* Gladys POV*
Setelah menyelesaikan design terakhir, aku merapikan meja ku dan mematikan lampu ruangan. Chita menungguku di luar sembari membaca majalah. Hari ini Joanna akan menginap di rumahku, jadi aku memutuskan untuk pulang lebih awal.
" Aku mau pulang,Ta. Kamu mau bareng aku atau di jemput Billy?" tanyaku.
" ikut kamu aja deh. Sekalian ikut ladies party sama Joanna, may i?"
" Sure..ayok, kita mampir supermarket dulu ya beli camilan"
Aku dan Chita bergegas masuk ke dalam mobil dan meluncur mencari supermarket terdekat untuk membeli camilan. Tak lama kami sampai di depan apartemenku. Aku membantu Chita membawa plastik belanjaan kami yang cukup banyak.
" Joanna mau datang jam berapa,Dys?" tanya Chita.
" Ah, aku hubungin Joanna dulu kalo kita udah di rumah. Sebentar"
Aku berusaha menghubungi ponsel Joanna, tapi tidak ada jawaban. Akhirnya aku menghubungi tante Kania.
" Ah, Gladys. Joanna nya belum pulang tadi jalan sama Adam. Gimana kalo kamu langsung hubungin Adam aja? Kamu punya kontak nya?" tanya tante Kania ketika aku meneleponnya.
" Aduh, gak punya tante"
" Ya udah nanti tante kirim via sms ya,nak. See ya"
Tak lama kemudian ponselku berbunyi dan sebuah pesan masuk dari tante Kania berisi nomor Adam. Dengan ragu aku mendial nomor Adam.
" Halo.." sapanya dari seberang.
" Ah,halo Adam. Aku Gladys.."
" Ya,kenapa?"
" Emm, aku sudah di apartemen kalau Joanna jadi kesini" ujarku.
" Oh,oke." KLIK. Adam memutuskan sambungan telepon kami tanpa ucapan penutup apapun. Aku mendesah pelan. Sepertinya Adam masih membenciku. Ternyata efek penolakanku waktu itu sangat berakibat jauh seperti ini.
Chita mengguncang bahuku pelan, menyadarkanku dari lamunan. Aku membuka pintu apartemen dan meletakkan belanjaan kami di pantry.
" Aku mandi dulu ya,Ta. Nanti kalo Joanna dateng, suruh langsung ke kamar tamu aja" pesanku sebelum meninggalkan Chita ke dalam kamar.
" Oke"
Aku baru selesai mandi dan berpakaian saat mendengar suara orang berbincang di ruang tv. Sepertinya Joanna sudah datang dan entahlah aku berharap Adam sudah pergi. Tapi kemudian terdengar suara tawa laki-laki, yang aku yakin itu suara Adam. Sedikit menghela nafas, aku menemui mereka.
" Hai, sudah sampai" sapaku sembari duduk di sofa. Karena sofa di ruangan ini hanya satu dua, Chitta dan Joanna duduk di sofa dekat tv dan Adam duduk sofa satunya, mau tak mau aku duduk di sebelah Adam. Saat aku menyapa mereka, Adam hanya melirikku sekilas lalu kembali asyik dengan ponselnya.
" Kak Gladys, aku bawa pizza" ujar Joanna.
" Ah,ya..terimakasih,Jo"
" Jo,kakak pulang ya. Kamu jangan nakal, besok siang kakak jemput kamu" kata Adam sembari berdiri dan beranjak melewatiku.
" Ya kak. Eh,kok kakak gak pamit sama kak Gladys sih? Gak sopan tau"
" Ah ya, aku pulang" pamitnya padaku tanpa menolehkan wajahnya dan menghilang di balik pintu.
Entah reflek atau apa, aku bergegas keluar mengejar Adam. Saking semangatnya atau apa, aku bahkan lupa memakai alas kaki dan jaket. Jadi aku keluar di malam yang lagi hujan lebat dengan hanya mengenakan hem tidur kebesaran dan hotpants yang tertutup hem dan tanpa alas kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Past and Last
RomanceSequel dari My Boy and His Daddy.. Karena cinta tidak melihat apa yang terjadi di masa lalu, tetapi melihat apa yang akan kita buat di masa depan. Dan bagi Adam, mencintai Gladys adalah hidupnya. Dan Gladys adalah masa lalu yang akan menjadi masa...