Belum Berakhir--02

557 28 5
                                    


Kemarin Fania tidak jadi menemuiku di toko buku sebab mendadak harus pergi mengantar ibunya ke rumah sakit.

"Iya, salam aja ya buat mamamu, Fan. Maaf belum bisa jenguk," kataku di sambungan telepon dengan Fania.

"Iya gapapa, lagian lo juga baru sampe,"

"Hmm..."

"Udah ya, gue mau ke ruang dokter dulu,"

"okay, lo juga jangan kecapean Fan,"

"Iya bawel. Byee..."

"Bye.." setelah itu sambungan telepon ku matikan.

Rumahku sangat ramai hari ini, semakin dekat menuju acara pertunangan Mas Razan, aku pun semakin sibuk. Mama tak henti-hentinya berbicara di telepon, mengurus baju, dekor, bunga dan banyak lagi. Papa selalu kedatangan tamu, dan yang paling sedikit menyumbangkan kontribusinya adalah aku.

"Dek Rin, tolong mama antar kebaya untuk kak Gisya ya," ujar mama. Aku yang tengah mondar-mandir di ruang keluarga buru-buru mengambil kebaya yang dimaksud serta kunci mobil. Senangnya ada yang dapat kulakukan.

"Oke ma. Rinta pergi sekarang. Daah mama," setelah salim, aku langsung berangkat menuju rumah kak Gisya.

Dari depan gerbang, rumah kak Gisya juga terlihat ramai. Aku yakin mereka adalah tamu dan kerabat yang akan mempersiapkan acara pertunangan kak Gisya dengan kakakku.

Aku melangkah masuk dan tidak menemukan seorangpun yang kukenal. Ini karena aku hanya pernah bertemu dengan keluarga kak Gisya sekali, dan dengan kak Gisya sendiri hanya beberapa kali. Sudah beberapa menit berlalu namun aku masih seperti orang bingung di dalam ruangan yang ramai ini, akhirnya kuputuskan untuk bertanya pada seorang anak yang sepertinya masih SMP.

"Dek, mau tanya dong, kak Gisya ada di mana ya?" tanyaku seramah mungkin pada anak itu.

"Kak Gisya kalau gak salah di atas kak." jawabnya sopan padaku sambil mengangkat jari telunjuk.

"Oke, makasih ya dek." kataku sambil tersenyum.

Aku pun segera naik ke lantai dua. Di sini tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang yang sedang duduk-duduk di ruang tengah, mereka pun mengamatiku berjalan. Jadi canggung, akupun hanya mengulaskan sebuah senyum sambil berharap aku segera menemukan kak Gisya.

Terlihat seorang perempuan dengan dress putih di dalam kamar yang terbuka sedikit pintunya. Akupun mencoba mengetuknya beberapa kali. Perempuan yang ternyata adalah kak Gisya itupun menoleh lalu tersenyum.

"Rinta?" sapanya. Aku hanya tersenyum ramah. "Sini-sini masuk."

Aku pun membuka pintu lebih lebar lagi lalu masuk dan duduk di kursi sebelah tempat tidur kak Gisya.

"Kamu sama siapa?" tanya kak Gisya padaku.

"Sendiri kak, hehe."

"Udah ketemu mama?" akupun menggeleng, tau yang dimaksud adalah tante Wirda, ibunda kak Gisya.

"Ini aku disuruh anterin kebaya buat kakak." kataku sambil menyerahkan goodie bag yang berisi kebaya putih itu.

"Wah makasih ya, Rinta. Padahal tadinya aku mau suruh sepupuku aja yang ambilin."

"Gapapa kak, aku juga gabut banget di rumah." Mendengar itu kak Gisya malah tertawa.

"Ya kamu jalan-jalan dong sama pacar." Ledeknya.

"Boro-boro ada kak."

"Ah masa sih? Ga ada yang deketin atau kamunya ga mau di deketin?" di ujung kalimatnya kak Gisyapun tertawa lagi, namun aku tidak. "Eh kamu mau minum apa? maaf ya lagi banyak tamu jadi agak hectic gitu."

"Ga usah kak, aku langsung balik aja." kataku sambil berdiri, lalu diikuti oleh kak Gisya.

"Yah kok buru-buru," aku hanya mengulaskan senyum sopan. "Yaudah ku anter sampe depan ya. Btw makasih loh udah di anterin kebayanya."

"Iya ga apa-apa, sama-sama kak."

Setelah itu, kak Gisya mengantarku turun menuju pintu depan. Aku sempat berhenti sejenak untuk bersalaman dengan Ayah dari kak Gisya. Dan tanpa kuduga seseorang dengan dress navy datang menghampiriku.

"Wah, ternyata ada Rinta." Sapaan itu, lagi.

Kak Gisya pun ikut menghampiriku setelah beralih dari ayahnya.

"Oh kalian udah ketemu," kata kak Gisya. "Kenalin, ini sepupuku yang tadinya mau kusuruh ambil kebayanya. Namanya Zeva," Aku membeku sejenak, terlalu banyak hal berkecamuk di pikiranku sehingga aku tidak dapat memikirkan satupun. "Zeva, ini Rinta."

Zeva pun mengulaskan senyumnya, namun aku tidak.

***




a/n: Halooo!! maaf banget banget karena udah seabad ga update dan sekalinya update dikit bgt:""

aku mau tetep selesain ceritanya tapi bakalan slow update terus, jadi maaf ya! cerita ini juga dalam proses pengeditan.

Dan aku juga lagi buat cerita baru HEHEEHEHEHE.

Makasiih banyak buat readers ku yg setia baca! luv u guys, so so soooo muuchhhh.

with love,

Ulfianafiza

UNSPOKEN [edited soon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang