The Past 3

2.9K 205 6
                                    

Adam sudah siap di meja makan dan sedang asyik bercengkerama dengan kedua orang tua nya saat handphone nya bergetar menampilkan pesan masuk.

- Nanti kakak jemput aku jam 10 ya,thankyou kak 😘-

"Dari siapa kak? Joanna?" Tanya Kania yang di jawab dengan anggukan Adam.

"Jadi kamu udah ketemu Gladys kemarin? Apa kabar dia? Sehat kan? Lama banget mama gak ketemu dia" cecar Kania.

"Iya. Sepertinya baik. Adam gak sempat ngobrol lama kemarin" jawab Adam sedikit berbohong. Gak sepenuhnya bohing sih. Mereka memang nggak ngobrol tapi langsung pelukan. Kekeke~

"Hemm..sejak kejadia itu, Gladys emang jadi pendiam banget,kak. Terus juga jarang ikut kumpul keluarga besar. Haaah~ kasihan ya.."desah Kania mengundang rasa ingin tahu Adam.

"Kejadian apa mom? Emang Gladys kenapa?" Tanya Adam. Kania menghentikan kunyahannya dan menatap Adam.

"Kamu gak tahu ceritanya,kak?" Tanya Aratta yang melihat kebingungan Kania menjawab. Sepertinya Kania keceplosan sesuatu hal yang gak seharusnya ketahuan saat ini.

"Gimana Adam tau kalo selama ini aku di Singapore dan kalian ga ada yang cerita apa-apa sama aku. Ada apa sih,mom,pa?"

"Ah,papa harus berangkat sekarang. Nanti malam papa sama mommy ceritakan semuanya. Oke" elak Aratta sembari beranjak berdiri dan menghela Kania ikut berdiri bersama nya serta mengecup puncak kepala Kania dan Adam.

"Papa nih, aku udah gede juga masih aja suka ciumin" gerutu Adam. Aratta terkekeh mendengar nya dan menepuk bahu Adam.

"Suatu saat kamu akan tahu betapa berharganya sebuah kecupan sayang itu,son" ujar Aratta sambil berlalu dan diikuti Kania yang masih dengan setia memeluk pinggang suaminya. Adam menggelengkan kepalanya melihat kemesraan kedua orang tuanya. Adam merasa beruntung memiliki mereka sebagai orang tua dan sekaligus sahabat berbagi untuknya.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Adam bergegas menuju apartemen Gladys untuk menjemput Joanna. Tak butuh waktu lama untuk sampai disana karena jalanan hari ini sangat lengang.
Adam langsung memencet bel dan tak lama Gladys muncul di hadapannya. Tersenyum.

"Hai, ayo masuk dulu. Joanna lagi keluar sama Chita. Tadi dia minta sarapan bubur ayam katanya" jelas Gladys ketika mempersilahkan Adam masuk.

Adam hanya mengangguk dan mengikuti Gladys masuk lalu duduk di sofa ruang tamu.

"Ah,maaf aku tinggal mandi sebentar ya. Gak lama juga paling Joanna pulang kok" pamit Gladys sembari menghilang di balik pintu kamarnya. Adam hanya terdiam mengamati keseluruhan ruangan di apartemen ini. Semalam dia sudah kesini tapi tidak memperhatikan ruangan ini dengan baik.

Foto-foto Gladys bersama om dan tante nya berjajar rapi di atas nakas. Gladys tersenyum.
Tak lama Gladys keluar dengan dress kemeja diatas lututnya dan meletakkan minuman di depan Adam yang terkejut dengan kehadiran Gladys.

"Diminum,Dam. Tadi Chita bilang dia kejebak macet di HI, jd kamu suruh tunggu sebentar lagi" ujar Gladys sembari merebahkan dirinya di sofa yang terletak berseberangan dengan sofa Adam.

"Thanks"

Kehebingan kembali menyapa mereka. Adam sibuk dengan ponselnya dan Gladys sibuk dengan pikirannya.

"Adam.." panggil Gladys. Adam hanya bergumam.

"Kamu masih gak mau bicara sama aku?masih kecewakah sama aku?" Tanya Gladys kemudian. Adam mengalihkan perhatiannya dari ponselnya ke arah Gladys. Tapi yang terjadi hanya sebuah kedikan bahu yang artinya "entahlah". Gladys mendesah pelan.

The Past and LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang