Bait 4 (3)

428 34 0
                                    

Jaebum pov/

"Mungkin..." jawabanku terputus, sebenarnya aku bingung dengan apa yang akan aku jawab pada pertanyaan ini.

"Sejak aku bertemu denganmu"

tadinya aku ingin mengungkapkan ini langsung. Itulah jawaban yang sebenarnya. Segalanya bermula sejak aku bertemu dengan gadis ini. Aku ingin dia tau bahwa dia telah membuatku jadi begini, dia yang membuatku berubah, dia yang dengan segala ocehan omong kosongnya dan segala pikiran somplaknya bahkan setiap kalimat kasar yang keluar dari mulutnya membuatku tidak pernah luput ingatan dari dia. Untungnya suara didihan dari panci membantuku mengalihkan pembicaraan dari pertanyaan konyolnya.

"Eum, sepertinya ini sudah siap,"

Sekedar mengalihkan perhatiannya, sambil nengaduk-aduk panci,

"Wah, benarkah!? Ayo ayo..."

Aku berhasil mbuatnya melupakan pertanyaannya dan seketika terganti dengan ekspresi excited. Ya mungkin dia memang pelupa XD.

Dia membuatku terkekeh lagi dengan tingkahnya. Lihat saja dia sebegitu girangkah seperti anak-anak yang mendapatkan es krim. Oh! dan jangan lupakan tepukan tangannya XD. Astaga benarkah itu dirimu?

"Ini makanlah!" aku menyodorkan semangkuk sup yang sudah kubuat tadi. Aku sudah biasa membuat makanan enak, apalagi sup, sudah biasa aku membuatnya dan aku yakin pasti enak karena aku...

"Woah!" matanya berbinar,

"Selamat makan!" teriaknya, masih dengan senyuman menghiasi wajahnya yang tampak bahagia. Sesendok sudah berhasil masuk kemulutnya. Ah, tanpa sadar aku sudah memperhatikannya sejauh ini. Aku menunggu reaksinya dari tempat dudukku tepat berhadapan diseberangnya.

"Emm," mulutnya masih bergerak2 mengunyah, sepertinya dia ingin memgatakan sesuatu.

"Emm, Inwi ewnawk!" katanya -yang tidak jelas kumengerti karena dia mengucapkannya sambil mengunyah makanan, tapi dia mengatakannya sambil mengangkat kedua jempolnya plus senyuman yang mengembang manis. Ah! Aku mengerti.

Apa tadi dia memuji masakanku? Ya dia memujiku. Pujian tentang masakanku sudah biasa kudengar dari banyak orang. Tapi kenapa pujiannya berbeda? Tak terasa aku terus memandanginya menikmati makanannya sambil sesekali terkekeh karena ulahnya.

"Hey!?"

Tiba-tiba aku tersadar, ah aku melamun dan gadis didepanku ini membuyarkan. Dengan tergagap aku mencoba mengalihkan perhatian. Untungnya, kulihat isi mangkuknya sisa kurang dari setengah.

"eng? ya? Kau ingin lagi? Biar ku ambilkan..."

Dia hanya mengangguk membiarkanku mengambil mangkuk darinya,

"Apa masih banyak?"

"Hm?"

"Itu, apa supnya masih banyak?"

"Eoh? Ya kurang dari setengah,"

Dia hanya mengangguk-angguk mengerti,

"Ini" aku menyodorkan semangkuk sup lagi,

"Gomawo,"

Setelah dia menerimanya, aku kembali duduk di kursi seberang nya. Mataku terus terpaku pada gadis ini. Tanpa sadar aku terus memandangnya mulai dari cara makannya, dia memasukan makanannya kemulut imutnya, dan bibirnya yang ikut bergerak-gerak lucu sambil terus mengunyah apa yang ada dalam mulutnya. Gemes. Astaga apa yang kupikirkan!?

"Hey! Apa yang kau lihat!?"

Ups, aku ketahuan,

"Kau mau ini kan?" katanya sambil menyodorkan mangkuk supnya, "Kau pasti lapar juga kan? Sudahlah jangan gengsi,"

Just Right! [Got7 FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang