Part 28. Sadness Will Begin

3.5K 149 0
                                    

PIC: RAFA

"Kita mau lukis apa nih?"

Itulah pertanyaan yang dari tadi dilontarkan Ardi.

"Duh, dari tadi yang lo tanya itu terus. Bosen, tau gak?"

"Ya abisnya lo sama sekali gak kasih gue ide, ya jadinya gue gak tau."

Belinda lalu mulai berpikir sambil meletakkan telunjuk di keningnya.

'Lucu banget!', batin Ardi.

"Hm, gimana kalo sunset?" tanya Belinda.

"Mainstream ah." Jawab Ardi.

"Bunga?"

"Gak! Itu terlalu cewe ah."

"Gambar couple aja deh."

"Hah?" tanya Ardi bingung, namun seketika wajahnya berubah jadi sendu.

"Paham deh yang lagi berbunga-bunga." Ardi memasang fake smile nya.

"Nah, itu tau! Yuk lah mulai."

Mereka pun memulai tugas mereka. Belinda mulai membuat sketsa, dan kadang Ardi membantunya saat Belinda tidak membuatnya dengan benar.

Mereka berdua memang berbakat dalam hal ini. Jadi walaupun mereka sudah menghabiskan banyak waktu dalam memikirkan gambar yang akan dibuat, mereka dapat menyeimbangkan prosesnya dengan kelompok lain.

Saat sedang asiknya Belinda menggambar, Ardi menatap Belinda diam-diam.

'Jadi, lo udah lupa ya.'

"Di?"

"Ardi?"

"HOI!" Belinda berteriak di kuping Ardi, sehingga membuat Ardi, bahkan murid sekelas, dan gurunya melihatnya.

Belinda yang merasa sudah membuat gaduh menyengir dan meminta maaf, "Hehe maaf ya, lanjutin deh lanjutin aja."

Dan lalu kembali melihat ke arah Ardi.

"Lo ngapain sih?" tanya Belinda.

"Hah? Apanya ngapain?"

"Ya tadi lo liatin gue kayak ada apaa gitu."

"Gak ada apa-apa, ya udah lanjutin gih."

"Gambar ini nya dong, gue gak bisa. Susah banget." Belinda menunjuk bagian yang ia tidak bisa.

"Cupu lo ah, gitu aja gak bisa." Ardi mengambil alih kanvas beserta penyangga nya dan melanjutkan tugasnya.

"Eh, Di.", panggil Belinda tiba-tiba.

"Napa?" tanya Ardi tanpa mengalihkan pandangannya.

"Kok gue ngerasain sesuatu ya kalo liat lo?"

Ardi terkekeh, "Demen sama gue lo? Rafa mau di kemana in kalo lo sama gue?"

Belinda memukul pundak Ardi, "Ih apaan sih, bukan itu maksud gue. Lagian, gue gak akan berpaling dari Rafa."

"Terus?"

"Gue kalo liat lo kadang suka inget sama masa kecil gue gitu."

Ardi mengehentikan pekerjaannya.

"Hah?"

"Iya, gue ngerasa kayak pernah liat lo gitu sebelum lo masuk sini. Tapi, gue lupa dimana sama kapan." Jelas Belinda yang membuat Ardi menoleh.

'Belum saatnya.'

Lovely EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang