Akun mulai takut, takutt, sangat takut dinan meninggalkanku, rasaaa takut ini terus menghantuiku, saat rasa takut ku semakin kuat tetapi rasa keraguanku pun semakin tumbuh. "Keyla" ucap Dinan dan mengacak-acak rambutku, membuyarkan lamunanku. "Kamu sedang memikirkan apa sayangg?
"Hmmm,, engga adaa"
Dinan pun hanya ber-oh-ria dan mengajakku pergi berjalan-jalan, ke Tebing keraton. Aku mengangguk menandakan 'iya' mumpung masih siang jugaa.
Aku dan Dinan langsung pergi bersama teman-temannya Dinan, dinan melaju dengan agak sedikit lambat mungkin dia ingin menikmati perjalanan, aku terus memeluknya bersembunyi di belakang punggungnya dengan aroma wangi yang begitu khas.
Perjalanan yang cukup jauh, sampai akhirnya kita sampai di tempat tujuan dan Dinan memarkirkan motornya, setelah selesai kita semua melanjutkan ke tebingnya dengan berjalan, Dinan memegang tanganku dengan erat seakan tak mau lepas.
15 menit berlalu sebentar lagi akan sampai di bukitnya tetapi tiba-tiba lututku sangan sakit, mungkin karna aku terjatuh kemarin di sabuga. Dinan pun menggendongku di punggungnya akupun memeluk lekung lehernya.
"Badanmu kecil tetapi kok berat ya key?"ucapnyaa membuatku malu.
"yaudaa, aku turun ajaa takut kamu cape" "aku masih kuatt" aku langsung mencium pipinya untuk memberikan dia semangat, alhasil dinan langsung menguatkan gendongannya dan berjalan dengan sedikit cepat. Aku tertawa melihat kelakuannya.
Saat sudah berada di puncak dinan menurunkanku dan mencium keningku, aku mengusap keringatnya yang bercucuran melewati pipinya.
Pemandangan yang sangat indah dari sini, kota Bandung terlihat semua dari atas sini, udaranya pun begitu sejuk. tiba-tiba Dinan membalikkan tubuhku, sehingga kita saling berhadapan dan bertatapan. Dinan mendekatkan wajahnya padaku 'Degg' jantungku berdetak lebih cepat seperti di pompa, dia mendekatkan lagi wajahnya 'Degg...Deggg' jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari yang tadi. Sampai akhirnya dia mencium bibirku kilat dan langsung menjauhkan wajahnya dariku. Aku pun diam mematung tak percaya jantungku sepertinya mau copot. Dinan tersenyum memperlihatkan giginya yang begitu rapi.
"Maaf" bisiknya lembut membuat bulu kudukku merinding.
Aku menjawabnya dengan tersenyum dan kembali ke posisi awal dan menikmati pemandangan yang sangat indah.
***
Setelah Dinan membuatku berbunga-bunga kemarin sekarang dia membuatku bersedih lagi, Karna sekarang dia akan pulang ke jakarta melanjutkan aktivitasnya kembali, dan kembali meninggalkanku seperti biasa.
Ingin rasanya aku menjambak rambutnya dan berbisik 'Please don't leave me' tapi aku sadar posisiku, karna aku sadar masa depannya jauh lebih penting. Kadang aku bertanya pada diriku sendiri kenapa aku masih bertahan sejauh ini? Karna aku tau diluar sana mungkin tak akan ada yang bisa menerimaku dengan segala kekuranganku seperti Dinan. Walau memang perih seperti di tusuk jarum perlahan tapi pasti."Sayang, jaga diri baik-baik disini ya, jangan lupa makan, jangan lupain aku, kalau naik motor jangan lupa pake jaket, kalau gak ada aku jangan lirik-lirik cowo lain" ucapnya dan mengacak-acak rambutku dan mencubit hidungku.
"Iya sayangg, bawell dasar. Kamu jugaa yaa, Hati-hati dijalan dan jangan lupa kamu harus mengabariku jangan seperti waktu itu ya" balasku. Dinan langsung memelukku dan mencium keningku lama. "Oh iya, selin jugaa ya sayangg" akupun mencium pipinya lalu menggendongnya naik ke mobil.
"mami Hati-hati dijalannya" ucapku dan salam pada maminya dinan.Mereka pun pergi dan menghilang di jalanan, akupun segera memasuki rumahku dan duduk di sofa ruang tamu, tak kusadari air mataku menetes melewati pipiku 'kok aku nangiss, yailahhh'
Gumamku dalam hati dan menghapus air mataku dan menonton Tv.***
Aku akan mempertahankanmu sampai kau sendiri berkata 'aku menyerah' lalu aku akan melepaskanmu dan berhenti mempertahankanmu lalu akan pergi meninggalkanmu.
-Keyla Hutami
***Aku merebahkan tubuh kecilku diatas kasur, dan menatap langit-langit kamarku, dan berpikir tapi aku tak tau sedang memikirkan apa. Tiba-tiba ponselku berdering dan tertera nama dinan dilayarnya.
"Hallo" Ucapku lembut.
"Hallo, nyet aku tadi jatuh dari motor" ucapnya serak dan pelan.
"Hah? Kok bisaa kamu sih ga hati-hati terus gimanaa?"ucapku khawatir.
"Iyaa tadi pagi aku pergi membeli jam tangan sama lutfhi tapi waktu di jalan aku mau nabrak ibu-ibu aku menghindar trus menabrak tiang listrik, dan kakiku tertindih. Tapi udah ditangani sama dokter, katanya kakiku patah tapi lagi di rawat kok" ucapnya santai tetapi masih dengan nada seraknya.
"Harusnya waktu kamu kaya gini aku ada di sisi kamu, tapi maaf aku gak bisaa dinan" ucapku menahan tangis.
"Gapapa, sayang. Mendengar suaramu saja aku sudah senang. cukup kamu menyebut namaku di setiap doaku dan menjaga diri baik-baik, dan tidak pernah melupakanku"
"Pasti, aku selalu mendoakanmu, heyy aku tidak melupakanmu sayang" akupun langsung mematikan sambungannya dan mengalihkan dengan saling balas pesan.
***
Pagi ini hujan turun dan aku sudah berada di tempat duduk sekolah, hanya ada aku dan beberapa temanku saja . Tiba-tiba syifa dan raina datang, langsung melihatku heran dan menyapaku.
"Gila lo kesambet apa dateng pagi banget"ucap syifa meledek "oraitt"sambung Rainaa.
"Gue jugaa bisaa bangun pagi kelesss" balasku dan kita bertiga tertawaa sangat bahagiaa.
20 menit berlalu, bel masuk pun berbunyi, aku pun langsung duduk ke tempatku dan rainaa.
Bu suherni langsung masuk dan mengumumkan."Anak-anak, hari ini tidak belajar karna ada rapat untuk UAS tapi tidak dipulangkan, akan ada beberapa guru masuk hanya untuk memberi kisi-kisi. Mohon tidak ribut"lalu Bu Suhe pergi meninggalkan kelas dengan memberi kabar yang bahagiaa, semuaa murid bersorak bahagia.
Tiba-tiba Burhan teman sekelasku duduk disebelahku, iyaa Burhan aku sudah lama menyukainya, yang mengetahuinya hanya Raina,Syifa,alfa,dan ardian saja. Mereka semua sahabatku termasuk Burhan.
"Serius amatt key" ucap Burhan.
"Iyaa, lagi baca buku han, ceritanyaa ramee" ucapku dan tersenyum maniss.
Dia hanya ber-oh-ria dan mengobrol dengan alfa dan ardian yang berada di depanku sedangkan raina dan syifa ada di belakangku, menatapku dan menggodaku membuatku malu.
"Han peka bisaa kalii" ucap ardian tiba-tiba membuatku langsung melotot padanya dan mengisaratkan untuk diam.
"Peka gimana? Gangerti " balas burhan dan tertawa keherananm
"Lo gatau sebelah lo kan..." ucap alfa dan tertawa. Burhan sontak melihatku dan bertanya, aku hanya mengangkat kedua bahuku, Dan menatap adit dengan galak.
Ini cowo dua ini bibirnya lemess sangat, ingin rasanya aku melakbannya dan menjabak rambutnya lalu menendangnya kelaut, tapi apa daya badan mereka berdua besar-besar, semoga syifa tidak memberi tahu dinan apa yang terjadi hari ini di kelas. Gumamku dalam hati.
Sekarang aku ingin mencoba melupakan perasaanku pada Burhan karna aku sadar aku sudah memiliki Dinan, jangan sampai aku merusak kepercayaanya Dinan, jangan Sampee..
****
Masih belajar, dan masih butuh kasih sayang ehhh masih butuh saran dan vote kaliann.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT
Teen FictionSetidaknya berilah diriku sedikit celah cahaya agar dapat melihat apa yang telah terjadi walaupun hanya secerca cahaya. Cinta itu pergi disaat aku benar-benar merasakannya, selamat!! telah kehilangan cinta yang paling besar, tuan!! Aku benar - benar...