7

30 8 1
                                    

Kepalaku pening diserang alkohol, seingatku aku minum 5 gelas. Seterusnya aku tidak ingat, padahal ujian masuk tinggal besok bukanya belajar aku malah mabuk-mabukan.

Ponselku bergetar, saat ku lihat ternyata momku menelfon.

"Li"
"Ya Mom, kau baik?"
"Ya, kau ?"
"Baik, aku bertemu Zayn"
"Oh, apa dia berubah"
"Sangat" kataku sambil tersenyum setengah tertawa.
"Menurutku perubahan ya bagus, caramu bicara menandakan kau bersimpati Li"
"Ya memang, dia lebih baik, dah mom aku harus belajar"
"Dah li"

Aku mematikan ponselku, merangkak di kasur menuju night stad mengambil aspirin kepalaku berdenyut denyut tanpa aspirin.

Setelah merasa agak baikan aku menelfon Zayn.

"Hei Li" aku suka suaranya.
"Hai, Zee"
"Ada apa Li"
"Jadi aku tidak boleh menelponmu"
Ia tertawa.
Aku tertawa
"Aku suka suaramu Li"

Deg.

"Oh ya"
"Ya, mau makan, hanya kau dan aku"
"Hmm, okay"
"Di Little Piece Of France"
"Okay, pukul 7"
"Hmm, aku pakai merah atau biru"
"Apapun, kau tetap cantik Li"

Deg

"Ya, ya, tuan perayu"
"Bye nona cantik" aku tunggu pukul 7 di depan hotel"
"Okay bye, i love you"
"I love you too Li

Astaga.

Aku benar benar mencintainya, Tuhan aku harus apa.
Salah kah aku jika mencintai kekasih orang.

Aku belajar sampai tengah hari, makan siang dengan lagsana instan yang ku masukan microwave. Setelah itu aku melanjutkan dengan menonton televisi.

Tidak terasa sudah pukul 5 sore, aku langsung mandi dan berganti baju. Kali ini lebih panjang dan anggun tidak seperti kemarin. Makenya pun hanya tipis dengan lipstic merah.

Eh tiba tiba saja aku ingat Gi. Bukan salahku kan, yang mengajakku makan Zayn, bukan aku yang mengajak Zayn.

Rambutku terlalu pendek jadi kubiarkan saja, sekarang sudah pukul setengah tujuh, jadi aku lanjutkan dengan membaca materi yang akan diujikan.

Malam ini aku tidak akan mabuk, tidak seteguk champagne pun, mungkin segelas, eh.

Ponselku berdering, Zayn padahal masih 20 menit, menuju pukul 7
"Ada apa Zee"
"Aku didepan Li"
"Okay aku turun"

Aku mematikan ponsel berjalan turun, aku bersumpah akan membunuh Zayn bila ia mengajak Gi, mengapa?
1. Dia berbohong
2. Aku benci Gi
3. Gi cantik
4. Aku terlihat jelek disebelah Gi

Untungnya Zayn tidak mengajak Gi, tapi holly shit, ia tampan sekali, astaga.

"Kau cantik Li"
"Hmm benarkah?"
"Aku tidak pernah berbohong"
"Ya ya terimakasih"
Aku dan Zayn tertawa

Zayn menggunakan kemeja dan jins, aku dengan gaun agak panjang. Kami sebenarnya serasi, tapi sayang dia kekasih orang.

"Mana mom dan dad mu Zayn"
Bukanya lancang aku benci penasaran, aku benci memendam pertanyaan, sunguh.

"Ya, mereka di Spanyol"
"Eh, serius"
Zayn mengangguk.
"Kau tidak ikut pindah Zee?"
"Kau tahu aku tak sampai hati meninggalkan Gi"

Oh jadi masalahnya Gi, aku juga kasihan padanya kalau harus jujur.

"Dia pacarmu eh"
"Ya, tapi asal kau tahu Li, aku lebih cinta kau, sungguh." kata Zayn mantap.

Baper itu indah 😍

The One That Got Away- Zayn MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang