Dodo POV.
Yah, sekarang gue and the geng lagi nongkrong di cafe depan sekolah. Apaan banget bahasa gue pake 'nongkrong'. Awalnya sih mau bahas pelajaran eh akhir-akhirnya nyambung gosipin anak. Cewek mah gitu /dilirik Shofia, Bella, Aliya, Nadine. Ampun.
"Buset gue lupa!" celetuk Ony sambil nepuk dahinya.
"Paan?" tanya Bella tanpa menatap orang yang ditanya. Nih anak sukanya gitu.
"Gue belum ngerjain tugas B.Indo buat besok! Mana banyak lagi!" keluh Ony, wajahnya melas bingit. "Lo udah kan, Bel?"
Bella melirik Ony yang tengah mem-puppy eyes kan matanya. Gue lihatnya pingin gumoh.
"Najis" desis gue.
"Udah. Nanti malem gue fotoin, lo ON kan?" tanya Bella sambil kembali menatap bukunya.
Wajah Ony langsung sumringah. Gue hanya memutar bola basket--eh maksud gue bola mata. Najis deh nih anak. Kalo ada mau nya aja sok baik, emang kebanyakan temen gitu sih/loh.
"Makasih Bella, mumumuah!"
Seketika seluruh isi ruangan lari kesurupan lalu bunuh diri.
GAK LAH.
"Najis. Lo itu banci prapatan apa gimana sih?! Jijik sumpah! Mana gituin Bella lagi, iya kalo gue gapapa" ups.
Dan seketika semua orang natap gue dengan pandangan aneh, sedangkan Bella malah melotot ke gue. Oke gue emang keceplosan. Alamiah kok/eh.
"Kenapa, Do? Lo gapapa NGAPAIN Bella?" goda Aliya sambil menekankan kata 'ngapain'.
"Mulai si Queen Omes" ucap Bella dengan tawa kecilnya.
"Apa apa? Dodo ngapain Bella?" tanya Shofia. Kami semua menahan tawa.
"Dede nya gaboleh tau, nanti dimalahin kaka Bella" jawab Nadine dengan gaya cadel seperti anak kecil.
"Bell, Nadine gabolehin gue tauu ... Gue kan kepo! Bilangin!" rengek Shofia.
"Gak. Lo juga gaboleh tau ya dedek. Lo masih kecil" jawab Bella tanpa melirik Shofia sedikit pun.
"Kan umur lo sama kayak gue! Kita kembar, bego!"
"Tua an gue 5 menit"
"Sama aja, kan artinya kita sepantaran"
"Gak bisa. 5 menit lebih muda dari gue sama aja masih kecil"
"Emang lo patokan umur tua muda?!"
"Iya, jadi lo masih kecil"
"What?! Tapi kan!"
Yah mulai. Gue hanya nonton teater picisan ini sambil sesekali menguap. Emang dasar kembaran annoying. Ampun ampun.
Tanpa sadar gue ngeliat mereka berdua sambil senyum-senyum sendiri. Akhirnya gue sadar setelah disikut sama Ray.
"Kenapa mulut lo? Kok kayaknya gabisa lepas dari senyum?" goda Ray.
"Nothing." jawab gue lalu beranjak dari kursi.
"Kemana, Do?" tanya Nadine.
"Toilet. Mau membasahi tanah air" jawab gue lalu berbalik dan segera menuju toilet.
"Membasahi apa, Do?" itu Aliya yang ngomong.
"ALIYA, PLIS" protes Bella dengan wajah memelas. Kami semua tertawa lalu gue kembali melanjutkan aktivitas yang tertunda.
Lega. Setelah gue selesai gue harus segera balik dan melihat apakah debat antara bocah kembar itu masih berlangsung.
Drrttt ... Drrttt ...
KAMU SEDANG MEMBACA
PEKA!
Teen Fiction"Nih kenapa anak deket deket gue gini sih? Kurang temen mas? Males banget, tapi dia ganteng sih. EH engga! Bodo lah, cowo emang gak peka!" -Bella. "Nih cewe jual mahal kali ya? Udah gue kodein juga kaga peka. Bukan anak pramuka kali gabisa baca baca...