rencana Tuhan gue gak bisa ngubah."

Gue yang pertama ngerespon, "Kuncoro udah kesambet."

"Anjing."

"Lagian nih," lanjut Kuncoro, "Bokap sama Nyokap gue dulu juga LDR."

"Gimana caranya?" kata Ivan.

"Lupa gue, yang pasti mereka beda pulau. Nyatanya gue lahir tuh," Kuncoro mengatakan dengan bangganya.

"Yah, semoga lo sukses deh."

"Yoi."

"Temen-temen, abis ini ulangan PKN, lima menit lagi mulai."

"Pak Pres kampret, bilang kali dari tadi!"

Abis itu kita ulangan, mengarang bebas. Si Joko udah kelar paling dulu. Anak sekelas bakal hancur lebur, mana gurunya Killer banget lagi. Remed bakal jadi Wajib Militer versi pak Qodir, yang gak ada enak-enaknya.

Sebulan berikutnya, pak Qodir baru ngasih hasil ulangan. Joko dapet 85, sedangkan yang lain ... paling bagus cuma 40, kebetulan gue, salah satu keajaiban lain kelas D telah terjadi. Tapi tetep aja gue kena Wamil pak Qodir. Kita dibagi dalam lima kelompok, terus di suruh nulis ulang soal di buku paket (di Bab yang jadi materi Ulangan) terus disuruh ngerjain, tulis jawaban beserta alasannya, di kertas folio, besoknya dikumpulin. Kejam. Soalnya 40, dan tau kan alasan buat jawaban soal PKN itu sebanyak apa? Begadang-begadang dah. Tapi lumayan sih, ada alesan buat nge-Chat Ria, modus minta bantuan.

Sebulan ini, gue sama Ria jadi sering Chatting-an. Kadang kita jalan bareng kalau pulang sekolah kalau kita pulang agak sore dan gak sengaja ketemu, kita ngobrol sampai depan sekolah, sampai Ria bareng bokapnya buat pulang. Berhubung rumah gue deket, ya gue jalan kaki aja. Hubungan gue sama dia udah lumayan deket lah. Meskipun dia belum pernah curhat apa-apa sama gue.

Dua minggu berikutnya, si Kuncoro datang paling akhir, dan dia kelihatannya lagi kurang enak badan.

"Kenapa lo?" kata gue.

"Abis putus sama cewek gue," katanya, dia kaya' lemes gitu.

"Yang LDR itu?"

Dia Cuma ngangguk.

"Udah lah, mungkin ada jodoh lain buat lo, mungkin jodoh lo bukan orang beda kota. Atau mungkin, keberuntungan dalam LDR emang gak dipengaruhi sama faktor keturunan."

Sandi yang pertama ngerespon, "Danu udah kesambet."

"Bangsat!"

"Gue gak nyangka Danu bakal ngasih nasehat soal 'Jodoh lain', padahal sendirinya juga gak move on dari Ria," kata Ivan.

"Serah lo dah, Serah."

***

Next : Kaki Kejang-Kejang

Balada Gila Kelas DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang