9

31 7 0
                                    

Semua yang terjadi berputar-putar di benakku, aku benar benar binggung, aku tidak mungkin mengerjakan tes dengan pikiran campur aduk begini.

Akhirnya aku menyerah dan tidur.

Tuuuut, tuuuut
Ponselku berbunyi nyaring, dengan engan aku mengambilnya dari night stand, telefon dari Gigi , pukul 12 malam.

"Lilly, apa Zayn masih bersamamu katanya ia mengajakmu makan ini larut sekali aku khawatir"
"Eh tidak kami pulang setengah 10 Gi, apa dia belum pulang" kataku panik.
"Iya dia belum pulang, aku takut ia melakukanya lagi"
"Melakukan apa"
"Balapan liar, narkoba, Li dulu dia begitu"
"Eh sungguh, ayo kita cari dia"

Aku menutup sambungan telepon ya secara sepihak, langsung mengambil jaket, mencari kunci mobil, dan turun ke parkiran.

Pukul 12 malam aku melewati jalanan LA, memacu mobil sewaan ini ke 90 kilometer per jam menuju apartemen Gi, yang jaraknya tidak terlalu jauh.

Ternyata Gi sudah menunggu di luar, ia langsung berlari kearah mobilku, dan masuk.

"Hei kau tidak marah kan aku makan dengan Zayn"
"Tidak Li, santai saja"
"Okay, nah jadi sekarang kita ke mana?"
"Jeffson road, tempat balapan liar, agak jauh jadi kita harus cepat, aku tunjukan arahnya Li"
Aku mengganguk

Kali ini aku memacu mobilku 100 kilometer perjam, jalanan kosong menjadi teman baik ku kali ini. Tempatnya sekitar 30 kilometer dari hotel aku menginap, perjalanan ya cukup singkat karena aku mengendarai mobilku cepat.

Setelah kami parkir kami menuju kerumunan orang yang sedang menonton balapan, disana ramai sekali.

"Hei kau lihat Zee" tanyaku.
Wanita itu menggeleng
Pertanyaan itu sedah ku lontarkan setidaknya 10 kali ketika ku dengar Gi berseru.

"Li sini"

Aku pergi menghampirinya, ia menunjuk ke dalam gudang peralatan, isinya macam macam onderdil dan beberapa mobil cepat yang harganya pasti mahal.

"Zayn, kau didalam" aku berteriak.

Seseorang keluar dari belakang meja kerja, dan itu Zayn.
Ia berlari dan memelukku erat, aku diam membeku, rasnya aku ingin menamparnya dan berkata, ada Gi bodoh.

Tapi sebelum aku melakukannya ia sudah melepas pelukan dan mencium Gi, sungguh aku iri.

Aku benci seperti ini, aku sendirian, Zayn bersama Gi, aku merasa ditelantarkan.

"Apa yang kalian lakukan" tanya Zayn
"Menjemputmu bodoh" jawabku
"Astagah, sudahlah oke, aku baik aku akan pulang pukul 2. Li tolong antarkan Gi, Li pulang dan istirahatlah oke kau ada tes besok"
Aku mengangguk.
"Ayo Gi"
Gi mengangguk dan mengikutiku masuk mobil.

Aku sampai di hotel pukul satu lebih sedikit, langsung merebahkan diri dan terlelap.

Paginya aku bangun pukul setengah 7, mengecek hp ada beberapa sms masuk dari Zayn.

-Terimakasih sudah khawatir sayang (:
- Semangat mengerjakan tes nona cerdas.
- Telepon aku saat bangun tidur.

Aku baper

Aku tersenyum sendiri melihat pesan dari Zayn, semoga saja Gi tidak lihat. Eh berarti statusku selingkuhannya ya sekarang.

Aku mandi dan memakan sarapan ku, pancake pisang dengan nutela. Selanjutnya aku memakai baju ku yang paling sopan, dan berdandan secantik mungkin, baru pukul sembilan aku menelfon Zayn.

"Kau baru bangun Li"
"Tidak, sudah dari tadi sayang, aku tidak mau menggangu tidurmu"
Ia terkekeh pelan.
"Kapan tes mu mulai"
"Pukul 10, aku akan segera berangkat oke"
"Hmm, aku doakan kau berhasil"
"Hmm terimakasih Zayn"
"Jangan dipanggil Zayn, aku lebih suka panggilan yang tadi"
Aku tertawa.
"Terimakasih sayang"

The One That Got Away- Zayn MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang