BAGAS POV.
Ini benar-benar bikin kepala gue mau pecah. Semakin gue mengenal Cat, gue semakin nyaman disamping dia. Apalagi pas tau dia pernah disakitin, gue rasanya mau jadi pelindung buat dia biar gak ada lagi yang bisa nyakitin dia. Gue gak ngerti lagi sama semua yang gue rasain sekarang. Mendadak semuanya jadi berubah tiga ratus enam puluh derajat. Gue gak tahu kemana rasa benci gue yang dulu sama Cat! Kenapa semuanya sekarang berubah jadi rasa peduli? Kenapa semuanya berubah jadi rasa sayang? Kenapa gue bisa sangat takut jika Cat jauh dari gue? Kenapa rasanya gue gak rela Cat jatuh ke hati orang lain? Kenapa?!
Hei, come on! Bukannya ini awalnya cuma main-mainan aja? Bukannya ini gue lagi ngejalanin tantangan dari Fani? Bukannya gue yang ngotot harus menangin tantangan ini dengan membuat Cat jatuh cinta sama gue? Tapi...kenapa tiba-tiba gue lemah? Kenapa gue gak perduli soal harga diri gue didepan Cat.
Gue selalu merasa nyaman ketika bersama Cat, gue selalu bahagia luar biasa setiap melihat Cat tertawa lepas? Kenapa rasanya aneh? Gue belum pernah ngerasain hal seluarbiasa ini. Apa sebenarnya yang terjadi? Apa mungkin guenya aja kali ya yang kelainan jiwa? Apa gue harus cek ke dokter ya? Siapa tau ada yang salah gitu sama diri gue. Mungkin gue kejedot pas tidur terus tiba-tiba gue amnesia dan berubah jadi pribadi yang bukan gue banget.
Sumpah! Ini bukan gue banget! Gue gak penah mikirin cewek sampe gak bisa tidur segininya. Ini bener-bener freak banget! Gak paham gue. Jangan-jangan gue sakit jiwa kali ya?
°°°
CAT POV.
Sebenernya kenapa sih sama gue? Gue gak tau. Makin lama, gue makin kagum sama Bagas. Sikap dia yang selalu baik dan penyayang orang ngebuat gue jadi mau nyayangin dia. God! Kenapa gue jadi begini? Dan kenapa gue sekarang udah sama sekali gak pernah kefikiran Dandi? Kenapa gue udah gak ngarepin Dandi lagi? Kenapa gue udah bodo amat sama Dandi? Kenapa?!
Setiap gue memejamkan mata, selalu ada Bagas. Kenapa harus Bagas terus? Kenapa otak gue selalu muterin moment-moment gue sama Bagas? Dan kenapa bibir gue harus tersenyum saat gue berfikir hal itu?
Rasanya ini.....
Hmmm. Lebih indah!
Gue gak pernah sebahagia ini sama Dandi atau mantan-mantan gue yang gak penting lainnya. Ini luar biasa! Dia bukan cuma cowok idaman semua cewek, tapi dia tuh suami idaman semua wanita!
Astaga!
Apa yang gue fikirin sih?! Jauh banget sumpah gue mikirnya. Gue setres kali ya? Elaaaah, maksud banget nih otak gue! Jangan-jangan gue gila lagi gara-gara kebanyakan tugas sekolah? Iya kali ya?
Back to AUTHOR POV
Atau jangan-jangan gue mulai jatuh cinta? Batin keduanya.
BRUG!!!
AW. Mereka berdua bertabrakan karena sibuk dengan fikirannya masing-masing. Mereka berdua tersentak ketika melihat bahwa orang yang mereka fikirkan lah yang mereka tabrak.
"CAT?!"
"BAGAS?!"
Berbarengan.
Mereka tertawa saat menyadari kekompakan itu.
"Lo gak apa-apa kan?" tanya keduanya, bersamaan lagi.
Keduanya mengerutkan dahi, "Gapapa kok." Lagi-lagi berbarengan.
Mereka langsung tertawa.
"Apaan sih lo ngikutin gue aja." kata Cat sambil tertawa.
Bagas mengerutkan dahi, "Elo kali yang ikutin gue." kata Bagas lalu tertawa.
Mereka saling senyum-senyum sendiri.
Hei! Apa-apaan ini! Bukannya harusnya mereka bertengkar hebat saat terjadi perdebatan seperti ini? Kenapa mereka malah tertawa-tawa seperti itu? Ini hal yang langka.
"Btw lo mau kemana?" tanya Cat.
"Kehatimu..." canda Bagas.
Satu kata itu mampu membuat hati Cat berteriak histeris. Entah kenapa? Padahal hanya sebuah kata candaan.
Cat manyun, "Apaan sih lo. Gue serius kali."
"Gue juga gak tau mau kemana, gue sih jalan-jalan aja."
"Oh gitu."
Kok kayaknya kaku banget ya. Keduanya sama-sama panas dingin! Sudah kubilang, ini sangatlah aneh. Mereka berdua kerasukan kali ya?
"Oh ya kalau lo...mau kemana?" tanya Bagas.
"Gue?" Cat berdehem sambil memainkan kakinya menggesek-gesek lantai. "Gue mau...itu, mau apa namanya? Em, nyari si Fani tuh. Kemana ya dia?"
"Fani? Oh tadi gue liat dia tuh."
"Iya? Dimana?"
"Di sana, di depan kelas."
"Oh emang ya? Oke kalau gitu makasih ya." Sebenarnya Cat hanya alasan saja. Sebenarnya dia tidak mencari Fani, dia juga tidak tahu kenapa dia bisa sampai disini, toh dari tadi dia melamun saja. "Kalau gitu gue ke kelas dulu deh ya."
"Oh, iya iya, okay!"
Cat tersenyum saja.
"Katanya mau ke kelas? Kok masih disini?" tanya Bagas sambil senyum-senyum.
"Eh iya hehe, oke, bye."
Cat berjalan terus saja sampai....
"Cat!" Bagas memanggil.
Cat langsung menghentikan langkahnya, senyum langsung merekah di bibirnya. Cat menoleh, "Kenapa?"
"Lo mau kemana?" heran Bagas.
Cat mengerutkan dahi, "Kan tadi gue udah bilang, gue mau ke kelas."
"Kelas ke kanan, kok lo lurus?"
Cat tersentak. Ia memperhatikan tempat sekitarnya, ternyata dia salah jalan.
Cat menepuk jidatnya, sumpah maluin banget. Cat menyeringai, "Eh iya lupa." Cat langsung mengubah arah jalannya.
Bagas menatapi punggung Cat yang lama kelamaan semakin jauh, Bagas berjalan mundur, tatapannya tidak lepas dari Cat. Tiba-tiba....
DUG!
"AW!" Bagas meringis. Ia terjedut tembok.
Sebenarnya apa yang terjadi pada Bagas dan Cat? Kenapa mereka sangat aneh? Apa kayak gini orang yang sedang kasmaran?
>>>>>>>>Next<<<<<<<<<
Vote&komen.
Follow akun wattpad: rhmbllghn

KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER (Jariana)
FanfictionGimana rasanya kalau lo bawa perasaan alias suka sama orang yang pada awalnya lo benci? || || || || || || Casting: Ariana Grande as Cat Justin Bieber as Bagas Alexa Luria as Fani Hailey Baldwin as Mila Ricky Alvarez as Dandi