Siang ini Adam mengajak Gladys menjenguk Carla di rumah sakit. Mereka bersisian menyusuri lorong rumah sakit yang cukup lengang. Mungkin karena memang sudah bukan jam berkunjung. Adam mengetuk salah satu pintu yang tertulis nama Carla di depannya.
"Masuklah..." Adam membuka pintu dan mempersilahkan Gladys masuk terlebih dahulu. Carla mengernyitkan dahinya melihat siapa yang masuk ke ruangannya. Gladys tersenyum dan mendekati ranjang Carla. Matanya tertuju pada perut Carla yang sudah terlihat membuncit.
"Hai, apa kabar? Aku Gladys," sapa Gladys sembari mengulurkan tangannya. Butuh waktu untuk Carla akhirnya membalas uliran tangan Gladys.
"Carla. Kau siapa? Kenapa datang bersama Adam?" tanyanya datar. Tampak memandang Gladys curiga.
"Carla, dia Gladys. Aku sudah bicara padamu jika aku sudah mempunyai tunangan bukan? Nah, ini dia wanitaku," ujar Adam menjawab kebingungan Carla. Sedikit terkejut namun Carla langsung kembali mengendalikan dirinya dan tersenyum tipis.
"Oh, hai. Maafkan aku,"
"Tidak apa, bagaimana keadaan mu hari ini? Apa si kecil sehat?" tanya Gladys.
"Ehm,, ya dia baik." Carla mengalihkan pandangan nya pada Adam. "Bagaimana dengan tempat tinggalku, Dam?" tanyanya.
"Ya... Kalau kamu gak keberatan, sementara ini kamu bisa tinggal bersama Gladys di apartemennya. Sementara aku mencarikan tempat lain. Gimana?" Carla sedikit terkejut dengan jawaban Adam lalu menoleh pada Gladys.
"Ya,kamu bisa tinggal denganku sementara. Aku khawatir jika kamu harus sendirian dan kamu sedang hamil. Tapi itupun kalau kamu gak keberatan" ujar Gladys meyakinkan. Carla terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk.
"Baiklah, terima kasih tawarannya." Gladys tersenyum dan mengangguk.
"Jadi, kapan kamu bisa pulang? Jadi nanti aku bisa siapkan tempat untukmu"
"Mungkin besok aku pulang."
"Ok, aku akan siapkan kamar untukmu."
"Istirahatlah dulu. Kami pamit ya," pamit Adam lalu menggamit tangan Gladys. Carla menatap kepergian Adam dan Gladys dengan tatapan yang tak terbaca.
******
Carla sudah ada di apartemen Gladys. Ini hari ke 10 dia disini dan selama itu pula dia selalu bangun siang, meminta Gladys menyiapkan sarapan untuknya, membelikan camilan yang dia inginkan dan melaundry kan baju-bajunya. Hal ini membuat Gladys terkadang harus membawa pekerjaannya ke rumah. Dia tidak merasa direpotkan awalnya. Pikirnya, Carla adalah seorang ibu hamil yang butuh perhatian.
Seperti hari ini. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam dan Gladys baru saja sampai di rumahnya saat melihat ruang tv nya berubah menjadi kapal pecah. Bungkus makanan ringan dimana-mana dan gelas bekas susu ada di berbagai tempat. Gladys mendesah pelan sembari berjalan gontai memunguti sampah-sampah itu.
Baru selesai membereskan kekacauan itu, Carla keluar dari kamarnya dan duduk di sofa sambil menyalakan televisi.
"Kamu baru pulang?" tanyanya tanpa melihat Gladys.
"Ya. Apa kamu baik-baik saja hari ini?"
"Tentu saja tidak. Bagaimana aku bisa baik-baik kalau setiap makanan yang aku makan selalu keluar lagi." rengeknya. Gladys terkikik geli dan duduk di sebelah Carla, mengusap lengannya lembut.
"Namanya juga ibu hamil. Mual dan muntah itu hal yang wajar kan? Kamu yang sabar ya, sebentar lagi semua kesusahan kamu akan berganti dengan kebahagiaan." hibur Gladys. Carla mencebik.
"Kamu belum tau rasanya, jadi gak usah sok tau deh."
"Ya,,, sudah, aku mandi dulu," Gladys beranjak meninggalkan Carla. Gladys terlalu lelah untuk menanggapi ke-sensitiv-an Carla.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Past and Last
RomanceSequel dari My Boy and His Daddy.. Karena cinta tidak melihat apa yang terjadi di masa lalu, tetapi melihat apa yang akan kita buat di masa depan. Dan bagi Adam, mencintai Gladys adalah hidupnya. Dan Gladys adalah masa lalu yang akan menjadi masa...