Kami berhenti di depan sebuah pintu yang lagi-lagi dan lagi sama seperti semua pintu yang ku lihat di mansion hari ini. Hiroshi membukakan pintu dan mempersilahkan ku masuk sedangkan dia menyusul di belakang ku.
"Ini kamarmu" serunya setelah menutup pintu. Kebahagiaan terlihat di matanya yang coklat mengkilap.
"Arigatou Hiroshi-san"
Kamarnya sungguh luar biasa sangat besar dan cantik. Dinding berlapis wallpaper putih bermotif bunga mawar memenuhi seluruh dinding kamarku. Tempat tidur berukurang king size dengan seprai merah bermotif mawar putih indah sekali. Semuanya bertema mawar.
Sepasang kursi dan meja kayu kecil terpajang rapi di dekat pintu kaca balkon kamarku. Lemari besar berada di sebelah barat dekat sebuah pintu kayu.
Di sebelah barat daya ada sebuah meja rias putih dengan ukiran-ukiran sederhana memenuhi sisi kaca rias. Di atasnya terpajang botol-botol kaca yang kemungkinan besar berisi farfum atau hanya sekedar hiasan.
Di kanan kiri tempat tidur ada side table kecil berwarna putih polos dan satu lampu tidur sederhana. Di sebelah timur tempat tidur ada meja belajar kayu putih plus rak buku di atasnya serta lampu belajar kecil yang menempel di sudut meja.
Hampir lupa lantai yang dilapisi katpet hitam dengan motif bunga putih memenuhi ruangan sangat kontraks dengan seluruh desain kamar ini.
"Bagaimana? Kau suka? Dan pintu di sana itu kamar mandi," Hiroshi berbisik membuyarkan lamunanku dari keterkejutan luar biasa kamar ini.
"Serius kamar mandi di dalam kamar?" Sungguh sempurna. Kata 'luar biasa' saja tidak cukup untuk menjelaskan kamar ini.
"Tentu saja. Tapi meski di setiap kamar ada kamar mandinya sendiri. Kau harus hati-hati. Bisa saja seseorang masuk ke kamar mu."
Benar. Itu jelas bisa terjadi. Seluruh pintu di sini sama semua. Kemungkinan salah masuk ruangan itu sangat besar.
"Kau bisa liat-liat kamarmu dan membereskan barang-barang mu."
"Yorushiku onegaishimasu Dian-chan," lanjutnya.
"Yorushiku Hiroshi-san."
Hiroshi pun berlalu lalu menutup pintu kamarku.Lagi aku mengagumi kamar ini. Aku mengambil koper ku yang sejak tadi tergeletak cantik di samping tempat tidur. Ku langkahkam kaki ku tapi nyawaku entah tertinggal dimana aku hanya bisa mengagumi ruangan ini lagi dan lagi.
Aku membuka pintu kayu di samping lemari besar yang katanya kamar mandi—tampa jiwa sedikit pun di tubuh ku.
Sungguh luar luar luar biasa seperti kamar mandi hotel bintang lima. Kamar mandi yang luas dengan bathtup di sudut ruangan dengan hiasan emas di sudut-sudutnya. Berdesain mewah. Wc duduk di sebelah timur. Shower khusus di dalam ruang kaca. Tembok bercat krem menambah kesan mewah.
Kembali nyawaku hilang setelah melihat kesempurnaan di sini. Kaki ku lemas ketika berjalan mendekati lemari.
Ketika ku buka salah satu pintu lemari besar itu—penuh dengan pakaian berwarna putih. Gaun tidur putih. Dress pendek putih. Kaos putih. Rok putih. Kemeja putih. Semuanya putih.
Aku memasukan pakaian yang ku bawa di paling sudut lemari agar tidak terlihat. Benar-benar kontraks dengan apa yang ada di dalam sebelumnya.
TBC
5/25/17
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenade of the Immortals [COMPLETE]
Teen FictionDiangel Gileason tak pernah menyangka hidupnya berubah begitu drastis. Undangan misterius membawanya ke sebuah mansion besar dengan desain kuno dan atmosfer menyeramkan. Di sana, ia bertemu dengan keluarga Carnegie, kumpulan pria tampan yang menyemb...