PIC: BELINDA
"Rafa..."
Yang disebut namanya pun menoleh dan matanya melotot melihat siapa yang memanggilnya.
Rafa mendorong gadis yang ada di depannya.
"Lo anjing! Lo udah bikin adek gue nangis!" Aldi yang amarahnya sudah memuncak langsung menonjok pipi Rafa.
"Ini yang namanya cowo? Gue udah usaha buat bikin dia selalu seneng, tapi segampang itu lo buat dia nangis? Dimana hati lo, Raf?" Aldi melanjutkannya dengan pukulan pada rahang Rafa.
"Ini bukan yang kayak lo semua liat! Ini salah paham!" Rafa sepertinya sedang berusaha menjelaskan kejadian yang sebenarnya, namun Aldi yang sangat menyayangi Belinda tidak memberinya kesempatan untuk berdiri dan terus memukul Rafa.
"Stop!" teriak Belinda sehingga Aldi berhenti melakukan aksinya.
"Bel..jangan...ntar lo makin sakit." Karin yang khawatir dengan keadaan Belinda hanya bisa mengelus lengan Belinda dan membuatnya tenang.
Dengan tangisan yang makin deras, Belinda berjalan ke arah Aldi dan Rafa.
"Belinda, percaya gue, please. Ini semua gak kayak yang lo –"
"Gak kayak yang gue liat? Iya?" tanya Belinda dengan nada yang tinggi.
"Basi tau gak alesan lo?"
Rafa yang tidak bisa berkata apa-apa lagi hanya bisa berusaha memegang tangan Belinda, namun Belinda menghindar dan menampar pipinya.
"Ini yang lo bilang sayang? Ini yang lo bilang lo gak akan bikin gue nangis? Hah? Jawab gue!" tanya Belinda dengan teriakan dan tangisan yang deras.
Rafa yang hanya diam membuat Belinda semakin marah kepadanya.
"Kenapa lo diem hah? Apa yang mau lo bilang ke gue? Inget sama pasangan yang ada di taman pas gue sama lo di Belanda?" tanya Belinda dengan mengganti kata 'kita' menjadi 'gue sama lo'.
Melihat Rafa yang masih diam membuat Belinda semakin kacau.
"Kenapa lo cuman diem hah dari tadi? Jawab gue! Lo inget gak?!" Belinda mengguncangkan bahu Rafa.
Rafa hanya mengangguk pelan.
"Lo yang bilang ke gue kalo cowo itu jelasin ke cewenya kejadian itu bukan kayak apa yang diliat pacarnya, dan lo liat sekarang, lo yang ngelakuin ini ke gue!"
Belinda yang sudah tidak bisa menahan kesedihannya langsung melepas cincin yang ia pakai, "Liat ini? Cincin yang lo kasih ke gue sebelum lo dan gue pacaran? Yang lo kasih ke gue pas hari terakhir camping?" dan membuangnya.
"Dan ini juga," Belinda melepas gelangnya, "Gelang yang lo kasih pas lo dan gue resmi di Belanda." dan membuangnya juga.
Rafa yang melihat Belinda membuang barang pemberiannya, merasakan sakit yang menyerang di hatinya.
Dan untuk pertama kalinya, Rafa menangis dalam diam karena seorang perempuan.
"Lo orang pertama yang bikin gue jatuh cinta di sekolah ini, dan ternyata lo juga yang bikin gue sakit hati. Puas lo sekarang? Hah?!"
"Kita putus."
Rafa yang dari tadi hanya menunduk, langsung mengangkat wajahnya. Ia merasakan beribu-ribu jarum menusuk hatinya saat Belinda mengucapkan kalimat itu.
"Bebel..." ucap Rafa pelan.
"Jangan pernah manggil gue kayak gitu!"
"Gue minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Enemy
Ficção AdolescenteGue udah terlalu bosen baca Teen Fiction dengan tema 'benci jadi cinta'. Tapi, tanpa gue sadar, ternyata gue dan dia yang terjebak dalam situasi ini.