Di waktu istirahat, Belinda dan Karin masih berada di kelas mereka untuk menyelesaikan catatan mereka.
"Banyak banget sih gila catetannya." keluh Karin.
"Emang, gak ada kerjaan bikin catetan segini banyak, buat orang males baca jadinya."
Di saat bersamaan, Aldi dan Aldo masuk ke dalam kelas mereka.
"Ngapain lo berdua?" tanya Aldo sambil duduk di depan Belinda.
"Nyatet."
"Lama banget nyatetnya. Ngobrol ya pas pelajaran?" tanya Aldi kepada Karin.
"Ih, siapa yang ngobrol? Orang emang banyak kok catetannya." Karin cemberut.
Melihat ada sesuatu yang mengganjal antara Aldi dan Karin, Aldo menatap Belinda, "Najis yang pacaran, ngumbar kemesraan."
"Kalian pacaran??" tanya Aldo.
Dengan bersamaan, Aldi dan Karin menyengir.
Belinda yang sudah menyelesaikan catatannya pun menepuk bahu Aldo, "Yang sabar ya, lo bisa kok nyari cewek yang lain."
"Hah? Gue udah tau kali kalo mereka pasti bakal jadian. Tadinya gue emang suka sama Karin, tapi demi Aldi gue mengalah."
Mendengar pengakuan Aldo, Aldi pun memeluk Aldo.
"Ahhhh, lo baik banget sih. Gue jadi terharu."
Aldo menjitak kepala Aldi, "Najis, jauh-jauh lo!" Aldi cemberut.
"Gue mau keluar aja ah, males disini ada pasangan baru, bikin ngiri." Belinda membereskan buku-bukunya dan berdiri.
"Ah lo, pas baru jadian juga lo begitu kan berduaan mulu sama si Rafa, bikin orang ngiri."
Mendengar nama Rafa, Belinda teringat dengan ucapan Karin. Dalam hatinya Belinda bertanya-tanya, apakah ia bisa bersikap biasa saja di depan Rafa?
"Lo jadi mau keluar? Gue ikut dong." Ucap Aldo dan ikut berdiri.
Aldo dan Belinda pun keluar dari kelas dan berjalan menuju kantin. Namun di tengah perjalanan, tiba-tiba Emily berdiri menghalangi jalan Belinda.
Belinda menatap Emily malas, "Mau ngapain lagi lo? Gak ada rasa bersalah? Gak malu udah bikin hubungan orang hancur?"
Dan seketika Emily menangis, "Gue mau minta maaf, gue tau gue udah gila, gue ngelakuin apa aja biar Rafa bisa suka sama gue, tapi gue sadar semua usaha gue sia-sia. Sampe kapanpun dan dengan cara apapun gue gak akan bisa dapetin Rafa. Dia bener-bener cinta sama lo dan gue gak bisa bikin Rafa berpaling dari lo. Gue sadar gue salah, gue mau minta maaf sama lo."
"Lo baru nyadar sekarang? Hah?! Lo kemana aja kemaren? Hati gue udah terlalu sakit liat apa yang lo sama Rafa lakuin!"
"Itu bukan Rafa yang salah, itu gue.Gue yang kemaren buat Rafa gak ke kelas lo dan gue yang udah nyi....nyium Rafa biar lo marah. Tapi ternyata, Rafa malah jadi benci sama gue. Yang harusnya lo marahin bukan Rafa, tapi gue. Gue tau gue udah keterlaluan, tapi gue mohon kasih gue maaf dari lo, gue pengen berubah jadi orang yang baik, gue mau jadi temen lo."
Dalam hatinya, Belinda sangat ingin memaafkan Emily karena mungkin Emily memang sudah sadar atas kesalahannya dan dalam dirinya Belinda memang masih menyayangi Rafa.
Tapi, Belinda tidak mau dibohongi. Dia tidak mau mengambil keputusan yang salah.
Aldo yang melihat Belinda diam tidak menjawab pun berbisik, "Menurut gue lo maafin dia aja, gue yakin dia udah bener-bener nyesel. Liat aja, itu dia udah nangis parah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Enemy
Teen FictionGue udah terlalu bosen baca Teen Fiction dengan tema 'benci jadi cinta'. Tapi, tanpa gue sadar, ternyata gue dan dia yang terjebak dalam situasi ini.