Belinda POV
Lama.
Jadi, tadi pas pulang sekolah si 3 cowok bego, a.k.a Rafa, Aldi, sama Aldo nyuruh gue nungguin mereka futsal.
Dan sekarang, udah satu setengah jam gue nungguin mereka main, tapi sama sekali gak ada tanda-tanda mereka mau selesai.
Karin, tadi dia udah balik duluan soalnya ada acara mendadak.
Jadi, dengan sangat amat terpaksa gue nunggu sendirian disini.
GUE MAU PULANG!
Karna gak bisa sabar lagi, gue akhirnya teriak ke arah mereka, "Woi, masih lama gak sih?!"
"5 menit lagi!" jawab Aldi.
5 menit?
5 menit yang dia maksud tuh gue bisa jalan kaki sendiri ke rumah, mandi, sama makan dulu?
Dari tadi kerjaannya 5 menit – 5 menit mulu, tapi gak selesai juga mainnya. Wtf.
"Belinda?"
Merasa dipanggil, gue pun nengok ke sumber suara.
"Kamu belum pulang?"
"Eh Pak Teguh? Iya pak, saya nungguin mereka tuh." Jawab gue sambil menunjuk mereka yang lagi main futsal.
"Oh gitu. Oh ya Belinda, kamu bisa bantuin bapak?"
"Bantuin apa ya pak?"
"Kamu sering ke toko buku gak?"
"Hmm, lumayan sih. Emang kenapa pak?"
"Saya mau minta tolong kamu buat nyari ini."
Pak Teguh nunjukin beberapa buku ke gue, ada buku tentang pelajaran, filosofi, buku pake bahasa inggris, dan banyak lagi.
"Oh, bisa pak. Kayaknya juga besok saya mau ke toko buku."
"Nah, kebetulan. Bapak nitip ya sama kamu."
"Eh tapi saya gak inget buku-buku apa aja yang bapak titip ke saya."
"Oalah, iya juga ya. Bluetooth aja deh ya fotonya."
Gue pun cuman ngangguk.
Abis acara bluetooth-bluetooth an pun, Pak Teguh langsung pamit pulang.
"Tadi Pak Teguh ngapain?" tanya seseorang yang tiba-tiba duduk di samping gue.
Pas gue liat siapa yang nanya ke gue, "Selesai juga lo main? Udah 5 menit nya?" sinis gue.
"Hehe, ya udah sih maap. Namanya juga lagi main futsal, ya gak inget waktu lah."
"Udah lo sana jauh-jauh dari gue! Bau keringet tau gak?!" ucap gue sambil mendorong-dorong badannya yang lebih gede dari gue.
"Dih, mana bau sih keringet gue? Wangi tau! Nih, nih." Elaknya sambil deket-deket gue.
"Rafa! jangan meluk- meluk gue!"
"Biarin ah, gue mau meluk lo aja, anget." Rafa makin mengeratkan pelukannya di gue.
"Rafaaa, jorok lo keringetannn"
"Biarin aja, gak peduli ah."
"Najis, jam segini udah bikin orang envy." Ucap orang yang kayaknya baru di depan gue.
"Ya Tuhan, tolong kasihanilah hamba yang jomblo ini. Hamba gak kuat diberi cobaan kayak gini. Kalo ngga datangkanlah jodoh hamba secepatnya. Amin." Aldi lebay banget sumpah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Enemy
Fiksi RemajaGue udah terlalu bosen baca Teen Fiction dengan tema 'benci jadi cinta'. Tapi, tanpa gue sadar, ternyata gue dan dia yang terjebak dalam situasi ini.