33. Selalu saja

4.3K 234 6
                                    

AN: dikarenakan setelah aku baca ulang, aku ngerasa kalau tulisan ku kacau banget disini, dan aku berniat untuk me-revisi nya, gak banyak yang berubah kok. Cuma memperbagus bias lebih enak dibaca, hehe.

oh iya kalau ada beberapa nama yang diganti itu privasi, karakternya tetap sama, cuma nama yang diganti.

---------------------------------------------------------

"Raffa kenapa ris?!" tanya ibuk

"Raffa.. Raffa....-----

"Mama ngomong cepatan ma! Kak raffa kenapa ma!!" teriakku "Kakak kamu masuk UGD" kata mama lirih lalu pingsan tak sadarkan diri.

Tanganku melemas, eskrim yang semula ku pegang jatuh kelantai "Bohong kan? Tadi kak raffa baik baik aja kok? Bun ini bohongkan? Buk?" tanyaku tak percaya.

"Aldi ini bohongkan? Sendi ini boh--ong kan?"

"Bilang ke gue kalau ini bohong!! Kak raffaa!! Kak raffa!!" ucapku lalu menangis sejadi jadinya.

"Aldi antarin gue ke-rs aldi..."

"Sendi tolong antarin gue, gue mohon.."

Pikiran ku kacau, aku seperti orang gila saat ini.

Lalu sendi dan aldi pun mengantarkan ku ke rumah sakit.

Mama yang tengah pingsan masih dirumah bersama bunda dan ibuk

Selama diperjalanan aku tak henti hentinya menangis dan berbicara sendiri bahwa ini hanyala omong kosong ini bohong!

"Kakak gue tadi baik baik aja kok, sehat sehat aja malahan kemarin gue kepantai bareng dia!" kataku berbicara sendiri.

"Gak gak gak mungkin kakak gue di rumah sakit gak mungkin"

"Kakak gue di rs di? Ndi? Kakak gue di rs kak raffaa!" lalu akupun menangis.

Aldi dan sendi hanya menatapku dengan iba.

Sesampainya dirumah sakit aku langsung berlari mencari ruang UGD

Tampak kak raffi dan kak niko disana.

Lalu aku berlari dan dikejar oleh kak raffi.

Sementara aldi dan sendi tengah berbicara dengan kak niko "Rainn tunggu rain!" teriak kak raffi yg tengah duduk lalu sepecatnya mengejarku.

Aku masih berlari dan kak raffi memelukku.

"Lepasin kak, hiksss hikss lepasin!"

"Kamu tenang dulu! Raffa masih ditanganin dokter kamu tenang dulu!" kata kak raffi.

"Kakak rain disana kak, dia butuh rain" tangisku melemah.

Lalu kak raffi membawaku duduk dikursi disana.

"Kamu minum dulu, tenangin diri kamu, percaya sama kakak kalau raffa gak bakal kenapa napa"

Kak niko pun datang bersama sendi dan aldi.

"Rain kamu tenang ya?" kata kak niko yang tengah memegang tanganku.

Aku hanya mengangguk angguk segegukkan.

"Bangsat banget sih bisanya keroyokan!" kata sendi yang tengah kesal.

Lalu aldi duduk disampingku dan merangkulku dalam pelukkannya.

"Lo tenang dong, kak raffa bakalan sedih juga ngelihat lo kaya gini"

"Tapi kakak gue.. Kakak gue siapa yang tega jahatin dia,," ucapku lirih.

"Ini semua ulah dhino, kakak juga heran kenapa sih tu orang suka banget nyari ribut!" geram kak raffi menonjok dinding.

"Sekarang boy,diwa dan egi lagi ngurusin dhino, kamu tenang ya rain kakak jamin kali ini dia dipenjara" kata kak niko.

My Brother Raffa [On REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang