Chapter 2

123 17 0
                                    

'Euhhhhhh' aku berteriak sekencang-kencang nya karena ponselku rusak, layarnya retak akibat terjatuh terkena ujung meja.

"Ate yayu, keyla mau benerin hp keyla soalnya layarnya retak, minta betulin ke om dedi nanti keyla bayar kok" bujukku kepada tanteku dengan memasang muka yang so cute tapi emang cute sih

"Coba lihat" aku menyodorkan nya kepada tanteku "kok bisa retak? Kamu jorok banget sih lain kali hati-hati" omel tanteku, aku hanya tersenyum dan menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal

"Yaudaa ate pokoknya minta om dedi benerin hp keylaa, ya ya yaa, oiyaa itu kartunya keyla ambil yaa ada yang penting" ucapku lalu mengeluarkan kartu di dalam hp ku.

Akupun mengambil ponsel dari lemariku berwarna merah dan kupasangkan kartunya ke hp china itu yang papa belikan selagi aku smp

Untung aku simpan hp ini kalau tidak aku sekarang gabisa sms san sama dinan, ehh ko dinan sih, helloww ko jadi dinan

Ponselku berbunyi, kuambil ponsel yang berada di kasurku dan melihat tertera nama Dinan di layar ponselku dan mengirim pesan singkat.

Dinan.
Key, besok lusa aku kebandung loh udah lamaa gaketemu yaa nanti aku ajak kamu main, kamu harus mau!

Keyla
Iya nan, btw kamu ke bandung naik apa? sama siapaa??

Dinan
Aku ke bandung memakai bus, aku sendiri dari jakarta, gih tidur udah malem ni

Keyla
Iyaa ini juga bentar lagi mau, kamu hati-hati ya dijalannya.

Hati ini berdebar rasanyaa setelah mendapatkan pesan dari Dinan yang bilang akan ke Bandung besok lusa dan akan mengajak ku main, rasa ku begitu aneh apa aku suka?cinta? Apa ini rasanya? Kalau benar.....

lalu aku menelpon Syifa dan berkata bahwa dinan akan ke bandung besok lusa dan akan mengajak ku main, syifa membalasnya dengan tertawa meledekku dengan berkata 'dinan care sama kamu key' tapi aku tidak memedulikannya dan memutuskan sambungannya.

Aku menjatuhkan tubuh kecilku ini dikasur dan mencoba memejamkan mata tapi tak bisa, ku coba membulak balikkan bantalnya dan diam, selintas dalam pikiranku Dinan.

*
Sekarang waktunya dinan ke bandung, aku mengambil ponselku yang ada di bawah bantal, aku menunggu telpon masuk dari dinan, aku membulak balikkan ponsel merah itu karena menunggu ponsel ini berdering "Daripada aku terus gini mening aku mandi dulu" ocehku sendiri

Saat sedang berpakaian ponselku pun berdering dan tertera nama Dinan di layarnya.

"Hallo"

"Hallo, key kamu udah siap?"

"Siap buat apa?"

"Yaelah, kan aku mau ngajak kamu main, cepet kamu siap2 nanti aku jemput "

"Okee"

Akupun segera bersiap-siap, aku memakai celana jeans dan kaos berwarna pink yang terbalut jaket levis. Tak lama kemudian Dinan mengirim pesan bahwa sudah di depan, akupun segera berlari kebawah.

"Mau kemana kamu key?" Tanya mamah dan membuatku berhenti berlari

"Keyla mau main sama temen ya maa"

"Iyaa, pulangnya jangan malem-malem"

Setelah mendapat restu ibu *ralat izin mama aku pergi dengan Dinan, Dinan melemparkan senyumannya padaku hati ini berdebar rasanya setelah Dinan tersenyum, karna itu senyuman paling manis yang pernah kulihat.

"Udah siap kan?" Tanya dinan

"Iyaa udahh" aku segera menaiki motor dinan.

Aku tak tahan melihat pesonanya Dinan ingin kupeluk rasanya, tapi itu tak mungkin. Hati ini berdebar sangat kencang, ingin ku pukul helmnya karna membuatku salah tingkah.

"Key, kita makan aja yaa" ucap Dinan "soalnya Syifa juga ada sama pacarnya Cakra" lanjutnya

"Iyaa bolehh" jawabku

Dinan langsung menggenggam tangan ku dengan erat dan menuntunku

Saat Dinan mempersilahkan ku duduk tiba-tiba syifa datang dan langsung duduk di sebelah ku sembari mencolek meledekku.


"Key, kamu mau pesen makan apaa?" Tanya dinan

"Emmm... apa aja" jawabku singkat.

"Truss aku ga di tawarin?" Potong syifa sembari menatapku dan tertawa, aku hanya tersenyum keheranan.

"Yaudaa tinggal pesen sendiri bisaa kali, lu ganggu aja" ucap Dinan dan tertawa, aku hanya tersenyum melihatnya tertawa begitu senang.

Selama satu jam kita semua mengobrol, membicarakan kehidupannya masing-masing Tiba-tiba Dinan pergi meninggalkan kita bertiga dengan alasan kebelet pengen ke toilet.

"LAMA AMAT TU ORANG" ucap Syifa dengan nada tinggi dan segera mengambil ponselnya dan menelpon Dinan.

"Lu, LAMA AMAT NAN. CEPET KEYLA TUNGGU DARI TADI" Teriak Syifa di telepon dengan membawa-bawa namaku.

"Kamu bawa-bawa aku segala fa, perasaan aku ga nunggu-nunggu" jawabku dingin, walaupun aku memang menunggunya tapi aku berbohong, iyaa aku bohong.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Dinan datang juga dengan wajah tersenyum, lalu duduk dan menatapku seperti orang yang kesambet. Aku dibuatnya salah tingkah akupun membuang muka, pura-pura mengobrol, tapi hati ini sangat berdebar, sangat berbunga-bunga seperti ada yang memompa hatiku dengan cepat.

"Key" Dinan memanggil ku dengan lembut

"Iya" jawabku, dan langsung menatapnya

"Sebenernya ada yang mau aku omongin sama kamu, tapi gak disini" diapun langsung berdiri memberi tanda untuk pergi

"Nan, disini ajaa aku gak mau pisah sama syifa" jawabku polos dengan memasang wajah so imut, tapi emang imut sih

"Yauda" diapun duduk kembali, lalu memberi ku setangkai bunga berwarna putih "key, sebenernya aku udah suka sama kamu, aku tertarik sama kamu dari awal syifa ngenalin kamu, aku tau kamu dari awal gasuka sama aku, tapi aku gak bisa nahan perasaan ku sendiri, jadi mau gak kamu jadi pacar aku?"

"Yauda" diapun duduk kembali, lalu memberi ku setangkai bunga berwarna putih "key, sebenernya aku udah suka sama kamu, aku tertarik sama kamu dari awal syifa ngenalin kamu, aku tau kamu dari awal gasuka sama aku, tapi aku gak bisa nahan perasaan k...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah? Apa yang kamu suka dari aku? Kenapa kamu bisa suka sama aku?" Aku berbalik bertanya padanya walaupun hati ini ingin segera menjawab 'iya nan aku mau'

"Aku rasa kamu punya sifat unik yang ada didiri kamu yang ngebuat aku tertarik buat deketin kamu, jadi gimana key?"

Aku mengangguk pelan menandakan bahwa aku mau dan menerima setangkai bunga itu lalu tersenyum, Dinan langsung tersenyum sumbringah lalu dinan adu tangan dengan syifa dan cakra, mungkin mereka memang sudah merencanakannya.

**
Maaf kalo banyak yang typo jarinya kepeleset kali yaa. Vomment nya jangan lupa:)

HURT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang