PEKA!

Closer

Garin POV

Udah pagi ya?

Ini kaya bukan kamar gue. Gue dimana? JANGAN JANGAN, GUE, DICULIK SETAN.

Bego.

Iye, gue inget ini di appart Bella... sama Fia. Duh, Fia. Sigh, gue masih gak paham sama Fia.

Gue bergegas keluar kamar dan menuruni beberapa anak tangga, pada anak tangga terakhir gue mencium sesuatu yang gurih. Enak. Bella udah balik kali, gak mungkin Fia bisa masak.

Sedetik kemudian gue melihat seseorang di dapur dengan celemek berwarna pink dan terdapat gambar beruang di sana.

Yea, bukan Bella yang masak, tapi Fia. Gue meragukan rasanya meskipun baunya enak.

"Bisa masak emang?" Sapa gue ramah, waw.

"Ngejek aja terus" Gerutu Fia sambil memanyunkan bibirnya dan terus menggerutu, gue gatau apa yang dia omongin.

"Yang enak ya, gue laper" Ucap gue lagi sambil mendaratkan pantat gue di kursi makan.

"Siapa yang buatin buat Garin? Orang ini buat Fia sendiri" Gue melongo.

Oooooooooooooooookay Fi. Yes. Setelah itu dia pergi membawa roti isi telur di tangannya dan satu lagi di piring, tapi sebelum dia benar benar pergi dari dapur dia melempar piring yang di atasnya ada roti isi ke meja depan gue.

"Kalo gaenak gausah protes, masak aja sendiri" Ucapnya ketus, gue terkekeh. Bego dia.

Gue memulai memakan roti isi buatan Fia, not bad sih rasanya. Gue keinget kejadian semalem, apa gue perlu bahas itu sama Fia? Bahas aja dah, dari pada mimpi buruk mulu.

Gue berjalan ke ruang tengah dan mendapati Fia lagi liat . . .yeah, anu..

.

.

Disney Channel. Dia nonton serius banget, gak kedip.

Gue duduk di sebelah dia dan Fia pun sedikit kaget dan menggeser sedikit tubuhnya menjauh dari gue, ekspresinya itu lho, antara jijik sama takut.

"Ngapa lu?" Tanya gue heran dan dia cuma menggeleng singkat lalu melanjutkan nonton Shofia The First. Bukannya gue ada apa, tapi gaada yang bisa gue perhatiin selain Fia. Nonton tv? Sama aja liat berita sianida, bosen. Gue gatau seberapa tinggi selera humor Fia, tapi dia ngelihat Shofia The First sampe ngakak anjir dan tawanya itu, lucu.

Blush.

Fak fak fak fak

Kenapa gue yang blushing fak. O tidak.

"Fi, anu, yang kemarin, gue minta maaf ye. Gue gak ngerti lo kenapa" kelihatan kalo Fia kaget, tapi berusaha menetralkan ekspresinya lagi.

"Santai aja" jawabnya sok santai, padahal dia ngomong begitu dengan nada kaku.

"Cerita Fi" Ucap gue akhirnya, meskipun gue gamau sepenuhnya denger ceritanya. Hehehe.

"Ha? Ngapain cerita sama lo?" Jawabnya. Wth Fi, lo berubah banyak. Ba nya k. Kalo gini gue dibunuh Bella minggu depan. Um, kalo Bella balik sekarang sih, yaudah gue mampusnya sekarang.

"Umm, Fi. Serius, lo kenapa?" tanya gue dengan nada serius dan ini emang bener bener serius, gue menolehkan wajah Fia dari arah TV ke muka gue. Terlihat banget dia kaget dan berusaha ngelepass mukanya dari tangan gue, tapi dianya lemah. Dasar payah.

"Ndo popo guo Lin" *Nda papa gue Rin* seketika gue ketawa sekerasnya, astaga muka dia lawak sumpah. Pake matanya juling ngelihat bibirnya yang gue teken jadi kaya ikan, ngomongnya gak jelas lagi. Astaga gue gak bisa berhenti ketawa, help.