Part 30. Flashback

3K 155 0
                                    

PIC: ARDI

Flashback on

Seorang anak perempuan sedang berjalan di sebuah taman yang lumayan ramai.

"Belinda, kamu dimana, sayang?"

Anak itu berbalik saat mendengar namanya dipanggil.

"Mamaa!" Belinda berlari dan memeluk mamanya.

"Kamu kemana aja sayang? Dari tadi mama cariin."

Belinda kecil hanya menggeleng, lalu ia menunjuk seorang pedagang yang sedang menjual ice cream.

"Kamu mau?" Belinda tersenyum dan mengangguk.

"Kamu tunggu disini ya."

Ana pun pergi membeli ice cream yang diinginkan anaknya.

Belinda kecil duduk di sebuah bangku yang ada di taman tersebut. Ia melihat sekumpulan anak laki-laki yang sedang bermain bola. Ia tersenyum melihat seorang anak laki-laki dengan baju bertuliskan 'A'. Baginya, anak laki-laki itu menarik perhatiannya.

"Sayang."

Belinda menoleh dan tersenyum lebar melihat apa yang dibawa oleh mamanya.

"Ini buat kamu, jangan lari-lari lagi ya." Ana mengelus rambut anaknya.

"Ana!" panggil Billy, suami Ana.

Billy berjalan mendekati istri dan anaknya, "Ada apa?"

"Bantu aku membersihkan taman belakang, sangat berantakan."

"Oke Bil, aku bantu. Ayo Belinda, kita pulang."

Belinda yang tidak mau diajak pulang, menggeleng dan lanjut memakan ice cream nya.

"Biar aja dia disini, mungkin dia masih mau disini." Ucap Bill.

"Tapi, aku takut dia kenapa-kenapa."

"Dia gak akan kenapa-kenapa, Ana. Aku yakin."

Ana menghela nafas, "Kamu masih mau disini, sayang?"

Belinda mengangguk semangat.

"Ya udah, kamu boleh disini, tapi kamu jangan kemana-mana ya. Jangan pulang terlalu sore."

Belinda hanya mengangguk masih asik memakan ice cream nya.

Ana dan Bill pun pergi meninggalkan Belinda sendirian.

Di saat sedang asik memakan ice cream nya, tiba-tiba ada sebuah benda yang mengenai dirinya dan membuat ice cream nya jatuh. Belinda kecil yang melihat itu langsung menangis dengan keras.

"Hai, maaf ya, aku nggak sengaja." Ucap seorang anak laki-laki yang berdiri di depan Belinda.

Saat Belinda melihat orang yang berdiri di depannya, ternyata dia adalah anak laki-laki yang tadi menarik perhatiannya.

Belinda tetap diam tanpa menjawab anak itu.

"Ardi! Mana bolanya?" teriak anak laki-laki lain yang tadi sedang bermain bola.

Ardi melihat orang yang tadi memanggilnya dan menendang bola itu ke arahnya, "Ini Van bolanya, aku di sini aja."

Melihat Belinda yang masih menangis, membuat anak yang masih berumur 7 tahun itu merasa bersalah.

"Kamu kenapa masih nangis? Aku bikin kamu sakit ya?" Belinda menggeleng.

"Terus kamu kenapa?" tanya anak itu.

Lovely EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang