Part 23. Real

3.9K 189 0
                                    

"Mau bawa gue kemana sih elah?"

Kalau kemarin Belinda yang ajak Rafa jalan-jalan, sekarang Rafa yang maksa Belinda buat ikutin dia ke suatu tempat.

"Udah ikutin aja, ntar juga lo bakal tau"

Belinda pun gak jawab ucapan Rafa, dia cuman pasrah tangannya ditarik-tarik oleh Rafa.

"Bentar lagi nyampe nih"

Tak lama, sampailah mereka di suatu tempat dan mata Belinda pun langsung berbinar saat melihat tempat yang ia lihat sekarang.

"Surprise" bisik Rafa di telinga Belinda.

"Astagaa, ini kan sungai Jordaan kan?" Belinda tersenyum lebar menatap Rafa

"Iya, lo pernah bilang ke gue kalo lo pengen ke sini kan, soalnya di film yang lo tonton dan lo baca novel nya apa tuh judulnya? Hmm, The Fault In Our Stars ya? Lo bilang tempat nya romantis, makanya gue bawa ke sini"

"Ya ampun, bahkan gue yang ngomong pun lupa pernah ngomong kayak gitu ke lo. By the way, makasih banget ya udah bawa gue ke sini"

Rafa hanya tersenyum dan mengangguk.

"Duduk situ yuk" Rafa menarik dan membawa Belinda ke salah satu bangku yang ada di pinggir sungai itu.

"Gak berhenti-berhenti neng senyumnya" Rafa menyadari bahwa dari tadi Belinda masih tersenyum dan belum berhenti-henti.

"Lo tau apa yang gue pikirin?" tanya Belinda

"Apa?" Rafa memasang muka penasaran dengan jantung yang berdetak kencang.

"Gue ngebayangin kalo gue bakal ke sini sama orang yang sayang sama gue, yang bakal ngisi hari-hari gue ke depan, yang bisa bikin gue seneng terus setiap hari. Dan ternyata lo yang bikin bayangan gue itu jadi kenyataan."

Setelah mengatakan itu, bibir Belinda langsung tertutup rapat disertai detak jantung yang sama kencang nya dengan Rafa. Belinda baru saja sadar apa yang barusan dia katakan, bahkan dia bingung kenapa kata-kata itu keluar dengan lancarnya dari mulutnya.

Lain hal dengan Rafa yang merasa terbang ke langit karena ucapan Belinda barusan. Secara gak langsung, rasa suka nya ke Belinda gak bertepuk sebelah tangan. Rafa tahu, Belinda punya perasaan yang sama dengan dirinya dan baru saja diakui Belinda tanpa sadar.

"Ternyata kita punya perasaan yang sama dan gue seneng akan hal itu" ucap Rafa

"M-maksud lo?"

"Eh enggak-enggak. Anggep aja gue gak ngomong apa-apa tadi."

"Boong! Gue denger tadi lo bilang apa."

"Oke, gue akuin, dari awal gue kenal lo gue amat sangat tertarik sama lo. Dan pas gue tau lo di bully sama Emily karna lo deket sama gue, gue coba buat lindungin lo tanpa lo sadar"

Belinda hanya diam dan mendengar ucapan Rafa tanpa ingin memotongnya. Perutnya sudah terasa seperti ada kupu-kupu yang terbang kesana kesini.

"Entah kenapa gue selalu pengen ada di samping lo, nemenin lo kemana pun lo mau, bikin lo senyum, bikin lo seneng, dan hal-hal lain yang tadi lo bilang itu. Tadinya gue emang gak percaya sama yang namanya love at the first sight, tapi akhirnya gue percaya karna gue yang ngalamin sendiri sekarang, dan orangnya pun ada di depan gue detik ini, lo."

Rafa menghela nafas lega karena isi hatinya yang selama ini ia pendam akhirnya bisa di dengar oleh si pencuri hatinya, Belinda.

"Gue kira cuman gue yang ngerasa kayak gini sama lo." Rafa menoleh.

Lovely EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang