Maggie's Pov
Baiklah.. Sekarang aku sangat malu sekaligus deg degan, karena ada cowo asing yang mengajariku basket dengan kedekatan yang amat tidak wajar. Maksudku, ini terlalu dekat aku tidak bisa konsentrasi jika kami sedekat ini.
"Chad, apaan sih." Aku mulai risih karena kedekatan kami tapi tetap saja dia tidak mempedulikanku,ah sial.
"Maggie gue ke starbucks dulu ya, daripada jadi nyamuk disini." Ucap Blair tiba-tiba. Aku mengangguk.. Sebenarnya aku tidak ingin Blair pergi meninggalkan aku berdua dengan Chad.
"Woi, jangan bengong dong." Ucapan Chad membuatku tersadar.
"Ngerti ga apa yang gua ajarin?" Tanyanya.
"Ya engga lah, lgi siapa yang minta diajarin?!" Jawabku sewot.
"Atuh selow mba." Balasnya sambil tertawa kecil.
"Kenapa ketawa?"
"Lucu sih."
"Apanya yang lucu?"
"Lo lah."
Aku langsung terdiam dan membisu, perkatannya membuat jantungku sedikit loncat dari tempatnya.
"Baper lo, bercanda doang gua." Ucapnya.
"Gua juga tau kali." Balasku dengan cepat lalu aku pergi menjauh dari Chad dan berjalan untuk menemui Blair. Aku sesekali menengok kebelakang untuk memastikan apakah dia mengikutiku apa tidak.
"Kenapa aku bisa berfikir dia ngikutin aku."
Tanyaku sendiri."Mag!" Teriak seseorang dengan spontan aku menengok ke arah suara itu ternyata itu suara Blair.
"Lo udah ngopinya?" Tanyaku. Blair mengangguk.
"Tadi gua jg ketemuan sama Sepupu lo yang baru dateng itu.." Ucap Blair.
"Oh ya? Camela?"
"Iya atuh siapa lagi kalo bukan dia." Balas Blair." Itu cowo dibelakang lo masih ngikutin aja." Lanjutnya.
"Hah? Siapa?" Aku langsung menengok kebelakangan dan disana berdirilah Chad dengan senyuman mirisnya itu. Sejak kapan dia berdiri disitu? Sepertinya tadi dia gaada dibelkangku.
"Lo ngapain ngikutin gue?!" Teriakku.
"Lah siapa yang ngikutin, geer banget." Balasnya. Dasar cowo siaaaalaan!!! Aku menghampirinya dan melototinya.
"Buktinya daritadi lo dibelakang gua!"
"Gua dibelakang lo bukan berarti gua ngikutin kali." Balasnya santai.
"Udah mag, balik aja yuk." Blair menengahi.
"Liat aja lo!" Aku berteriak lagi sebelum Blair menutup mulutku.
"Udah deh Gie.. Gausah diurusinlah cowo kaya dia." Tegur Blair.
"Abisnya nyebelin sih." Ucapku mendumel.
"Jangan suka bilang gitu, nyebelin-nyebelin taunya suka."
"Ih apaan sih amit-amit."
"Selow atuh, gua cuman ngasih tau doang." Ucap Blair.
"Tadi juga dia bilang gua lucu,gua ga kenapa - napa tuh. Biasa aja." Aku spontan bercerita, dengan sedikit kebohongan.
"Siapa yg minta diceritain." Ucap Blair dingin.
"Ya kan gua cerita doang.. Jangan gitulaah." Balasku sambil menyalakan mesin mobil. Sepanjang perjalanan aku dan Blair hanya asik dengan dunianya masing-masing, Blair sepertinya belakangan ini jadi semakin diam.