Part 31. Confusion

3.2K 148 4
                                    

PIC:  KARIN

Dia merenung di rumah pohon yang ada di rumahnya.

Mulai mengeluarkan sebuah cairan yang ditahannya dari tadi.

Rumah pohon yang menjadi kenangannya dengan orang itu.

Orang yang sudah menyakiti hatinya.

'Gue gak nyangka lo gitu ke gue.' Batinnya.

Orang itu sudah menelfon dan mengirimnya puluhan chat, tapi tak satupun dihiraukannya.

Hanya waktu untuk sendiri yang dibutuhkannya saat ini.

Dia, Belinda.

Setelah acara makan tadi, Belinda pergi ke kamarnya dan seketika mengingat rumah pohon yang ada di belakang rumahnya.

Tempat itu merupakan tempat yang membuatnya nyaman.

Walaupun masih berbekas kenangannya dengan Rafa.

Di lubuk hatinya, Belinda ingin berusaha mendengar penjelasan Rafa.

Tapi, ego nya berkata lain. Menyuruhnya untuk lebih percaya dengan apa yang dilihatnya.

Dan ego itu menang.

Ting!

Sebuah notification muncul di layar handphone nya.

Chat LINE yang berisi, 'Lo dimana? Kapan balik?' dari Ardi.

Belinda tersenyum tipis membacanya.

Ia masih tidak menyangka bahwa dulu Ardi adalah anak laki-laki yang menarik perhatiannya.

Baginya, Ardi adalah orang yang baik, lucu, perhatian, dan pengertian. Saat sedang sakit hati, Ardi lah yang ada di sisinya dan menenangkannya.

'Andai gue bisa suka sama dia lagi,

tapi sayangnya gue gak bisa.'

Ting!

Chat lagi dari Ardi yang berisi, 'Lo gak berniat bunuh diri cuman gara-gara sakit hati kan?'

Karena tidak ingin membuat orang lain cemas, Belinda mengambil handphone nya dan membalas, 'Gpp.'

Dalam hatinya Belinda bertanya.

Apa dirinya bisa melewati hari-harinya tanpa Rafa di sisinya?

Apa dirinya bisa memaafkan Rafa?

Mana yang harus dipilihnya, hati atau ego?

***

Sekolah yang ramai terasa sepi bagi Belinda.

Saat melewati lapangan ketika baru sampai di sekolah tadi, hatinya kembali sakit saat mengingat kejadian yang ingin dilupakannya itu.

"Ih lo mah ga asik ah, bengong terus dari tadi."

Sebuah suara mengacaukan lamunannya.

"Masa lo jadi berubah diem gini sih gara-gara kemaren?" tanya orang yang duduk di sebelahnya.

Orang itu menghela napas, "Gue tau lo sayang sama dia, malahan cinta, tapi lo jangan sampe jadi gini dong."

Belinda menoleh, "Abis gimana dong, Rin? Gue baru pertama kali yang namanya pacaran, dan saat gue lagi bahagia-bahagia nya, gue malah disakitin seketika."

"Iya, gue tau. Tapi, gak bisa lo maafin dia? Muungkin aja itu emang salah paham, kan?" tanya Karin.

"Gak tau. Hati gue bilang iya, tapi ego gue bilang nggak."

Lovely EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang