15

1.5K 110 5
                                    

Ting!

Sebuah chat masuk ke handphone Cat. Ternyata dari...Bagas. Cat langsung tersenyum sambil membuka chatnya.

Cat, gue mau ketemu elo ditaman sekolah sekarang. Bisa?

Menemui Cat? Untuk apa? Sekalian deh gue juga mau ngomong sesuatu sama dia. Batin Cat.

Cat membalas,

Ok, ada yang mau gue omongin juga sih, gue kesana sekarang.

°°°

Cat menghampiri seseorang disebuah taman. Orang itu memunggungi Cat, namun Cat sangat yakin itu adalah Bagas.

"Bagas." panggil Cat.

Pria itu membalikkan badan, "Halo, selamat tanggal jadian yang ke dua bulan, Cat." itu memang betulan Bagas, dan apa? Dia membawa sebucket bunga mawar untuk Cat.

Cat terheran-heran. Bagaimana bisa? Ini...serius?

Cat terharu, "Lo inget? Gue aja lupa." kata Cat sambil tertawa kecil.

"Gak diterima nih bunga dari gue?" sindir Bagas.

Cat tersenyum dan menerima bunga dari Bagas. "Makasih pacar." ledek Cat.

"Sini-sini duduk." Bagas menarik lembut lengan Cat dan mengajaknya duduk disampingnya. "Gak kerasa ya kita udah dua bulan aja."

Cat tersenyum, iya, gak kerasa banget gue jadian sama lo udah dua bulan, dan gak kerasa juga perasaan benci gue ke lo berubah jadi rasa...cinta. "Iya."

"Gue mau nanya deh, selama dua bulan ini...lo bahagia gak?"

"Jujur, gue bahagia." jawab Cat. Ya memang begitu, bahkan...dia sangat bahagia.

"Serius?" tanya Bagas.

Cat mengangguk, "Emang muka gue kurang meyakinkan ya?"

Bagas tertawa, "Bukan gitu Cat. Gue mau ngomong sama lo. Gue nyerah." kata Bagas.

Cat terheran, apa maksudnya nyerah? Dia gak kuat lagi jalanin hubungan sama Cat? Sumpah Cat mendadak muram. "Nyerah? Maksud lo?"

Bagas menarik nafas panjang dan menghembuskannya, "Iya gue nyerah! Jujur, gue ngaku kalah di tantangan ini."

Tantangan? Oh iya, hampir saja Cat melupakan tantangan ini. Sungguh, dia sudah tidak memikirkan tantangan ini, apalagi dia sudah mencintai Bagas. Tidak mungkin dia memenangi tantangan ini.

"Gue udah jatuh cinta sama lo." sambung Bagas.

Sungguh!

Itu langung membuat jantung Cat berhenti berdetak, kerongkongan Cat menjadi kering seketika, ia seperti...tercekik. Gue mau pinsan aja woi!

"Maksud lo?" Cat meminta penjelasan.

"Lo berhasil Cat, lo yang bisa menangin tantangan ini, gue kalah, gue jatuh cinta sama lo Cat. Gue juga gak tau sejak kapan perasaan ini muncul, dan gue juga gak ngerti. Yang pasti gue ngerasa nyaman disamping lo. Rasanya gue mau selalu jagain lo, gue...gak mau kehilangan lo. Gue yakin, gue jatuh cinta sama lo."

Sumpah! Kata-kata Bagas menyentuh hati Cat. Gue gak nyangka. Ternyata Bagas juga ngerasain hal yang gue rasain. Sumpah, gue bahagia banget! Batin Bagas.

"Lo salah Gas," kata Cat.

Bagas tersentak, "Salah? Maksud lo?"

"Iya, lo salah, gue gak menang ditantangan ini. Gue ngaku, gue juga udah jatuh cinta sama lo."

"Apa?"

Cat menggerutu sambil tersenyum malu, "Ih dasar budeg! Gue cinta sama elo! Puas kan?"

Bagas tersenyum bahagia, "Emm kurang sih,"

"Ih tau ah, lo mah begitu."

"Huh gitu aja ngambek. Gue boleh tau kenapa lo bisa jatuh cinta sama gue?" tanya Bagas.

"Emang cinta butuh alasan?"

Bagas tersenyum mendengar jawaban Cat.

"Gue juga aneh sama diri gue sendiri. Kenapa gue bisa jatuh cinta sama musuh bebuyutan gue sendiri ya. Gas, gue mau minta maaf sama, selama ini gue selalu salah nilai lo, gue selalu nilai lo yang buruk-buruk. Padahal, nyatanya lo itu baik banget, hati lo mulia. Lo dengan ikhlas sayang sama anak-anak jalanan. Lo baik banget!" jelas Cat.

Bagas tersenyum sambil menatap Cat, "Udah ah jangan muji-muji gue mulu, gue gak suka dipuji begitu, gue takut sombong."

Cat tertawa.

Bagas berdiri dan dia memegang kedua bahu Cat dan mengajaknya ikut berdiri, Bagas berdiri tepat berhadapan dengan Cat. Tangan Bagas belum juga lepas dari bahu Cat. Bagas menatap mata Cat tepat diretinanya hingga mengunci Cat sampai ia tak bisa menoleh kemanapun.

Kondisi Cat tidak karuan! Jantungnya berdebar dengan kencang, tubuhnya tiba-tiba terasa lemah, rasanya ia ingin pinsan saja.

"Cat..."

Cat menelan ludahnya, ia benar-benar tak mampu berkata-kata.

"Gue bener-bener mencintai lo, gue bener-bener gak mau kehilangan lo."

Cat menarik napas terus-menerus. Tiba-tiba ia merasa kekurangan oksigen! Ini benar-benar membuatnya...sesak nafas!

"Gue tau, mungkin gue gak seromantis cowok-cowok lain. Tapi, rasa cinta gue ke lo, gak mungkin bisa ada yang nandingin."

Cat tersenyum miring. Ia mengambil kedua tangan Cat dibahunya dan menggenggamnya. "Gue gak butuh cowok romantis, gue cuma butuh orang yang setia jagain gue selama hidup gue." Cat membalas tatapan Bagas yang tak kalah hangat.

"Gue gak mau janji. Tapi, gue bakalan buktiin gue bakalan jagain lo selama hidup gue." Kata Bagas.

Cat tertawa kecil, "Oh ya?"

"Yaiyah! Gue mau, kita lanjut terus ngejalanin hubungan kita yang udah dua bulan ini, dan spesialnya, sekarang hubungan kita udah pake perasaan. Kita harus saling menyayangi satu sama lain." Kata Bagas dengan keseriusannya. "Lo setuju?" tanya Bagas.

Cat menghela nafas, "Gue gak setuju!"

Bagas terheran, "Lho? Kok gitu?"

"Gue gak setuju kalau kita cuma saling menyayangi! Gue maunya kita juga harus saling menjaga satu sama lain." Cat menatap Bagas jahil.

"Rese, bikin gue tegang aja!" kata Bagas, "Oke gue setuju." sambung Bagas.

"Jadi...siapa yang menangin tantangan ini?" tanya Cat.

Bagas tertawa, "Kita rubah aja, yang jatuh cinta yang menang, jadi...kita berdua yang menang!" kata Bagas.

Cat tertawa dengan riang.

"I love you to the moon and back!" ujar Bagas.

Cat menaikkan sebelah alisnya, "I love you to the moon and back!"

Keduanya sangat bahagia. Mereka baru mengerti apa artinya cinta! Yang pasti, cinta tidak bisa didefinisikan, cinta hanya bisa dirasakan.

THE END

BAPER (Jariana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang