13

1.3K 114 0
                                    

Cat sedang duduk sendiri ditaman, dikelasnya sedang tidak ada guru. Sebenarnya tadi dia mengajak Fani, tapi Fani memilih untuk tetap didalam kelas karena dia belum mengerjakan tugas pelajaran terakhir. Akhirnya, Cat pergi ke taman sendirian.

"Sendirian aja." ujar seseorang yang tiba-tiba datang dan duduk disamping Cat.

Cat menoleh, "Oh elo."

"Emang lo kira siapa?" tanya Bagas.

"Gue kira orang gak jelas yang suka ganggu-ganggu gitu. Baru mau gue omelin, eh taunya bukan."

"Jangan ngomel mulu, nanti cantiknya ilang."

Cat tertawa dengan manis, "Bisa aja lo."

Bagas terpesona dengan tawa yang diberikan Cat. Cantik banget,fikir Bagas. Eh,apaan sih gue! Jangan baper! Jangan sampai Cat yang menangin tantangan ini.

"Kenapa lo diem aja?" tanya Cat.

Bagas menggeleng, "Gue gak ngerti aja sama fikiran gue sendiri! Masa tadi gue bilang kalau lo can.." Bagas buru-buru menghentikan ucapannya, hampir aja dia keceplosan.

"Can apa?" tanya Cat

"Can......dra! Iya! Masa tadi gue mikir kalau lo itu Candra! Padahal kan lo Cat ya. Haha." Bagas tertawa garing.

Cat hanya mengerutkan dahi saja tidak mengerti.

°°°

Minggu tiba lagi!

Hari ini Cat dan Bagas akan pergi bersama, mereka berencana mau makan berdua dulu, lalu sehabis itu mereka akan menemui anak-anak jalanan. Ini ide dari Bagas, Cat langsung excited saat Bagas mengajaknya menemui anak-anak jalanan.

Saat ini mereka baru saja sampai di sebuah kafetaria. Saat mereka sedang mencari tempat yang kosong, Cat tiba-tiba diam terpaku saat melihat sepasang kekasih yang berada dihadapannya. Itu.....Dandi dan Clara.

Sebenarnya, Cat sudah tidak lagi mengharapkan Dandi, entah kenapa perasaan itu tiba-tiba hilang begitu saja seiring berjalannya waktu. Namun, hatinya masih sedikit sakit jika mengingat kejadian beberapa waktu lalu.

"Cat?" Dandi terlihat senang bertemu dengan Cat, begitupun dengan Clara.

"Apa kabar Cat?" tanya Clara.

Cat tersenyum tipis, "Baik."

"Eh, ini siapa Cat? Kenalin dong ke kita." pinta Dandi.

"Oh ini, Bagas, pacar gue."

Entah kenapa, Bagas merasa bangga ketika Cat mengakuinya sebagai pacar. "Bagas." ujar Bagas mengenalkan dirinya sendiri.

"Oh, boleh juga ya lo cari pacarnya keren. Eh tapi kayaknya nama Bagas gak asing gitu ya dikuping gue." kata Dandi.

Iyalah, orang gue pernah cerita tentang orang yang gue benci, dan itu Bagas! Untunglah kalau lo gak inget. Batin Cat.

Cat tertawa kecil, begitupun dengan Bagas.

"Lo mau makan ya?" tanya Clara.

"Iya nih."

"Kalau kita sih mau balik," kata Bagas.

Sumpah, gue gak nanya. "Oh gitu ya."

"Iya kalau gitu kita duluan ya." kata Clara.

"Ok,"

Mereka pun pergi dari hadapan Cat dan Bagas. Akhirnya Bagas dan Cat duduk ditempat yang baru saja diduduki Dandi dan Clara.

Mereka memanggil waiter lalu memesan makanan. Setelah waiter itu selesai mencatat pesanan, ia pergi untuk membuat makanan pesanan mereka.

"Tadi itu temen lo?" tanya Bagas.

Cat berdehem, "Iya bisa dibilang begitu, lebih tepatnya sih mantan."

"Mantan pacar lo?"

Cat mengangguk, "Udah ah gak usah dibahas."

"Lo masih suka ya sama dia?"

"Tadinya sih begitu, cinta malah. tapi akhir-akhir ini perasaan itu ilang begitu aja." kata Cat.

"Kalau menurut gue sih, gak ada kata pernah dalam cinta. Karena cinta sejati gak akan pernah hilang."

Cat tertawa kecil, "Wih, kata-kata dari mana tuh?"

"Dari film sih haha."

"Yah pantes! Tapi bener juga sih emang. Semoga aja ya gue nemuin cinta sejati gue."

Kenapa Bagas ingin sekali bilang kalau orang didepan lo ini yang lagi diomongin sama lo. Kayaknya gue mulai...ah!

"Lo belum pernah suka sama cewek?" tanya Cat tiba-tiba.

Kayaknya sih sedang dalam situasi itu, Batin Bagas. Bagas berdehem lalu menggeleng.

"Serius?"

"Iya, gue emang gak terlalu nyari sih."

Cat mengangguk-angguk.

°°°

Selesai makan,

Mereka menghampiri anak-anak jalanan. Tadi Bagas sudah memesan makanan untuk anak-anak jalanan yang jumlahnya kira-kira sepuluh lebih.

"Halo!!"

"KAK BAGAS!!!" Anak-anak jalanan itu langsung girang ketika mengetahui kedatangan Bagas.

"Cie, Kak Bagas bawa siapa tuh?" ledek salah satu anak jalanan itu.

Cat tersipu malu, begitupun dengan Bagas. "Udah-udah. Kalian pasti pada lapar kan? Nih liat kakak bawa apa. Ayo serbuuu!"

Anak-anak itu langsung berebut mengambil makanan. Bagas sangat akrab dengan anak-anak itu.

Cat tersenyum bahagia. Rasanya memang sangat bahagia ketika menolong orang yang membutuhkan.

Tiba-tiba ada salah satu anak perempuan yang mendekati Cat.

"Hai pacarnya kak Bagas."

Cat mengerutkan dahi sambil tersenyum. "Aku Cat, kamu cantik ya, nama kamu siapa?" Cat mengulurkan tangannya.

Anak itu menjabat tangan Cat. "Aku Indah."

"Nama yang bagus."

"Kakak, kak Bagas baik banget ya. Dia selalu ngasih kita makanan, mainan, atau apapun deh setiap minggu." kata Indah.

Cat berdehem, "Iya, emang baik banget." ya ampun Bagas, ternyata dia orangnya baik banget, hatinya mulia lagi.

"Beruntung banget Kak Cat."

"HAH? Kok aku?" Cat terheran.

"Iya, beruntung kakak punya pacar kayak kak Bagas. Sama kita aja baik banget, apalagi sama pacarnya. Kalau saran aku sih kakak jangan pernah sia-siain kak Bagas ya." ujar Indah.

Iya Ndah, sayangnya hubungan aku sama Bagas gak pake perasaan. Sialnya, kayaknya aku mulai pake perasaan. Entah kenapa ya, aku sekarang jadi takut banget kehilangan dia. Kamu bener Ndah! Dia emang gak pantas buat disia-siain. Batin Cat.

>>>>>Next<<<<<

Vote&komen.

BAPER (Jariana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang