Pesawat Lilly mendarat di LAX pukul 4 pagi, bisasanya semua orang akan mengantuk karena jet lag, tapi Lilly bahagia, hari ini ia benar benar merasa dekat dengan Zayn.
-Lilly POV-
Aku baru saja bangun tidur. Aku sekarang berada di hotel murahan dekat bandara.Jam menunjukan pukul 10 pagi, dan aku belum makan apapun, breakfast sudah ditutup dari pukul 9.
Jadi aku memutuskan untuk membeli camilan di toko dekat hotel.Terkadang ekspektasi jauh dari realita, beberapa toko terlalu ramai untuk dimasuki. Akhirnya perutku membuatku memasuki salah satu toko.
Baru saja masuk dan memilih beberapa camilan dan barang aku sudah mendengar suara gaduh dari pasangan di sebelahku, menjengkelkan .
"Hun, kau seharusnya tidak mengambil itu" kata si perempuan
"Hei aku melihat mereka memakai ini di internet" kata si lelaki.
"Hei, internet tidak selalu benar sayang" kata si perempuan.
"Hei, kita tidak tahu bagaimana cara membuat cupcakes selain itu, kita buruk sekali dalam hal memasak" kata si lelaki
Si perempuan tertawa.
"Adakah yang bisa membantu memilih gula?" tanya si lelaki keras.
• • •
"Aku" kataku.
Hei tidak ada salahnya membantu kan.
Pasangan itu melihat ke arahku. Yang laki -laki memakai masker di wajahnya, yang perempuan berwajah sangat cantik.
"Terimakasih" kata si perempuan.
Aku mengambil gula bubuk dan memberikan ya pada si perempuan,
"Cukup ditaburkan di atasnya" kataku
"Terimakasih.... Um ..."
"Lilly Adams" kataku tersenyum.
"Lilly, astagah Lilly ini keajaiban" kata si lelaki
Aku menatapnya bingung ketika ia melepas masker dan memperlihatkan wajah familiarnya.
ZaynAku langsung jatuh di depan rak bahan makanan menangis seperti orang gila, pacar Zayn membantuku berdiri. Kemudian Zayn memelukku erat, sama seperti malam sehabis prom.
"Hei jangan menangis Li, ayo eh namaku Gigi, Gi oke" kata Gi pacar Zayn.
Gi ternyata baik sekali, buktinya dia membantuku berdiri, mengelus rambutku saat aku menangis."Aku bilang apa Li, kita pasti bertemu lagi" kata Zayn
"Oh hun, bodohnya aku jadi ini Lilly teman masa kecilmu"
Zayn mengganguk, kemudian ia berkata.
"Teman yang paling ku rindukan" jawab ZaynUntuk sepersekian detik, aku berfikir Gi akan mengamuk, marah, atau apapun. Tapi ternyata tidak ia malah mengandengku dan berkata.
"Li, mampirlah ke apartement kami, kau dan Zayn bisa banyak bertukar cerita" katanya manis
Aku mengganguk, Gi adalah wanita yang baik, cantik.Seusai membayar beberapa barang, kami masuk ke mobil Zayn. Zayn mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, sampai akhirnya ia berhenti di salah satu apartemen di LA.
Saat aku masuk, aku dapat melihat bagaimana Zayn dan Gi mencurahkan hidup mereka pada apartemen kecil ini. Rasanya hangat dan terawat.
Gi meletakan bungkusan belanjaan di atas meja dapur. Ia mengeluarkanya satu persatu, ia menatapku sebentar dan berkata.
"Mau membantuku menyiapkan makan ?" tanya nya ramah
Aku mengangguk.
"Ya tentu, mau masak apa?" tambahku."Entah, pasta. Oh ya Li, berarti kau berasal dari London."
"Ya, kau"
"Miami"
"Kau merantau sampai LA"
"Tidak juga, 3 tahun lalu aku pindah, hanya aku, mencari pekerjaan"
"Lalu pekerjaanmu apa Gi"
"Aku bekerja di toko baju, Zee di bar, LA kejam Li, susah mencari uang disini"Aku menyadari itu, kataku dalam hati. Ya aku tak mungkin merepotkan mereka, tapi ada satu hal yang dari tadi ingin ku tanyakan, orangtua Zayn.

KAMU SEDANG MEMBACA
The One That Got Away- Zayn Malik
FanfictionBagaimana jika yang dulu hilang lalu kembali lagi. Itulah yang Lilly Adams rasakan, ia kehilangan teman masa kecilnya Zayn, tapi 10 tahun kemudian Zayn datang lagi di kehidupan seorang Lilly Adams. Zayn yang datang dengan seorang gadis cantik sebag...