3

33 9 3
                                    

Mereka duduk di sudut ruangan sambil mendengarkan pidato sambutan kepala sekolah.
Zayn memiringkan kepalanya ke arah Lilly.
"Seandainya aku tidak pindah apa yang akan terjadi" Tanyanya sekejap saja dan meninggalkan bekas selamanya.
"Tidak tahu" Lilly menggeleng.
Tanpa ia sadari Zayn sudah menggenggam tangannya erat.
"Hei kita akan berjumpa, lagi" Katanya.
Lilly mencoba mengangguk tanpa menangis walaupun itu susahnya bukan main.

Musik mulai mengalun, sejenak mengantikan sakit hatinya, ia mencoba berdiri dan berdansa, tapi kakinya seakan terlalu rapuh untuk diajak berkompromi.
Zayn membantunya, memegang pinggang dan tangannya.
Pelan tapi pasti mereka sudah dapat mengikuti irama musik yang mengalun.

Lilly menyelipkan sesuatu di saku Zayn. Surat yang sudah ia tulis saya semalam.
"Buka di pesawat besok" kata Lilly tersenyum manis.
Zayn menganguk pasrah, isi dari surat itu terputar lagi di benak Lilly.

Dearest Zayn
Words can not dicribe how much you meant to me.
You are my friend, as you always be.
Its hard to hear that you have to moved, but i let you go.
Go catch your dream, the only thing i ask is never forget me, the little girl that always knocking on your door to wake you up.
Remember me, little girl that you hold in the park,
Remember me your vanilla ice cream.
Rememberme when you stare at the window, remember my face when i look at the raod and wonder where they can take me go.
Remember me, purple prom dress.

I love you as always.
Lilly Jane Laine Adams

Semuanya berlalu dengan cepat, hal baik selalu begitu. Mereka pulang pukul sepuluh malam.

Ketika mobil berhenti di depan rumah Lilly, Lilly memeluk Zayn untuk yang terakhir kali dan menangis sejadi-jadinya. Kau tau menahan tangis itu lebih menyakitkan dari pada menangis itu sendiri.

Zayn memberikan kotak kecil pada Lilly, ia tersenyum manis.
"Pergi sementara tidak selamanya"
Lilly mengangguk.

Malam harinya ia membuka kotak pemberian Zayn, foto polaroid mereka, dibingkai dengan figura ungu bunga bunga. Tidak ada catatan, tidak ada pesan, hanya foto, ia mengambil figura itu dan meletakannya di samping meja.

Sisa malam ia lewati dengan menangis, alahasil pagi harinya ia bangun pukul 8, Zayn pasti sudah ada di suatu tempat di samudra pasifik atau mana pun itu, doa Lilly selalu untuknya.

The One That Got Away- Zayn MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang