Aldi: Rafa sadar.
Membaca pesan dari Aldi, Belinda pun membelalakkan matanya.
"Lo kenapa?" tanya Emily.
"Rafa udah sadar."
Belinda dan Emily pun lantas masuk ke rumah sakit dan segera berjalan menuju ruangan Rafa.
Sesampainya di depan kamar Rafa, mereka melihat Aldi, Aldo, dan Karin sedang duduk di kursi. Dan mungkin bagi yang mengingat Will, dia juga ada di sini.
"Will? Lo disini?"
"Iya, gue panik lah pas tau Rafa begini." jawab Will.
"Itu siapa Bel? Kenalin boleh kali." Bisik Emily kepada Belinda.
"Gampar, gue kenalin ntar."
"Kalo Karin? Katanya lo nemenin nyokap lo?" tanya Belinda saat melihat Karin.
"Iya, udah balik tadi gue langung kesini."
"Kok lo pada di luar?" tanya Emily.
"Tadi pas bangun dia langsung nyariin lo, terus kita bilang aja kita keluar nyari lo dulu. Masuk gih sana, udah dicariin pangerannya."
Dengan jantung yang berdebar, Belinda membuka pintu ruangan Rafa dan masuk ke dalam.
Mendengar suara pintu yang dibuka, Rafa menengok ke arah pintu.
Mereka pun bertatapan.
"Belinda." Ucap Rafa dengan lirih.
Tak mampu menahannya, Belinda langsung berlari dan memeluk Rafa.
"Gue minta maaf. Gara-gara gue lo begini."
Rafa membelai rambut Belinda, "Lo gak salah kok."
"Nggak, salah gue. Salah gue gak dengerin apa yang mau lo omongin. Gue nyesel. Sekarang lo kayak gini gara-gara gue."
"Udah-udah, jangan ngerasa salah terus. Yang penting sekarang kita udah baikkan kan?"
Belinda pun mengangguk dan tersenyum dalam dekapan Rafa.
"Gue sayang lo." ucap mereka bersamaan.
Diiringi dengan sorakan para orang-orang kepo yang berada di dekat pintu.
3 bulan kemudian
Saat ini, semua murid kelas 12 sedang mengerjakan deretan soal dengan serius.
Semua murid, terkecuali kelas 12 diliburkan karena pelaksanaan UN.
Ulangan kali ini adalah penentuan lulus tidak kah mereka nanti.
Pengerjaan soal ujian pun selesai, diiringi bunyi bel yang menandakan waktu untuk mengerjakan telah berakhir.
"Asli, susah banget soalnya!" ucap Aldi setelah mereka keluar dari ruang ujian.
"Emang gila, kepala gue sakit mikirinnya."
Rafa memukul kepala Aldo, "Makanya belajar, jangan mikirin Emily mulu."
"Eh ngomong-ngomong makin nempel aja lo sama si Emily." Ucap Aldi.
Aldo tertawa dan menaikkan alisnya, "Iya dong, si Ardi mah gak ada apa-apanya dibanding gue."
"Ah masih aja ngerebut-rebutin cewek. Untung gue udah nggak." sambar Rafa dengan bangga.
"Najis, yang udah akur mah beda."
"Gue awalnya gak percaya dia bakal berubah secepet itu." ucap Aldi.
"Lo kira gue percaya pas diceritain sama Belinda?" ucap Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Enemy
Teen FictionGue udah terlalu bosen baca Teen Fiction dengan tema 'benci jadi cinta'. Tapi, tanpa gue sadar, ternyata gue dan dia yang terjebak dalam situasi ini.