1.My brother raffa

33.1K 854 21
                                    

AN: dikarenakan setelah aku baca ulang, aku ngerasa kalau tulisan ku kacau banget disini, dan aku berniat untuk me-revisi nya, gak banyak yang berubah kok. Cuma memperbagus bias lebih enak dibaca, hehe.

oh iya kalau ada beberapa nama yang diganti itu privasi, karakternya tetap sama, cuma nama yang diganti.

----------------------------------------------------------


Hi! Namaku Raina Ardra, usia 16 tahun. Aku suka hujan, aku juga suka kak raffa! Hehe, aku punya kakak. Namanya Raffa Ardra, kak raffa kakakku satu satunya! Tentu saja aku sayang kak raffa. Kak raffa orang yang paling dekat dengan ku selain Almh. Nenekku, kalau kalian bertanya kenapa bukan orang tua ku? Yah begitulah. Aku tidak terlalu dekat dengan papa dan mama. Alasannya ya gitu, mereka terlalu sibuk.

"Non rain, sarapannya yang banyak ya. Biar disekolah gak lemes, den raffa juga" Itu suara bi yati, pembantu rumah tangga kami, sejak nenek meninggal bi yati yang kebanyakan mengurus kami, dia itu bibi yang paling perhatian sepanjang masa deh!

"Sip!" kataku sembari mengacungkan jempolku dan memakan sarapan didepanku, sedangkan kak raffa dia hanya mengangguk angguk kepala sambil tersenyum geli saja, ketahuilah kakakku itu sangat tampan jika tersenyum!

"Tadi, mama sama papa pesen, kalau minggu ini mereka gak pulang ya den, bibi cuma mau nyampein aja" kata bi yati, ia masih sibuk berkutat di kompor, entah apalagi yang bibi ku itu ingin buat.

"Ngapain bilang-bilang? Biasanya juga kalau pergi ya pergi aja sesukanya. Kalau jagain rain aku emang selalu lakuin tu, mereka kan gak pernah jagain rain"Kata kak raffa seperti biasanya, dia memang selalu sensitive jika membahas tentang kedua orang tua kami, tapi bi yati sudah maklum "ayo rain, nanti macet" katanya, menyandang ranselnya, aku hanya mengangguk sambil berpamitan kepada bibi, hm pagi ini mungkin mood kakakku itu jadi buruk lagi.

-sekolah-

"Masuk sana, bel udah bunyi juga, nanti kamu telat" kata kak raffa, tangannya beralih mengacak pelan pucuk kepalaku, aku cemberut menampilkan ekpresi kesalku seperti biasa, kakakku itu suka sekali mengacak rambutku-----"Barengan kali kak, jangan bilang kakak mau bolos!" aku menunjuk kakakku dengan telunjuk tanganku yang tepat didepan wajahnya, ia hanya terkekeh geli "gak, gak kok kakak gak akan bolos" balasnya sambil tersenyum meyakinkanku, akupun berjalan menuju kelasku.

"OMG!!! RAINNNNNNNN!! Kenapasih kakak loo itu ganteng banget gak ngerti lagi deh gue!" teriakkan ulfa, ulfa adisty namanya,sahabat aku yang suaranya cempreng banget dan tergila gila banget sama kak raffa padahal ulfa sendiri juga sudah punya pacar. Namanya gilang, dasar ganjen ulfa.

"Ih fa! Sekali gak teriak berapa sih? Malu kali diliatin, Muka lo tebel emang!" Kataku kesal, memuta bola mataku jengah, lalu berjalan melalui ulfa --- "idihhh selo ae kali rain, lo lupa? Urat malu kita kan kemarin udah kejual! Ah gue bareng gilang aja ah males sama lo jutek!" katanya, menjulurkan lidahnya kepadaku, sambil berlari menghampiri gilang yang aku tidak tau dari mana datangnya.

Aku hanya berdecak sambil geleng kepala, tak habis piker dengan temanku yang satu itu.

-0-

Didalam kelas Bu Hera membagikan surat undangan untuk orang tua siswa "Dengar semua sekolah kita akan mengadakan acara hari jadi sekolah, jadi sekolah ingin mengundang orang tua kalian semua untuk rapat dan mungkin saja akan minta dana partisipasi nya" katanya, aku mengerti maksud Bu hera, hanya saja aku tidak yakin apakah orangtuaku bisa datang kali ini atau tidak.

"Lo diwakilin siapa rain?" suara sabrina memecahkan lamunan ku, satu lagi sahabatku yang sangat bawel itu, namanya Sabrina kelakuannya gak jauh beda sama ulfa, sama-sama mengesalkan "Gak tau nih mama papa gue lagi keluar kota ah bomat deh"kataku, merebahkan kepalaku dilipatan tanganku, sebenarnya aku juga pengin sesekali orangtuaku ikut andil berpartisipasi dikegiatan sekolah, tapi apalah daya.

My Brother Raffa [On REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang