*Gladys Pov*
Matahari sudah menyorotkan sinarnya melalui celah korden jendela kamarku, tapi aku masih dengan nyaman bergelung di balik selimut sambil memeluk boneka Melody pemberian Adam.
Kuakui sikap Adam sudah kembali membaik. Bahkan sejak insiden ciuman itu. Aish,sudah kupastikan semerah apa pipiku saat ini.
Dering telepon menyadarkan ku dari lamunan. Tanpa membaca siapa peneleponnya,aku mengangkatnya.
"Halo"
"Where are you,Gladys? Sudah dua klien menunggumu di butik hari ini sayang. Oh my.." Ujar Chita dari seberang sana. Aku menepuk jidatku.
"Oh my..wait me.. 20menit lagi aku sampai,tunggu ya"
Aku bergegas turun dan masuk ke kamar mandi. Setelah selesai dengan segala persiapan, aku berlari menuju halte di depan apartement. Kebetulan si Agy masih rewel dan belum sempat ku masukkan bengkel. Sudah hampir 15 menit aku menunggu, akhirnya bis ku datang juga.
Setengah berlari aku menemuj Chita di ruanv kerjanya. Dia menatapku sambil tertawa.
"Hahaha..kamu kaya dukun beranak mau ngurus lairan aja,Dys. Tamu kamu udah di ruangan,kamu benerin dandanan kamu dulu gih"ujar Chita.
"Aku pinjem ruangan mu sebentar".
Setelah merapikan penampilanku yang berantakan akibat berlari,aku beranjak menuju ruanganku untuk menemui klienku.Tak sampai 2 jam,akh sudah selesai membuat kesepakatan denga klien-klienku. Saat mengantar mereka keluar, kulihat sebuah mobil Rush parkir di halaman butikku. Aku sudah bisa menebak siapa pemiliknya. Dan dengan berdebar, aku menantinya di depan pintu.
"Hai" sapa Adam saat melihatku di pintu. Senyumnya memperlihatkan lesung pipinya yang menggoda.
"Hai, Chita ada di dalam kalo mau ketemu"ujarku sambil memberikan jalan untuknya. Adam mengangguk dan mengikutiku .enuju ruangan Chita.
"Chita, Adam mau bicara soal lantai atas" kataku memulai saat kami sudah di dalam ruangan.
"Ah ya, kemarin Gladys udah cerita soal itu. Jadi kamu tertarik untuk menyewa lantai atas untuk kantor mu?" Tanya Chita.
"Iya sepertinya begitu. Aku pikir tempat nya cukup baik dan potensial. Selain itu bisa juga memudahkan klien untuk melihat gaun pemgantinnya,jadi mereka tidak perlu jauh-jauh. Jadi kupikir kalian harus mulai juga membuat gaun pengantin yang banyak. Hehehe" jawab Adam.
"Good idea. Aku setuju sama pemikiran kamu. Jadi Billy juga akan berkantor disini?" Masih tanya Chita.
"Sepertinya dia akan shift,karena dia juga gak mungkin meninggalkan cafenya begitu saja kan?"
" Ooo..yayaya,,"
" aku kembali ke ruangan ku dulu ya. Silahkan lanjutkan pembicaraan kalian" pamitku sembari beranjak menuju ruangan ku.
Apa kalian bertanya kalo aku menghindari Adam? Ya, aku memang menghindarinya. ENtah kenapa rasanya tiba-tiba aku merasa sangat bersalah padanya setelah apa yang terjadi kemarin. Aku bahagia, sungguh saat Adam kembali menyiratkan perasaan nya padaku. Tapi, itu karena dia belum tahu cerita masa lalu ku. Dia pasti akan sangat kecewa jika nantinya tahu. Suatu saat pasti aku akan menceritakan nya.
Aku menenggelamkan diri ke dalam sofa di ruanganku. Badanku sepertinya sangat tidak nyaman hari ini. Entah karena pikiran atau memang kondisiku yang sedang drop. Saat hampir memejamkan mata, tiba-tiba aku merasakan sebuah tangan di dahiku yang membuatku sontak terduduk.
" A..Adam! Kamu mengejutkanku!" seruku begitu melihat siapa pemilik tangan itu. Adam terkekeh melihat reaksiku dan duduk di sampingku.
" Kamu demam. Kenapa gak pulang saja?" tanya Adam. Aku menggeleng dan kembali bergelung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Past and Last
RomanceSequel dari My Boy and His Daddy.. Karena cinta tidak melihat apa yang terjadi di masa lalu, tetapi melihat apa yang akan kita buat di masa depan. Dan bagi Adam, mencintai Gladys adalah hidupnya. Dan Gladys adalah masa lalu yang akan menjadi masa...