Orang-orang dipertemukan karena suatu alasan.
·§·
"Nona Hale, kau baik-baik saja?"
Indra pendengaran Reagan berdenging ngilu, namun samar-samar ia bisa mendengar suara guru kimianya.
Secara berkala ia merasakan kesadarannya kembali dan dengingan itu berangsur-angsur menghilang. Reagan menegakkan tubuh, mengendalikan ekspresi di wajahnya dan menatap ke sekeliling ruangan yang kini normal.
"Nona Hale," guru kimia itu kembali memanggil, membuat Reagan sadar bahwa ia masih berada di dalam kelas. "Kau baik-baik saja?"
"Maaf, pak. Luka jahitan operasi saya tiba-tiba sakit," dustanya sambil memegang perut. Dalam hati berharap agar alasan itu tidak terlalu buruk.
"Apakah terasa sangat sakit? Mungkin lebih baik jika kau pergi ke ruang kesehatan. Atau kau ingin pulang?" usul guru itu dengan dahi berkerut khawatir.
Reagan menebar pandangan ke sepenjuru kelas. Beberapa dari mereka memandangnya prihatin, kebanyakan ekspresinya sulit ditebak dan ada di antaranya tengah berbisik-bisik dengan lirikan tajam yang sesekali memghujam Reagan.
Bukan suasana yang bagus.
Reagan berbalik pada gurunya. "Saya pikir saya akan ke ruang kesehatan saja."
Pria paruh baya itu terlihat lebih lega. "Ruang kesehatan hanya beberapa meter dari sini. Temui pengurus kesehatan agar kau ditangani."
"Baik," kata Reagan sambil berlalu keluar kelas.
Lorong yang Reagan lalui sangat sepi hingga ia bisa mendengar langkah kakinya yang padahal sudah ia usahakan agar tidak terdengar. Guru yang sedang mengajar sesekali menoleh saat ia melewati kelas-kelas. Reagan hanya meringis dan memijat-mijat pelipisnya, mengisyaratkan bahwa ia sedang sakit.
Hingga ia tiba di ruang kesehatan, barulah ia berhenti menunjukkan mimik kesakitan dan lekas duduk di salah satu ranjang dengan langkah tegap.
Ruangan itu kosong dan diam-diam Reagan bersyukur karena hal itu. Ia tidak butuh obat, ia hanya butuh sedikit waktu sendirian untuk mengutuk semua hal tidak normal yang terjadi padanya.
Reagan tidak melakukan apa-apa hingga tanpa ia sadari air matanya mulai mengalir. Dari satu tetes kecil hingga banyak. Ia sudah mulai terisak-isak kecil saat sebuah suara mengejutkannya.
"Kupikir ruang kesehatan itu untuk orang sakit."
Reagan mengangkat kepala dengan sentakan cepat dan hampir saja melepaskan sepatunya untuk dilempar. Namun buru-buru ia menghentikan dirinya ketika melihat seorang anak laki-laki seumurannya sedang membuka lemari kaca yang letaknya berseberangan dengan ranjang yang Reagan tempati.
"Memang," balas Reagan tak acuh setelah membasahi tenggorokannya. Suasana hatinya benar-benar berantakan, dan dia tidak berniat untuk tetap terlihat baik-baik saja.
Iris kelabu laki-laki itu menatapnya sekilas sebelum menekuni kotak yang membungkus sebuah obat di tangannya. "Jadi kau sakit? Kau terlihat seperti baru memenangkan liburan gratis setahun penuh, tahu."
Jelas, anak ini pasti punya gangguan mata. Atau dia yang kurang sehat? pikir Reagan. Namun ia tidak mengatakan apapun.
![](https://img.wattpad.com/cover/59192244-288-k249434.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Immortal Heirloom: Darker
FantasySetelah terjadi penyerangan di Tempat Perlindungan mereka, para Pelampau Batas--orang-orang yang memiliki kemampuan melebihi manusia biasa--yang tersisa dengan terpaksa harus kembali bertahan hidup di dunia yang sama dengan manusia biasa. Dunia di m...