Bab 4: Penglihatan

2.4K 278 36
                                    

Sometimes the only pay off for having any faith, it's when it tested again and again everyday.

Fall Out Boy-Immortals

·§·

Reagan terlonjak bangun dari tidurnya ketika jam menunjukkan sudah lewat dua puluh menit dari tengah malam. Keringat membasahi tubuhnya walaupun angin sedang berhembus kencang di luar sana, bahkan suhu mencapai angka sepuluh derajat.

Gadis itu meremas rambut pirangnya yang kusut. Ia menenangkan diri, mengambil napas seteratur mungkin sebelum kembali membaringkan dirinya.

Memejamkan mata, mencoba mendapatkan rasa kantuk, tapi ia malah mendapat kilas balik tentang mimpi buruk yang membuatnya terbangun. Reagan menggigit gumpalan selimutnya dan menjerit frustrasi tanpa ada suara yang bisa didengar.

Gadis itu menyambar ponsel dari meja kecil. Jari-jarinya langsung mengetikkan sebuah nomor yang sudah dihapalnya di luar kepala. Ia menekan tombol hijau dan menunggu.

"Halo?" suara Corrine yang memiliki logat unik terdengar saat dering ketiga.

"Hai, Corrine."

"Jadi apa yang kulewatkan? Kau kedengaran buruk."

"Begitulah. Kau belum tidur? Pukul berapa di sana?"

"Setengah sebelas." Telepon berkeresak. "Halo, Reggie? Kau masih di sana?"

"Ya. Halo?"

"Aku mendengarmu," Corrine menghela napas. "Tapi kenapa suaramu tidak jelas, ya?"

"Ah, sepertinya sinyal di Silverwoods jelek, apalagi di malam hari."

"Oh, benar juga," Corrine menyetujui. "Jadi, katakan padaku bagaimana hari pertamamukrsk"

"Ya?"

"Rea—halo? Kau bisa—"

"Corrine?"

"Aku" Reagan bisa mendengar suara gedebuk keras dan sesuatu yang teredam.

"Halo? Corrine? Corrine?"

"Rea—gan"

Suara-suara yang selanjutnya terdengar dari seberang sangat kabur. Reagan menajamkan pendengarannya, tapi ia tidak bisa mendengar satu hal pun dengan jelas.

"Corrine?" Reagan memanggil lagi, tepat saat nada terputusnya panggilan terdengar.

Reagan cepat-cepat melakukan panggilan ulang, tapi hanya ada suara operator yang berkata bahwa nomor tujuannya tidak dapat dihubungi. Ia mencoba berulang kali, tetapi tidak mendapatkan jawaban lain.

Reagan mengusap wajahnya. Menghempaskan segala pemikiran aneh, ia meyakinkan dirinya bahwa sinyalnya sangat buruk dan Corrine kehabisan baterai ponsel.

Reagan menarik selimut dan kembali memejamkan mata.

·§·

Shani Wade, gadis cerewet kelewat ceria yang tidak pernah Reagan bayangkan bisa menjadi temannya, menghampirinya saat istirahat dan mengajaknya berkeliling sekolah.

Dia menarik Reagan, tidak membiarkan gadis pirang itu luput melihat satu titik pun yang ada di sekolah itu.

"Seharusnya aku mengajakmu kemarin," katanya saat mereka tengah melihat-lihat taman. "Omong-omong, apa kau lapar?"

The Immortal Heirloom: DarkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang