Part 24. Come Back Home

3.4K 172 3
                                    

"Murung terus neng dari tadi."

"Abisnya gue masih gak rela kalo besok kita udah pulang ke Indo, gue kan masih betah disini."

"Lo masih betah disini gara-gara ini Belanda atau gara-gara cowok disini, hm?"

Yang ditanya hanya menengok dan mengeluarkan cengirannya.

"Dua-dua nya dong."

"Ih Belinda, lo mah gitu sama gue!"

"Apa sih Rafa? Rusuh deh."

Memang hari tersebut adalah hari terakhir mereka berada di negara orang tersebut.

"Ya udah, lain kali kalo misalnya gue ada liburan lagi, gue ajak lo deh."

Belinda menoleh dengan mata berbinar, "Beneran?"

"Iya lah, apa sih yang nggak buat lo?"

"Eh, cape nih jalan mulu, duduk situ yuk." Belinda menunjuk sebuah bangku yang ada di tengah taman.

Karna hari ini adalah hari terakhir mereka, Belinda mengajak Rafa pergi ke taman tempat mereka 'resmi', dan dengan senang hati dikabulkan oleh Rafa.

"Oh iya, tadi pas kita ke tempat pernak-pernik gue nemuin ini." Rafa mengeluarkan dua buah gelang.

"Itu apa?" tanya Belinda.

Rafa menatap Belinda dengan wajah sangat datar, "Ya ini gelang, bego."

"Ish, gue juga tau itu gelang! Maksud gue, buat apa?"

"Siniin tangan lo."

Rafa mengambil tangan kanan Belinda dan memakaikan gelang tersebut.

"Pakein dong bebeb." Ucap Rafa dengan nada manja nya.

Belinda mendelik, namun tetap memakaikan gelang tersebut di tangan kiri Rafa.

"Bukannya kita udah ada cincin barengan ya?" tanya Belinda.

"Iya, itu kan pas kita masih pura-pura, kalo yang ini versi terbaru nya."

"Ada-ada aja lo."

"Waarom doe je dit voor mij?"

Tiba-tiba di depan mereka ada seorang perempuan yang menangis dengan laki-laki yang berusaha menjelaskan sesuatu, dan seorang perempuan di belakang mereka yang hanya diam.

"Dis is niet wat je ziet, heb je heb mis!"

"Mereka kenapa sih?"

Rafa menoleh, "Itu cewek kayaknya ngeliat pacarnya lagi berduaan sama cewek, terus cewenya nangis, tapi cowoknya bilang kalo yang diliat bukan kayak yang kejadiannya. Alesan klise banget itu."

"Vergeef me, ik beloof niet om het opnieuw te doen." Laki-laki itu memegang tangan pacarnya dan terlihat sampai menangis.

"Kayaknya cowok itu beneran sayang sama ceweknya deh."

"Sok tau lo ah, tau dari mana coba?"

"Ih beneran tau! Yang gue baca sih, kalo cowok udah sampe nangis buat cewek pasti cowok itu beneran sayang sama ceweknya. Tau sendiri lah cowok itu jarang banget nangis di depan orang."

"Gue gak tau sih, gue kan gak pernah nangis gara-gara cewek."

"Iyalah, yang ada lo yang nangisin cewek-cewek."

"Yeu, sok tau lo. Tapi, gue janji gue gak akan bikin lo nangis soalnya liat air mata lo jatuh setetes pun itu bakal bikin hati gue sakit berkali-kali lipat."

Lovely EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang