AN: dikarenakan setelah aku baca ulang, aku ngerasa kalau tulisan ku kacau banget disini, dan aku berniat untuk me-revisi nya, gak banyak yang berubah kok. Cuma memperbagus bias lebih enak dibaca, hehe.
oh iya kalau ada beberapa nama yang diganti itu privasi, karakternya tetap sama, cuma nama yang diganti.
---------------------------------------------------------
Rasanya sangat malas bagiku pergi kesekolah, apalagi dengan kondisi mata bengkak akibat menangis semalam suntuk, lebay? memang. "pagi-pagi diawalin dengan senyum, senyum dong?" ucap kak raffa yang tengah melepas helmnya.
Lalu aku pun tersenyum lebar dengan paksaan.
"Tenggelam matanya" tambahnya memengang mataku lalu tertawa.
"Yaudah deh kak, rain masuk kelas duluan" kataku lalu pergi masuk kekelas dengan jalan menunduk.
Bruk!
"Kalau jalan jangan nunduk" ucap seseorang yang kutabrak tadi. "Maaf" ucapku singkat "Eh rain?" katanya, menyadari bahwa itu aku, aku pun melihatnya ternyata itu adalah kak aga, aku sedikit malu, "eh? kak, maaf ya?" kataku.
"Iya gak papa, lain kali kalau jalan jangan nunduk, untung kamu nabrak kakak kalau nabrak pak ruslan gmna?" ucapnya terkekeh.
Pak ruslan itu guru killer yang palanya botak ditengah and perutnya buncit haha.
"Iyaiya kak" kataku, sungguh aku sedang tidak mood berhadapan dengan siapapun, dan terlebih aku malu karena mata bengkak ku "Matanya kenapa? Habis nangis?" tanyanya lagi.
"Digigit semut kak"
"Hebat ya digigit semut dua duanya" timpalnya.
"iyanih, kak rain duluan ya, see you"
"Eh orang belum selesai ngomong juga" teriaknya dari kejauhan
setelahnya aku menyesali sikapku pagi ini pada kak Aga, ah Rain!
Aga POV
Pagi ini Raina aneh sekali, tidak biasanya ia bersikap ketus seperti itu paling tidak ia akan menunjukkan senyum manisnya setiap hari, aku selalu berpikir apa aku berbuat kesalahan?
"Woi bro" Raffa menepuk pundakku dan duduk dengan kaki yang diangkat satu dikursi sampingku.
"brisik" aku bangkit dari kursi "Eh lo mau kemana?" tanya raffa "Ke ruang kepsek, mau ngasih ni proposal perpisahan" jawabku sambil menunjukku proposal.
"Siswa teladan SMA harapan, eh nanti pak ruslan masuk ga?"
"Masukla kaya gatau tu pak ruslan gapernah absen bro"
"Gue cabut deh nanti, izinin kek"
"tobat lo udah mau UN juga masih aja cabut cabutan raff raff"
"Males gue ayolah lo kan teman gue yang paling baik" ucapnya menyenggol lenganku.
"Yaudah, eh gue mau nanya dong. Tadi rain nabrak gue trus gue ajakin ngobrol balesnya singkat mulu matanya bengkak juga kenapa dia?" kataku.
"Ohh, lo tau kan aldi anak 11?" ucapnya lalu aku hanya mengangguk "rain sama aldi itu udah sahabatan dari kecil, main bareng apa apa bareng deh jadi mereka punya rumah pohon bokap gue sama bokap aldi yang buatin, jadi aldi ngajakin orang lain kesana padahal itu cuma mereka berdua yang kesana ya jadi rain ngerasa tempatnya digantiin mungkin" jelas raffa. Aku hanya membulatkan mulut ku berbentuk huruf 'o'
Dringgdringgg
"Seriusan lo?"
"....."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Raffa [On REVISI]
Fiksi Remaja[TAMAT] Ceritanya ada yg diprivat gitu, follow gw dulu yashhh. Raffa sangat menyayangi adiknya raina, begitu juga dengan raina. Mereka kakak beradik yang kurang kasih sayang dari orang tuanya. Namun mereka memiliki banyak alasan untuk selalu bahagia...