Maggie's Pov
"Maggie! " teriak Chad. Aku menengok kearahnya.
"Gua mau ngomong sama lo." Ucapnya lagi.
"Apa?." Tanyaku.
"Gadisini ngomongnya." Chad menarikku ke arah ruang musik, aku kebingungan.
"Kenapa harus disini?" Aku melirik ke Arah Chad.
"Ya disini aman."
"Jadi?"
"Vian." Aku mulai bingung dengan lagatnya.
"Vian? Kenapa?"
"Tadi dia ngomong apa ke lo, dia ga pernah kaya gitu senyum-senyum." Ucapnya cepat.
"Astaga.. Peduli apa sih? Lagi juga ga penting kok." Balasku.
"Penting buat gua maggie."
"Penting? Apanya yang penting." Tanyaku lagi. "Oh dan lagian juga Vian itu punya Dello, Okey?." Lanjutku sebelum Chad mengatakan sesuatu.
"Gua gasuka cowo lain senyum kaya gitu ke lo."
Lah, kenapa dia bisa ngomong kaya gitu?aneh.
"Emang lo siapa gua Chad." Tanyaku sambil tersenyum bingung.
"Gua.. Gua .. Ah terserah deh, gua balik duluan." Setelah Chad mengatakan itu dia langsung pergi meninggalkanku dan aku berdiri ditempat yang sama dengan kebingungan yang amat teramat bingung.
Setelah beberapa menit aku akhirnya berjalan pulang meninggalkan ruang musik itu dan terus berfikir kenapa.. Kenapa dan kenapa dia bisa berkata seperti itu.
"Non?" Supirku membuatku sadar dari lamunanku.
"Pak hari ini langsung ke rumah aja ya." Ucapku.
"Baik."
Saat mobil berjalan aku langsung mengeluarkan novel yang kemarinku beli di toko buku itu, dan lebih tepatnya lagi.. Chad membelikannya untukku.
"Kenapa harus Chad terus?" Ucapku sambil mengembuskan nafas panjang.
"Non, mobilnya mogok." Ucap supirku mendadak.
Eh? Mogok?
"Masa mogok pak?" Tanyaku panik.
"Iya non ini ga bisa jalan."
"Sebentar pak saya coba telfon bengkel dulu, coba itu diliat mobilnya kenapa."
Aku mengambil handphoneku dan menelefon ke bengkel langganan mama.
.......
..............
....................Agh, tidak diangkaaat! Bagaimana ini.. Baik sekarang aku panik.
Aku membuka jendela kaca dan berkata"Pak terus gimana dongg?" Tanyaku panik."ini bengkelnya gabisa ditelfon." Lanjutku.
"Aduh non mending cari taksi deh saya bisa lama disini, saya telfon bengkel temen saya aja deh."
Aku membuka dompet tosca kesayanganku, dan isinya tidak lebih dari 50.000 ribu. Tidak cukup buat naik taksi..
"Saya gapunya uang pak."
Saat aku menengok kesamping untuk melihat supirku, supirku sedang berbicara dengan pria.. Dan itu seperti seragam sekolahku..
Karena penasaran aku langsung turun dari mobil dan bertanya.
"Pak ngomong sama si-" aku berhenti bicara saat yang kutemui disana adalah.. Ya pasti kalian tau siapa.