17

1.2K 40 5
                                    

Shofia POV

Gue nih kaya kucing yang lagi buang hajat di antara suami istri (manusia) yang mendekati kata cerai gara gara ada si cewe selingkuh.

Ya begitulah nasib gue, dicampakkan /hiks/ dibuang /Idung dipenuhi ingus/

^ orang gila yang ngomong. ps: tiba tiba bella mampir, terus nulis ini.

Gue kembaran Bella, gue ngerti Bella lebih dari siapapun. Tapi jelas, Mama ngerti kita berdua lebih dari apapun.

Gue tau Bella lagi galau apa lagi seneng atau lagi PMS tingkat dewa. Mungkin sekarang dia pada masa yang belum gue teliti.

/gue jenius, jadi pake bahasa 'teliti'/

Kadang dia suka marah marah, terus ketawa sendiri, gue kan jadi bimbang akan perasaan ini.

/Gue sebenernya gak tau apa yang gue omongin/

Mungkin ini adalah masa-Bella yang baru, yaitu...

jeng jeng jenng

BELLA PADA MASA GILAAAAAAA!

yes.

Dia gila anjay, lu gak tau seberapa nakutin dia pas lagi mojok sendiri di kamar?

Kaya psikopat anying, gaada lucu lucunya.

Gila gila.

"Lu ngapain?" Tiba tiba ada yang nepuk pundak gue.

"HELL!" Sontak gue teriak, lagi bayangin yang horror, eh tokohnya muncul.

"Fia, lo ngomong kotor lagi, gue strika mulut lo" Reflek gue nutupin mulut gue.

Bella ketawa.

Anying nih anak. Ketawa lagi, kan gue makin takut dan mengeluarkan hipotesis bahwa dia kerasukan atau gila.

"Lu ngapain liat gue kaya gitu?" Tanyanya sambil bergerak duduk di sebelah gue.

"Ng-nggak apa apa" Jawab gue gagap.

"Bego, lu kira dengan lu jawab gak apa apa dengan nada gagap menunjukkan lu itu emang gaada apa apa?" Tanyanya santai sambil mencomot kue lapis Surabaya di meja makan, yang sebenernya itu habis jatuh ke lantai.

Tapi gapapa, belum 5 menit kok.

Tapi kan habis ada lalat nemplok.

Gapapa, satu doang.

"Iyalah, gak papa" Jawab gua sesantai mungkin yang sama sekali gak santai.

"Ada apa sih Shofia cantik, menawan, dan rupawan?" Tanyanya kembali dengan membernarkan kalimat yang benar benar menunjukkan seorang Shofia.

"Ih malu" Gurau gue sambil menutup mulut "Salah kali, seharusnya gua yang nanya kenapa lo bisa jadi gila kaya gini?"

"Gila? siapa gila? lo? jelas" Balas Bella.

"Bukan! Lo yang gila, bukan gue" Gue menjawab dengan kesal.

"Kok gue? apa dasar lo nunjuk gue sebagai orang gila?" Perdebatan pun dimulai, Bella mengatakan hal itu sambil menggerakkan jarinya seperti membuat sayatan miring di dahinya yang menunjukkan dia gila.

"Pertama, lo mojok gak jelas terus pasang muka serem. Kedua, lo kadang marah tingkat dewa terus tiba tiba jadi jinah sejinak silet. Ketiga, dari lahir lo terlahir gila. Selesai" Jelas gue, yang terakhir cuma becandaan, yang percaya bego.

Bell tertawa mendengarkan penjelasan gue, laknat dia mah. "Gini ya Shof, gua lagi anu, jadi jangan anuin gua, soalnya anu itu menganu Shof. Mending lu berbuat yang sedikit anu biar bermanfaat" Balasnya.

PEKA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang