Chapter 16

41 4 0
                                    

Hari ini aku sudah memulai aktivitasku kembali tapi tidak dengan aktivitas sekolah, yaa karna sekarang masih libur sekolah. Kuturuni setiap anak tangga dirumah, kulihat mamaku yang sedang duduk di sofa dan menonton tv dan kulihat kakaku yang sibuk bersiap-siap pergi, entah kemana.

"Masih pagi udah wangi ajaa" ledekku.

"Paansih, mening sana lu nonton tv, bukannya lu suka upin&ipin mumpung lagi episode ultramen ribut" jawabnya lalu menjauh.

Kurebut remot yang sedang mamaku pegang dan kuganti chanelnya, ketinggalan banyak episode ini. Batinku. Aku sangat serius menonton sampai mamaku pun kuhiraukan.

"Udah gede nontonnya masih yang gini, gamalu kalo Dinan liat" ucap mamaku dan tersenyum. Aku menggelengkan kepalaku tanpa melihat arah mamaku.

****
Kulihat arah jam dinding pukul 15.30, okee Dinan kemana jam segini belum ada. Kuambil ponselku yang ada si dalam tasku dan ku hubungin Dinan.

Tutt...tuttt....tuttt... maaf no yang ada hubungi sedang diluar jangkauan silahkan hubungi beberapa saat lagi. Dinan tak menjawab telponku, kuturuni anak tangga dan langsung pergi menghampiri kamar kakaku.

"Ka, anterin keyla ke rumahnya Syifa bentarann" ucapku kesal. Kakaku langsung mengiyakan lalu pergi dan menarik tanganku.

20 menit berlalu, ku ketuk pintu rumahnya Syifa tetapi tak ada suara sama sekali, saat kulihat arah jendela gelap sekali. Tapi sepatu dan sendal dinan ada disini. ku telpon syifa, tapi tak ada jawaban.

Tiba-tiba ada seseorang yang membukakan pintu, saat terbuka lebar ternyata celina.

"Eh kaka, ka dinan nya lagi pelgi" ucapnya polos dan memeluk kakiku. Aku jongkong agar tubuhku dan celina setara.

"Iya gapapa sayang, kan kaka kesini mau ketemu celina" jawabku dan kucium keningnya lalu masuk.

Kulihat semua ruangan sangat gelap, saat kunyalakan lampu. 'Wow, its so fantastic' mulutku menganga terkagum-kagum semua ruangan dihiasi balon dan kulihat kearah tembok ada namaku dan nama Dinan aku tersenyum melihatnya, dan kulihat ke arah meja ada sebucket bunga mawar, kubawa bunga itu di atas meja.

Tiba-tiba ada seseorang memelukku dari belakang dan berbisik 'Happy anniversary sayang' bisiknya pelan dan lembut kubalikkan tubuhku hingga wajahku dan wajahhnya begitu dekat sangat dekat, kukerutkan keningku dan mendekat kearah telinganya 'makasih sayang, i love you' ku cium pipinya lalu menjauh dari pelukannya lalu mengambil sebucket bunga.

"I love you to. Bunganya cantik yaa, kaya kamu" ucap Dinan

"Oke, aku disamain sama bunga. Pacaran ajatuh sama bunga" jawabku dan memberikan bunga itu ke Dinan.

"Yaelah, gitu aja marah" ucapnya lalu mencium ujung kepalaku.

"Aku marah, kalau mau aku gamarah. Ada hukumannya"

"Apa"

"Cepet joged, tapi lagunya dangdut"

"Hah?"

"Cepet"

"Iya iyaa"

Kuputarkan lagu Dangdut 'sambalado - Ayu tingting' dan Dinan segera menggerakkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dan mengacungkan jempolnya, pacarku ini seperti bebek sekarang. Aku tertawa penuh kemenangan sedangkan Dinan terus joged dengan wajah yang datar.

"Kaya bebek" ucapku disela-sela tertawaku.

"Apa kamu bilang?" Dinan berhenti lalu mengacak-acak rambutku dan mencubit kedua pipiku. "Heh bebek" ucapku lagi dan terus masih tertawa.

"Bebek,bebek,bebek wleee" dan menjulurkan lidahku padanyan.

"stop, kalo gamau diam kututup mulutmu dengan mulutku" ucapnya, terdengar nada menggoda. Sontak tawaku terhenti dan kututup mulutku dengan kedua tanganku dan menjauh.

"Masih mau bilang aku bebek?" Aku langsung menggeleng cepat dan diam dengan terus menatap matanya. "Heh, kenapa key? Kalem aja sayang aku gaakan gitu sini jangan jauh-jauh" ucap Dinan meyakinkan.

Lalu kubuka tanganku yang berada di mulutku dan mendekat kearahnya, aku hanya diam tak lagi tertawa. Tiba-tiba Dinan mendekatiku dan mencium bibirku kilas "kena kamu key" ucap dinan tertawa penuh kemenangan dan menjauhiku. Tubuhku lemas sangat lemas, kusenderkan kepalaku ke kursi dan diam.

"Key ko diem?" Tanya Dinan. Aku tak menjawabnya dan terus diam. Dinan mendekatiku dan duduk di sebelahku. Aku terus diam, Dinan mendekati wajahnya dan melihatku, aku langsung mencubit perutnya sampai dia meringis kesakitan "hahaha 2-1" ucapku lalu tertawa.

"Aku kira kamu marah" ucap dinan.

"Engga kok, cuman iseng aja ehh kamunya kepancing" jawabku santai dan menyenderkan kepalaku di bahunya. "Dinan, kamu tau ga, hal apa yang paling aku takutin?" Tanyaku.

"Apa?"

"Kehilangan kamu, hal yang paling aku takutin" ucapku

"Kalau aku hal yang paling aku takutin, saat kepercayaan kamu hilang sama aku, saat aku gabisa jagain kamu, dan aku takut saat kamu cuekin aku" - Dinan

****
hari ini begitu menyenangkan walaupun awalnya aku dibuat kesal ternyata dibalik itu Dinan sudah membuat kejutan kecil-kecilan yang begitu berkesan bagiku. Kuganti bajuku dengan baju tidur, lalu kurebahkan tubuh mungilku ke atas kasur dan menatap langit-langit kamarku sembari membayangkan hal yang tadi begitu cepat berlalu.

Tiba-tiba ponselku berdering ku ambil hp ku yang masih ada di dalam tas. Saat ingin kuangkat dia memutuskan telponnya sepihak, kulihat panggilan tak terjawabnya 'LUTFHI' okee untuk apa dia malam-malam menelponku lalu memutuskan kembali. Kulempat ponselku ke kasur lalu kembali merebahkan diriku di kasur, saat mataku mulai menutup. Ponselku berdering untuk kedua kalinya, hari ini aku cape aku ingin tidur ganggu saja. Kuangkat telponku.

"ADA APA? TAK BISA MENELPONNYA MENUNGGU PAGI? AKU CAPE MAU ISTIRAHAT" ucapku dengan nada tinggi.

"Maaf key bukannya mau ganggu tapi inilo aku mau ngomong" Ucapnya

"Ngomong apa? Gabisa ditunda sampe pagi?"

"Gabisa, Penting banget soalnya"

****
Apa yang akan di katakan lutfhi pada keyla? Tunggu lanjutannya ya.

Vommentnya jangan lupa😊

HURT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang