3

5K 299 15
                                    

"Gimana dong Des?" tanya Taeya bingung, sekarang jam istirahat kedua dan mereka lagi berada di kelas, membicarakan persiapan acara yang bakal mereka gelar di panti asuhan sebulan lagi.

"Kalau diundur dulu gimana? aku beneran lupa kalau di sekolah setiap tahun bakal ngadain Festival bazar" balas Desti, Taeya menghembuskan nafasnya pasrah, acara di panti yang mereka rencanakan sepertinya memang harus diundur dulu.

"Emang setiap kelas wajib berpartisipasi yah?" tanya Taeya lagi.

"Jangan di tanya deh, event-nya tuh bakal besar banget, anak OSIS selalu habis-habisan tiap tahunnya buat event ini, apalagi yang kelas dua kayak kita ini, pasti yang paling heboh, soalnya Stand bazar-nya sendiri bakal di lombain juga!!" jelas Desti menggebu-gebu.Taeya yang baru resmi jadi murid di sekolah ini pas kenaikan kelas dua jadi makin penasaran dengan festival bazar yang katanya event yang paling di nanti-nanti itu.

"Trus kenapa cuma angkatan kelas dua aja yang heboh?"

"Soalnya kalau kelas satu kan mereka masih pada baru tuh, belum ada pengalaman dan belum tau gimana hebohnya event ini, jadi paling Stand bazarmereka bakal biasa-biasa aja, nggak bakal menang deh, kalau kelas tiga...biarpun angkatan mereka yang paling berpengalaman, tapi karena judulnya mereka sudah kelas tiga dan harus fokus buat persiapan UAN, kebanyakan kelas mereka pasti udah nggak mau lagi ambil repot sama acara beginian, udah bosan juga kan mereka, jadi paling mereka nyiapin ala kadarnya aja"

"Nah... beda sama angkatan kelas dua, dari segi pengalaman, angkatan kelas dua tentunya udah punya dan pastinya tau gimana meriahnya event ini, dari segi waktu anak kelas dua juga punya banyak waktu karena nggak ada yang namanya UAN atau apalah itu yang mengalihkan fokus, intinya kesempatan menang untuk angkatan kelas dua di festival bazar itu yang paling besar" Desti berhenti sebentar untuk menyeruput es teh yang di belinya tadi di kantin.

"Pokoknya secara nggak langsung ini tuh cuma perlombaan antar kelas di angkatan kelas dua aja, sedangkan kelas satu sama kelas tiga cuma pelengkap" Jelas Desti panjang lebar, Taeya cuma bisa bengong se bengong-bengongnya mendengar penjelasan panjang kali lebar dari sahabatnya itu.

"Terus kelas kita ntar nyiapin apa?" tanya Taeya lagi.

"Nah itu, ntar pulang sekolah kita sekelasan bakal ngumpul di rumah Adit, rencananya mau ngerapatin masalah festival bazar ntar" jawab Desti.

"Adit?" tanya Taeya, ekspresinya jadi sedikit aneh mendengar nama teman sekelasnya itu.

"Iya, Adit"

"Kok aku nggak tau?"

"Tadi malam udah di omongin di chat room kelas" jelas Desti "Aku juga baru baca pas istirahat tadi, makanya baru ngasih tau kamu" lanjut Desti, ponsel Taeya memang cuma ponsel biasa bukan smartphone kayak teman-teman sekelasnya jadi wajar kalau masalah beginian, Taeya selalu ketinggalan berita.

"Terus kenapa di rumah Adit?" tanya Taeya lagi.

"Karena rumah Adit yang paling besar, jadi bisa nampung anak-anak sekelasan" jawab Desti, Taeya manggut-manggut mengerti.

"Kamu telpon Bunda Lastri deh, kabarin kalau bakal pulang telat" ujar Desti lagi, Taeya lalu mengeluarkan ponselnya berniat untuk menelpon pengurus panti yang sudah dianggapnya seperti ibunya itu.

***

From: Iram
Km kemana? jalan sama desti yh?
rame2 sama teman sekelas juga kayaknya?
Jangan pulang sore
Ya', hati-hati di jalan...

Setelah membaca pesan dari Iram itu, Taeya kembali memasukkan ponselnya kedalam kantong seragamnya.

"Siapa yang SMS?" tanya Desti dikursi kemudinya, mereka lagi dalam perjalanan menuju rumah Adit, ada Ria dan Isma juga yang menumpang mobil Desti, mereka juga beriringan dengan beberapa mobil dan motor teman-teman sekelas mereka.

To you I belongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang