04

1.5K 121 0
                                    

Bagas sedang melajukan motor ninja merahnya. Ia menyipitkan matanya, melihat sosok seseorang yang nampaknya ia kenali. Ia menghentikan motornya untuk memastikan siapa orang itu. Ia membuka helmet dan melihat seorang perempuan yang tengah duduk dihalte sambil menangis.

Lah itu kan si Cat?! Napa tuh dia?!

Bagas ragu. Dia bingung mau samperin si Cat atau gak. Ah! Dia emang gak tegaan kalau liat cewek nangis. Akhirnya ia mendekati Cat dan mengulurkan sapu tangannya kepada Cat.

Cat menoleh kearahnya. "Ngapain lo disini?!"

Dih, tuh kan dia nyebelin lagi. "Gue tadi lewat sini. Lo ngapain sih nangis dihalte?! Emang gak ada tempat lain? Malu-maluin banget. Nih ambil!!!" Bagas memaksa Cat untuk mengambil sapu tangannya.

Seperti biasa, Cat selalu jual mahal pada Bagas, terkadang, Bagas juga begitu. "Ogah! Nanti lo minta dibales budi."

"Eh! Gue tuh kalau nolong orang ikhlas. Gak usah ngira gue segitunya kali!"

Cat termenung. Ia kembali mengingat kejadian dikafe. Air matanya mulai deras lagi. Bagas jadi panik, dia fikir, Cat menangis karena ucapannya. Bagas buru-buru duduk disamping Cat.

"Cat, duh, lo jangan nangis dong! Masa cuma gue marahin gitu aja nangis?! Cat. Berhentiin nangis lo. Disini rame tau, nanti gue dikira ngapa-ngapain lo lagi!!!"

Cat terisak-isak. Ia lalu menangis dipundak Bagas. Bagas tersentak! Dia terkejut dengan tingkah Cat. Namun, sepuluh detik kemudian, dia luluh dan menepuk-nepuk pundak Cat untuk menenangkannya. Tumben ya si Cat lemah begini, kenapa ya dia?!

"Lo jahaaaaat!!! Hiks."

Cat terus berteriak-teriak sambil memukuli dada bidang Bagas. Bagas semakin panik! Dia mulai risih dengan tatapan orang-orang disekitarnya yang menatapnya bagaikan ia seorang penjahat.

"Cat!! Udah ayo kita balik aja ke asrama!!"

Cat terus menangis. Terpaksa ia harus memaksa Cat. Bagas menarik lengan Cat sampai ke motornya.

Bagas menyuruh Cat naik dijok belakang motornya. Cat menurut saja, fikirannya sedang tidak beres sekarang! Mungkin dia tidak sadar kalau sekarang ia sedang bersama musuh bebuyutannya.

"Turun!" ujar Bagas saat sudah tiba diparkiran asrama.

Cat turun dari motornya Bagas. Ia seperti orang yang linglung.

"Kok gue disini? Lo ngapain?" Cat mulai nyolot lagi.

"Lo gak inget lo tadi nangis dihalte?!" dipundak gue malah, lanjutnya dalam hati.

Cat mencoba mengingat semuanya. Akhirnya, ia dapat mengingat semuanya. Termasuk alasan kenapa ia menangis di halte. Dandi!

Wajah Cat kembali murung. Ia lalu berjalan begitu saja entah kemana.

Bagas mengerutkan dahinya. Ia bingung melihat sikap Cat. Kira-kira apa ya yang membuat Cat murung seperti itu? Tapi terserah lah, bukan urusan dia juga.

°°°

Sabtu dan minggu sudah terlewati. Sekarang saatnya kembali ke rutinitas sekolah.

Cat sudah tidak bersedih lagi. Begitulah dia, dia sekalinya bersedih akan sangat murung, tapi itu tidak akan tahan lama. Karena dia bisa cepat melupakan kejadian-kejadian sedih. Sayangnya, dia tidak bisa cepat melupakan...Dandi.

BRUG!!!

Argh. Bahaya!!! Bagas menabrak Cat! Eh, atau Cat menabrak Bagas? entah lah. Yang pasti, mereka bertabrakan!!!

Perang dingin akan terjadi lagi.

"Lo gimana sih! Kalau jalan tuh pake mata!"

Bagas menatap sinis Cat, ck, dia mulai menyebalkan lagi! "Jalan pake kaki lah."

Erhhhh. "Terserah!"

Bagas tertawa kecil, "Kenapa? Udah nyerah? Ngaku kalah nih?"

"Eh! Jangan sembarangan, mana mungkin gue kalah sama orang sok kecakepan kayak lo!"

"Hum, gak mau ngaku!"

"Eh, gue bukannya gak mau ngaku! Tapi emang gue gak kalah!"

Bagas melipat kedua tangannya didada, ia menaikkan sebelah alisnya. Errrh. Semua cewek yang berada disekelilingnya berteriak histeris! Kecuali...Cat. Bagas menatap Cat dengan tatapan menantang. "Oh ya NONA?" Bagas menekankan kata 'nona'.

Cat membeku ditatap seperti itu, itu sunggulah...mengerikan bagi Cat. Namun sedetik kemudian ia membalas tatapan Bagas dengan tatapan menantang juga. "iya TUAN!" Cat menekankan kata 'tuan'.

Bagas mengelilingi tubuh Cat. Cat yang dikelilingi dari dekat seperti itu menjadi risih. Ia menahan nafas rapat-rapat. Bingung dengan tingkahnya Bagas. Bagas merangkul Cat. Cat tersentak, ia langsung menjauhkan dirinya dari Bagas. "Eh mau ngapain lo?!

"Selaw aja kali. Gue gak nafsu sama lo." Bagas berjalan meninggalkan Cat begitu saja.

Cat menatapi punggung Bagas yang terus menjauh. "DASAR COWOK ANEH!"

Bagas tertawa kecil ketika mendengar teriakan Cat tanpa membalik badan.

Cat memutuskan untuk menuju ke kelas. Ya, buat apa mikirin orang aneh? Ia berjalan menuju kelas dengan percaya diri. Orang-orang disekelilingnya tertawa, kenapa? Ada yang lucu? Kenapa mereka tertawa ketika dilewati Cat? Kenapa Cat merasa mereka menertawai dirinya?

Ck, lama-lama Cat risih juga ditatap seperti itu. "KALIAN KENAPA SIH? APA YANG LUCU?" Cat tersinggung.

Semua bungkam mulut, tak ada yang berani menjawabnya. Tak lama, Fani menghampiri Cat. "Barb kenapa lo?"

"Tau tuh orang-orang pada ketawa. Emang ada yang lucu dari gue?"

Fani mengerutkan dahi, "Kayaknya gaada. Coba lo muter balik!"

Cat menurut, ia memutar tubuhnya memunggungi Fani.

"Pantesan aja!!!"

Cat langsung berbalik lagi ketika Fani berkata seperti itu. "Kenapa emang?"

"Nih!" Fani menunjukkan sebuah kertas bertuliskan 'Minggir, orang gila mau lewat!'

Cat langsung naik darah, ia tahu betul ini perbuatan siapa. "Sialan. BAGAAAAS!!!"

Cat langsung berjalan cepat mencari Bagas. Fani menepuk dahinya, "Perang lagi nih!" Fani dengan segera mengejar Cat.

>>>>>>Next<<<<

Vote dan komen ya!

Fllw wttpd: rhmbllghn

BAPER (Jariana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang