BALADA GILA KELAS D - BONUS

410 32 20
                                    


Jadi ini cerita udah kejadian pas kelas 3. Ya, sekarang gue udah kelas 3. 3 SMA bukan SD, kadar ke-unyu-an gue udah abis buat jadi anak SD.

Naasnya, wali kelas gue pak Qodir lagi, yang masih bawa kenangan jelek buat anak satu kelas. Soal itu loh ... enakan gak usah di bahas deh. Sebenernya kita ditawarin buat jadi kelas C, gantian, soalnya total nilai anak kelas D jauh lebih bagus dari kelas C. Tapi kita pada gak mau, soalnya males juga buat ganti judul. Oke, bercanda. Kelas D udah terlalu berkesan. Tapi kaya'nya kita harus menerima kenyataan pahit gara-gara wali kelasnya masih pak Qodir.

Mungkin kepala sekolah gue emang sengaja. Mungkin dia ngira, kalau kita semua di ajar pak Qodir, nilai-nilai kita bakal melejit cepat kaya' nilai gue. Padahal, kan, bukan gara-gara itu. Nilai gue bisa kaya' gitu, kan, gara-gara Ria. Ngomong-ngomong soal Ria, gue belum kena tikung. Dan si Feri, yah mungkin udah tenggelam di rawa-rawa.

Atau udah jadi homo, gue nggak tau.

Balik lagi ke awal, gue udah kelas 3. Dan gue lagi-lagi telat. Nah, karena gue gak pengen dimarahin gara-gara kesiangan, dan gue gak mau beralasan celana gue di colong kucing lagi, akhirya terbesit ide gila. Kebetulan jam pertama itu pak Qodir, miris emang.

"Danu, kamu kenapa telat lagi?!" bentak pak Qodir, dengan penekanan super jelas di kata 'lagi'.

"Tokoh utama emang biasanya datang telat, Pak."

IYA, ITU ALASAN GUE.

"Tokoh utama, Ndasmu," Jawa-nya pak Qodir emang kadang suka keluar gitu, kaya' si Coro. "Kamu main sama tante-tante lagi, kan?"

"Nggak, pak."

"Terus, kenapa? Jujur." Ya ampun umis pak Qodir pakai goyang-goyang lagi.

Gini ya, lo tau kumisnya pak Raden yang selebat hutan di kalimantan sebelum kebakaran? Kumisnya pak Qodir itu hampir sama kaya' gitu, cuma lebih lebat dan itu asli. Jadi kadang, kalau dia lagi rada kesel sambil tanya kaya' gitu, kumisnya suka naik-turun gak selaras. Yang kanan naik, yang kiri turun. Yang kiri naik, yang kanan turun. Dan itu cepet banget, belum lagi kalau pas dia napas kumisnya suka kaya' berombak. Serem lah pokoknya. Udah gitu, kata temen gue, kalau siang pas panas gitu, kadang kumisnya agak berair karen keringet. Sejak diceritain itu, anak sekelas langsung pada jijik sama itu kumis. Sayangnya, rasa penasaran kita yang terlalu tinggi dengan keringat di kumis itu gimana, akhirnya malah kita sering banget lihatin kumis pak Qodir yang pasti bikin merinding.

Akhirnya gue kepikiran sebuah jawaban super panjang yang gak jelas. Gue narik napas dalam-dalam, ambil jeda beberapa detik terus gue bilang;

"Abis bantu Ichigo ngalahin Titan buat jadi Raja Bajak Laut pakai kekuatan Musang Ekor Sembilan yang disegel sama Kaneki gara-gara Goku gunai Dragon Force ala Natsu. Abis itu ternyata Zeref sama Madara masuk ke dunia SAO buat main basket sama Kiseki no Sedai yang bertempat di Mars tanpa ada gangguan dari Iblis Seksi. Lalu mereka semua bertarung demi memperebutkan cawan suci dan berakhir dengan kematian Kaori. Terus Tsuna datang tepat saat Dunia Membutuhkan Avatar yang menghilang karena bermain Bakugan di Dunia Beyblade lawan Let's sama Go yang suka main Tamiya tapi malah gunai Crush Gear. Lalu Pokemon datang menginvasi bumi tapi Digimon bertindak cepat dan menyelamtkan hari. Tapi abis itu malah Yugi datang menyerang Conan menggunakan Death Note dan kemudian mengejar paha JKT48 yang berlari secepat Eyeshield 21."

Gue tau gue udah edan.

Tapi pak Qodir dengan santainya bilang, "Jadi, kamu di sana ngapain aja?"

"Bantu Ichigo pak, sama ngejar paha JKT48."

"Dapet, gak?"

"Rahasia, lah. Emang kenapa, Pak?"

"Saya mau minta juga."

"INGET ISTRI, PAK!"

Untungnya pak Qodir baik. Jadi gue cuma gak boleh ikut jam pelajaran pertama sampai ketiga. Alasannya sih gara-gara gue juga gak dapet paha JKT48.

***

Sebenernya ini bukan Bonus juga, cuma sempet kelewatan aja. Jadi akhirnya gue tambahin deh sebagai Bonus.

Oke, makasih.

[Ion Arfeus]

Balada Gila Kelas DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang