1years later
Angin berhembus deras, dedaunan menari dengan gembira, udara seakan memberikan hadiah bagi semua manusia, Seulgi berdiri depan jendela. Merasakan nikmatnya hembusan angin. Hari ini Seulgi sendirian diapartemen, Hanbin sedang sibuk bekerja sedangkan Seulgi? Tentu saja mengerjakan pekerjaan rumah.
Sesekali Seulgi melihat jam dinding, ia merasa sangat kesepian. Hanbin jarang pulang ke apartemen, ia sibuk dengan pekerjaan sekarang, sesekali Seulgi menyusul Hanbin di kantor walau hanya sebentar.
-
Hanbin meregangkan otot-ototnya yang leleh, menatap ke arah jendela terlihat matahari yang sudah naik ke atas. Pekerjaan yang begitu menumpuk membuat Hanbin jarang pulang ke rumah atau lebih tepatnya apartemen. Perasaan tidak nyaman muncul sesaat ia memikirkan keadaan Seulgi yang berada di apartemen sendirian.
Hanbin meninggalkan kantor, hari ini pekerjaannya telah selesai tidak ada lagi pekerjaan yang menumpuk. Wajah lelah tampak pada Hanbin, rasa ingin cepat pulang dan tidur nyenyak, gumam Hanbin.
Dengan mengendarai mobil sport hitam nya, Hanbin melaju dengan hati-hati.
Tiba di apartemen, Hanbin langsung melangkah cepat.
*krek*
Suara pintu terdengar, seketika telinga Seulgi menjadi tegak. Apakah yang datang itu Hanbin, gumam Seulgi. Seulgi melangkahkan kaki menuju pintu, iya ternyata benar itu Hanbin. Hanbin datang dengan memasang wajah lesu karena kelelahan."Aaa wasseo?" ucap Seulgi menyambut Hanbin dengan senyuman hangat
"Em.." singkat, itulah kalimat yang dilontarkan Hanbin
"....." tidak ada jawaban dari Seulgi, berpikir sejenak apa yang salah dengan nya. Mengapa Hanbin secuek itu kepada nya.
Hanbin membersihkan badannya terlebih dahulu, setelah merasa badannya sudah segar ia beranjak tidur tanpa mengucapkan kalimat apapun. Seulgi hanya tercengang dengan sikap suaminya itu hari ini. Namun Seulgi berusaha berpikir positif dengan Hanbin.
"Seulgi-ah" teriak Hanbin dari kamar, Seulgi berjalan menuju kamar saat mendengar suaminya memanggil
"Wae?" balas Seulgi singkat, membalas apa yang sudah dilakukan Hanbin kepadanya, dan hasilnya Hanbin yang menjadi tercengang dengan sikap Seulgi
"Kau kenapa?" tanya Hanbin sambil menegakkan tubuhnya
"Kau yang kenapa, kau bersikap aneh dan acuh kepadaku" frontal Seulgi, sudah tidak tahan dengan ganjalan didalam hati, Seulgi pun menangis. Sontak membuat Hanbin bingung
"Mianhae chagiya, uljima em? Aku lelah sekali karena pekerjaan menumpuk" jelasnya, Hanbin mendekatkan posisinya dengan Seulgi, menghapus air mata Seulgi dengan kedua jari kekarnya
Seketika suasana hening datang, Seulgi terhanyut dengan tangisnya, ia tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Seulgi menarik nafas panjang.
"Em, gwechana" balas Seulgi sambil berusaha tersenyum kepada Hanbin. Hanbin menarik Seulgi dan jatuh dalam pelukannya, Hanbin mengelus hangat kepala Seulgi. Rasa tenang dan damai, itulah yang dirasakan Seulgi.
-
Hanbin tersenyum hangat melihat Seulgi yang tertidur dipelukannya, betapa cantiknya. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00pm KST namun Hanbin belum juga tidur, tidak hentinya menatapi wajah istrinya itu.
"Hanbin" lirih Seulgi dalam tidurnya, membuat Hanbin ingin tertawa. Disaat tidur saja, Seulgi selalu menyebut nama Hanbin. Tidak lama itu, Hanbin tertidur. Bagaikan seorang pangeran dan purti tertidur bersama.
