Beberapa minggu berlalu. Aku menghabiskan hariku bersama Hiroshi tanpa sedikit pun memperdulikan Naoki. Selama dua minggu ini Naoki tidak terlihat di rumah dan sangat sedikit terlihat di sekolah. Aku berusaha untuk tidak memikirkannya dan itu lumayan berhasil.
Ketika sesekali banyangan Naoki terlintas, Hiroshi datang dan dengan cepat menghilangkan sosok Naoki di kepalaku. Meskipun begitu aku tidak dapat benar-benar melupakan Naoki.
Hari ini aku melihat Naoki dengan seorang wanita. Dia cantik, bertubuh tinggi, dengan paras dewasa, ku tebak dia setahun lebih tua dariku, jelas sangat berbeda denganku, aku bahkan terlimat masih seperti anak yang baru lulus SMP.
Aku belum pernah bertemu dengannya, sama sekali tidak mengenalnya. Dia terlihat sangat dekat dengan Naoki, dengan mudahnya merangkul Naoki karena tinggi mereka yang sebanding. Ketika ku bayangkan diriku di posisinya jantungku terasa di remas, napasku sesak.
Seharusnya aku pergi, tidak menyaksikan adegan pilu di hadapanku, tapi kaki ku terasa menancap di tanah. Ketika mereka berjalan menjauh seakan tubuhku terikat dengan mereka, aku mengikuti mereka. Dengan bodohnya ketika gadis yang bersama Naoki menengok ke arahku, aku bersembunyi dan kembali mengikuti mereka.
Hati ku hancur ketika gadis itu mencium pipi Naoki dan berjalan berlawanan arah. Aku membeku, air mata membanjiri wajahku dengan cepat, kakiku tak mampu menopang tubuhku, aku ambruk. Kutekuk lututku ke dada. Aku ingin sekali menangis, mengangisi apa? Untuk siapa aku menangis?
Aku kembali ke kelas, kembali menangis, menangisi hal yang bukan milikku. Bodoh. Aku mengutuk diriku sendiri.
Kuhn bertanya apa aku baik-baik saja, ku jawab dengan anggukan tapi sepertinya itu belum cukup. Kuhn terus bertanya mengapa aku menangis, aku tak tau harus mengatakan apa. Apa tidak masalah kalau ku katakana yang sebenarnya? Tapi ku pikir ini hanyalah formalitas. Kuhn bertanya karena dia melihatku. Sungguh aneh ketika teman sedang menangis dan kita diam saja. Jadi ku pikir tidak perlu mengatakannya.
"Aku baik-baik saja sungguh," Kuhn menyeka air mataku dengan tangannya.
"Ayolah Dian, cerita padaku, kita ini teman baik ingat. Kita bukan hanya sekedar teman. Kau bisa percaya padaku."
Sekita itu tangisku kembali, bendungan di mataku tidak dapat menahan air mata yang tadi kutahan. Kuhn memelukku dan tangannya yang bebas megulus rabutku.
"Ada masalah apa? Apa cowok itu lagi?"
Aku mengangguk. Aku pernah bercerita soal Naoki sebelumnya kepada Kuhn tapi aku tidak mengatakan padanya bahwa aku telah menikah dengannya, tidak pada siapa pun.
"Sudahlah, Dian, pria seperi itu tidak pantas kau tangisi. Kau gadis yang unik. Masih banyak cowok di luar sana yang bisa mencintaimu."
Tidak. Tidak akan ada. Dan tidak akan bsa. Aku telah menikah dengannya dan itu fakta. Sekali kau terikat atas nama Tuhan, kau tidak dapat memisahkannya kalau bukan kehendak Tuhan sendiri..
Kuhn menyelipkan helaian rambut berantakkanku ke belakang telinga, seakan membaca pikiranku dia berbirik, "Kalau memanng tidak bisa.... Aku mengerti perasaanmu, Dian, maaf akku tidak bisa membantu."
Aku menggeleng. "Tidak, aku berterimahkasih padamu, kau teman terbaik yang ku punya."
***
Aku mencoba melupakan kejadian tadi siang, mencoba melakukan beberapa hal yang mengambil perhatianku. Aku terfokus pada tugas biologi ku, Hiroshi datang membantu, dia memberiku beberapa saran dan itu sangat membentu. Seketika aku lupa kenapa aku menangis.
Tapi itu tidak berlangsung lama. Katika tugas biologiku selesai, Naoki dating dan langsung menarik kerah baju Hiroshi. Dia menariknya berdiri, memukul pipi kiri Hiroshi. Hiroshi tidak melawan. Dia hanya diam.
"Hey, kau menjalin hubungan dengan Angel?" Naoki berteriak.
"Maaf," Hiroshi menundukkan kepalanya, tidak mengelak atau membela dirinya.
Entah dapat kekuatan darimana. Aku merasa kesal dengan sikap Naoki, dia keterlaluan. Seharusnya dia tidak memukul Hiroshi seperti itu. Aku tidak tau apa maksudnya tapi aku benar-benar tidak suka.
"Aku minta kau lepaskan dia sekarang juga! Bukan urusanmu kalau aku berhubungan dengan Hiroshi. Kau sendiri yang bilang aku boleh berhubungan dengan pria lain. Lagi pula aku tidak mengganggu hubunganmu dengan gadismu itu."
TBC
11/19/17
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenade of the Immortals [COMPLETE]
Fiksi RemajaDiangel Gileason tak pernah menyangka hidupnya berubah begitu drastis. Undangan misterius membawanya ke sebuah mansion besar dengan desain kuno dan atmosfer menyeramkan. Di sana, ia bertemu dengan keluarga Carnegie, kumpulan pria tampan yang menyemb...