Aku terbangun di pagi hari, aku menyipitkan mataku karna sinar matahari yang menembus kaca jendela kamarku. Aku melihat jam menunjukkan pukul 5 pagi.
Aku langsung mengambil handuk dan mandi. beberapa menit kemudian aku selesai dan keluar dari kamar mandi dan mencium aroma masakan mama, sepertinya mama memasak nasi goreng. Aku segera bersiap-siap.
Setelah semuanya siap aku langsung menyantap sarapanku. Tiba-tiba kakaku datang tetapi masih bersantai belum bersiap-siap.
"ka, gila lu jam segini belum mandi, bentar lagi keyla berangkat" bentakku dan memukul lengan kanannya.
"Iyaa ngalem de, kaka ga ngampus kok sekarang, cuma anterin kamu doang jadi gausah mandi juga bisaa" jawabnya santai, langsung duduk di sebelahku dan akan mengambil makanan tetapi aku mencegahnya.
"Sikat gigi dulu, bauu tuhh mulut udah mau nyosor ajaa makan" ucapku dan mendorong-dorong tubuhnya.
"Aaaahhhh" mulutnya mendekatkan kearah hidungku.
"Gilaaaa, bauuu bangett. Semalem udah makan bangke apaa luu" saat aku sedang marah ingin kupukul, kakaku pergi berlari meninggalkanku
****
Sesampainya aku di sekolah, tiba-tiba aku teringat pada Dinan, tak tahu kenapa. Rasanya aku ingin bertemu denganya. Walaupun dinan sudah bersikap begini padaku, tetapi rasaku masih sama seperti sebelumnya masih sangat-sangat mencintainya.Bel masuk pun berbunyi aku langsung berlari kecil ke tempat dudukku, dan Raina sudah duduk santai melihat buku.
"Buku apa itu?" Tanyaku dan mengambil bukunya dari gengamannya.
"itu album teentop yang pernah aku ceritakan, yang waktu transfer uangnya bareng kamu" ucap Raina.
Akupun melihat albumnya, dan membuka lembar demi lembar albumnya dan memuji salah satu member teentop.
'DANIEL' iyaa aku menyukai member teentop yang bernama 'AHN DANIEL' walaupun sebenarnya kalo dilihat gantengnya sih lebih ke 'CHUNJI' tapi aku suka bibirnya DANIEL Sexy dan menggemaskan membuatku ingin 'wushhh apa yang kau pikirkan Keylaa'***
Bel pulang berbunyiAku pun keluar dari gerbang sekolah saat sedang ingin keluar aku melihat seorang pria yang familier bagiku dan ternyata 'ooo mmm ' Dinan. Kenapa ada di disekolahku aku mencoba menghindari pandanganku padanya, tiba-tiba dia menangkasku dengan cepat dan membuat langkahku terhenti.
"Maafin aku key" ucapnya.
"Heummm..."
"Key, bukan maksud aku nelantarin kamu, tapii. Kita lanjut saja dirumah syifa kebetulan rumahnya syifa sedang sepi karna semua orang sedang pergi" ucapnya dan menarik tanganku.
"Aku gamau" lalu melepaskan gengamannya dariku. Dinan aku kangen kamu, iyaa aku mau kesana seharian pun tak apa. Gumamku dalam hati
"Kamu harus mau" dia menggenggamku lagi menyeretku menghampiri motornya dan memaksaku untuk naik aku memukul mukul punggungnya dari belakang, dinan hanya terdiam tak berbicara.
Motornya melaju dengan cepat, 20 menit kemudian aku sudah sampai dirumahnya syifa. Aku membuka sepatuku dan langsung duduk di ruang tamunya.
"Dinan aku mau bicara" ucapku memulai percakapan. "Aku cape terus-terusan kamu giniin, kamu menghilang 1 bulan tidak mengabariku padahal mami dan adikmu selalu mengabariku, kamu kenapa? Aku setengah gila kamu giniin. Apa kamu pernah membalas pesanku atau menjawab telponku? Kenapa dinan kenapa? Aku cape. Aku mau" aku menelan ludahku dengan susahh payah. "P-U-T-U-S" kata itu keluar dari mulutku, dengan susah payah aku memalingkan mukaku dan menangis.
"Apa kamu bilang key? PUTUS? Are you kidding me? Aku gamau putus sama kamu,okee maaf waktu itu aku gak ngabarin kamu karna menyiapkan tugas untuk olimpiade matematika sampai aku tak punya waktu membuka handphone" dia membalikkan wajahku dan menghapus air mataku.
"Tapi alasan ku putus denganmu bukan karna itu juga" ucapku perlahan. "DISANA KAMU DIAM-DIAM BERSAMA WANITA LAIN DI JAKARTA, SIAPA WANITA ITU DINAN" ucapku dengan nada tinggi dan terus menangis.
"TERSERAH KAMU, MAU KAMU KAYA GIMANA"ucap Dinan dengan nada tinggi.
Dinan berdiri lalu menghampiri pintu, aku kira dia akan keluar tetapi.
'BRAKKKK'
Dinan memukul pintu dengan tangannya hingga pintu itu bersuara sangat keras. Aku terus-terusan menangis melihat tingkah Dinan dan menutup mukaku dengan tangan.
Tiba-tiba aku merasakan tubuh mungilku di dekap oleh Dinan dan mendelamkan kepalaku di dadanya. Bukannya reda tangisanku, aku malah semakin keras.
"Sayang, aku gapernah bermain wanita di belakangmu gadis yang ke kenalkan pada mamiku dia teman sekelasku bukan siapa-siapa, kamu cemburu?" Dinan mencium ujung kepalaku dan terus memelukku.
"Ka-mu gakk la-gi bohong kan?" Ucapku tersedu-sedu.
"Engga sayangg aku ga bohong, kamu jangan pernah bilang seperti itu lagi yaa" ucap Dinan dan terus memelukku.
"Kamu jangan marah gitu lagi, aku takut" ucapku "mana aku ingin lihat tanganmu" aku melepaskan pelukanku dan melihat punggung jari tangannya. "Tangan kamu memar, Biar aku obati" ucapku, saat aku beranjak mengambil kompresan dia langsung menarik tanganku.
"Tidak usah, sakit yang kurasa tak sebanding dengan sakit hati yang kamu rasakan, maaf sayang maaf" ucapnya lalu mencium keningku dan aku membalasnya dengan pelukan di tubuhnya sangat erat.
Tak lama kemudian semua keluarganya syifa datang termasuk tante lidya dan celina. Celina berlari dari pintu kearahku dan memelukku, aku membalas memeluknya dan mencium pipinya gemass.
"Kaka nangis" Ucap celina polos dan meraba pipiku.
"Tidak sayang, kaka ga nangis kok, kaka kangen banget sama celin" ucapku dan mencium bibirnya sekilas dengan gemas.
"Aku juga mau" Rengek Dinan dengan menunjukkan bibirnya kearahku.
Semua keluarga syifaa dan mami tertawa saat dinan mencoba menggodaku, tangan celin pun langsung memukul wajah kakanya itu dengan tangan mungilnya.
"Celin ko kamu pukul kaka?" Ucap dinan dan langsung menatap celin dengan memelas.
"Kak Dinan nya Nackall sama ka keyla" tiba-tiba mataku dan dinan saling bertatapan heran dengan tersenyum.
Di ruang Tamu hanya ada aku, Dinan dan celin. Semua keluarganya masuk ke ruang tengah sedangkan kita bertiga diam di ruang tamu. Dinan menyandarkan kepalanya di bahuku dan Celin menyandarkan kepalanya di dadaku. Mereka berdua tertidur dan aku terperangkap hampir tidak bisa keluar.
Aku memeluk tubuh Celin dan mulai memejamkan mataku.
"Mereka serasi" ucapan itu terdengar dengan samar-samar olehku. mamanya syifa yang bilang seperti itu.
Aku membuka mataku masih sama seperti posisi tadi aku mengendong Celin masuk ke kamar sedangkan Dinan aku biarkan tidur di kursi ruang tamu.
"Terimakasih telah membuat celin merasa nyaman" ucap mami dari belakang.
"Iyaa aku akan membuatnya nyaman mihh, karna dari dulu aku suka anak kecil" jawabku.
Mami langsung memelukku dan mengusap rambutku perlahan, maminya Dinan adalah sosok ibu yang sangat baik dan ramah walapun terkadang tegas.
****
Kalau sudah mampir jangan lupa tinggalkan jejak yaa:)

KAMU SEDANG MEMBACA
HURT
Novela JuvenilSetidaknya berilah diriku sedikit celah cahaya agar dapat melihat apa yang telah terjadi walaupun hanya secerca cahaya. Cinta itu pergi disaat aku benar-benar merasakannya, selamat!! telah kehilangan cinta yang paling besar, tuan!! Aku benar - benar...