Part 15: Pengertian

1.2K 173 18
                                    

Kekuatan tak selalu tampak, Kekuatan itu dirasakan.

-Sarah Gerdes, Chambers

·§·

Reagan seperti baru memejamkan matanya untuk lima menit ketika merasakan seseorang mengguncang bahunya.

Gadis pirang itu berusaha menepis dan kembali tidur, namun orang itu mengguncang tubuhnya lebih kuat lagi.

Berdecak pelan, Reagan membuka matanya dan melihat wajah Leisle yang panik.

"Candice, bangun."

"Apa--" Reagan tersentak bangun, menyadari adanya nada terburu-buru dalam suara Leisle bukanlah pertanda bagus. "Ada apa?"

Leisle menghembuskan napas cemas. "Kami kedatangan tamu aneh. Entahlah, mereka semua berjubah hitam dan--" ia menghentikan dirinya sendiri dan menggeleng. "Itu tidak penting. Sekarang kau harus bangun dan keluar dari sini."

Mata Reagan melebar. Sementara Leisle terus mendorong gadis pirang itu keluar dari kamarnya.

"Di mana te--saudaraku?" tanya Reagan.

"Mereka sudah di ruangan belakang," Leisle masih mendorong Reagan, memastikan langkahnya tidak melambat.

"Ba-bagaimana denganmu?" Reagan berusaha berhenti, tapi Leisle tidak membiarkan. "Dengan Dorothy?"

"Kami akan baik-baik saja."

"Tapi--"

"Shh," Leisle meletakkan telunjuk di depan bibir, matanya tidak menatap Reagan sedikit pun. "Cepatlah."

Leisle menyambar satu mantel yang tergantung di dinding dekat pintu ke ruang belakang dan melemparnya ke dekapan Reagan. Gadis itu hampir melemparkan protes ketika Leisle membuka pintu belakang yang menampilkan halaman yang gelap karena kurangnya penerangan.

"Susul saudaramu," Leisle memegang bahu Reagan, memaksa gadis itu lewat tatapannya. "Kalian panjat saja pagarnya dan menjauhlah."

"Ta-tapi--"

"Cepat pergi, Candice," mata Leisle terlihat memohon, "kami tidak bisa melibatkan kalian. Atau dirimu. Kalian adalah tamu."

Jantung Reagan seperti mencelus hingga ke ujung tumitnya, di saat yang bersamaan, petir seolah menyambarnya. Bagaimana bisa Leisle berpikir sebaik itu? Reagan merasa menjadi orang paling jahat--bukan--paling rendahan hari ini.

"Pergilah," tekan Leisle. Ia menggedikkan bahunya ke depan, ke arah pagar pembatas yang hanya tampak bayangannya karena kegelapan.

Suara benda jatuh terdengar dari dalam rumah.

"Aku--"

Leisle mendorong Reagan keluar. Hingga kini gadis pirang itu dapat merasakan dinginnya udara malam.

"Pakai mantelnya dan pergilah," tukas Leisle. "Aku tidak akan memaafkanmu kalau kau kembali ke dalam."

Leisle tidak beranjak dari tempatnya, seolah ingin memastikan Reagan benar-benar pergi. Ia baru terlihat sedikit lega ketika perlahan-lahan Reagan berjalan mundur menjauhinya, menjauhi rumah yang sedang tidak aman itu.

The Immortal Heirloom: DarkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang