2. Kenapa kak?

13.7K 519 16
                                    

AN: dikarenakan setelah aku baca ulang, aku ngerasa kalau tulisan ku kacau banget disini, dan aku berniat untuk me-revisi nya, gak banyak yang berubah kok. Cuma memperbagus bias lebih enak dibaca, hehe.

oh iya kalau ada beberapa nama yang diganti itu privasi, karakternya tetap sama, cuma nama yang diganti.

*****
"Rain ayo kesini main deh kesini ini tempatnya bagus banget lo rain beneran nenek gak bohong!" Wanita paruh baya itu berteriak senang sambil melambai lambaikan tangannya kearah raina, raina tercekat. Merasa rindu menjalar ke seluruh tubuhnya.--- Raina tersadar, lalu ikut berteriak "nenek!" Katanya senang "tungguin rain! Rain panggilin kak raffa dulu buat ikut!" Namun, tiba tiba sosok itupun menghilang entah kemana.

"Nek! Nek! Nek! Nek tungguin rain nek tungguin rain sama kak raffa" teriak raina menyadari kala perempuan itu menghilang dari pandangannya.

Raffa sedari tadi telah mengguncang guncangkan tubuh raina, ia khawatir sekali melihat adiknya tidur berteriak dan bekeringat seperti itu "rain! Bangun. Kamu mimpiin apa sih dek?!" katanya, ia menepuk pelan pipi adiknya itu, jelas sekali dari raut wajahnya kalau ia sedang khawatir.

Raina terbangun dengan peluh yang mengalir di dahinya, nafasnya naik turun. Ia sadar ia mimpi lagi, mimpi neneknya lagi.

"Mimpi apa sih dek?" ucap raffa sambil meminumkan air putih untuk adiknya itu "nenek kak, tadi nenek datang nungguin kita tempatnya indah banget kak" raina tersedu, tangannya bergerak memeluk tubuh kakaknya itu, Raffa menatap pilu adiknya itu sambil memeluknya.
"Mungkin kamu kangen kali, yaudah mandi sana ntar telat" katanya mengelus sayang rambut raina.

Sepeningalan raina kekamar mandi, Raffa masih tercenung menatap punggung adiknya yang sudah menghilang dibalik pintu kamar mandi, kadang ia merasa sedih, kenapa harus terjadi didirinya dan adiknya?

Raina masih kecil, belum seharusnya merasakan kesedihan yang terus menerus.

"Kak udah siap nih! Yuk. Keburu telat" Raina sudah rapi dengan seragam putih abu-abu nya, anak itu menepuk bahu kakaknya yang sedang diam menatap nasi goreng buatan bi yati--- "Non sarapan dulu nanti sakit!" Bi yati menyendok nasi goreng dipiring, raina menggeleng pelan "bi, aku enggak sarapan ya? Enggak lapar" katanya.

"Sarapan dulu rain, kamu belum sarapan paling gak makan roti dikit aja" kata raffa, tapi Raina masih menolak "atau mau bibi bawain bekal ya?" kata bi yati, akhirnya raina menyerah, ia mengangguk dan menunggu bi yati sampai selesai mengisi kotak bekalnya.

Raina POV

Hari ini rasanya tubuhku mati rasa tak bersemangat apalagi hari ini semua orang tua murid mendatangi undangan dari sekolah dan seluruh teman temanku datang bersama orang tua mereka dan aku? Jangan tanya kan aku.

*****

"Kak ada undangan ni dari wali kelas" raina menyodorkan kertas putih itu pada raffa "ya kakak tau kok, kakak juga dapet ya biar aja orang tua kita gak dateng bilang aja gak bisa datang" kata kak raffa tampak cuek saja, raina cemberut.

"Tapi kan kak------ belum sempat raina melanjutkan ucapannya raffa sudah memotong "denger ya rain gimana mau dateng? Sementara mama papa gak pernah bisa datang ke acara acara penting sekolah jangankann acara sekedar ambil raport pun siapa? Bi yati kan yang selalu wakilin? Jadi gak usah mikirin mereka deh, paling kalau ditanya bilangin aja gak bisa datang karena sibuk" katanya raffa lalu naik kekamarnya.

Begitulah kata kak Raffa yang kuingat tadi malam. Sedih gak sih? Ya sedih banget, aku juga mau membanggakan orangtua ku didepan teman-temanku.

"Eh rain, mama kamu mana?" kata tante ida yang tiba tiba menyapaku --- tante ida itu mamanya ulfa yang bawelnya gak karuan. Beda sekali dengan mamanya, tante ida itu sangat ramah. "eh tante mama sama papa lagi keluar kota jadinya gakbisa dateng deh" kata ku menggaruk leher belakangku canggung, aku juga yakin tante ida tau sebagaimana sibuknya kedua orangtua ku, karena mama ku dan tante ida juga berteman cukup baik.

My Brother Raffa [On REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang