19

1.5K 100 0
                                    

"Taeya temanin Iram dulu yah disini, kalau bisa minta dia buat istirahat" pesan Bunda Lastri pada Taeya, keduanya sedang berada di kamar Taeya bersama Tira sedangkan Iram ijin ke kamar kecil setelah merasa agak mendingan tadi.

"Iram tidur disini Bun?" tanya Taeya.

"Iya, nggak papa malam ini Iram nginap disini dulu" Jawab Bunda Lastri kemudian menatap Tira "Nak Tira juga bisa nginap disini, nanti kita tidur bertiga di kamar Bunda" lanjutnya.

Tira cuma menganggukkan kepalanya sekali, Taeya nggak begitu ngerti itu maksudnya mengiyakan atau menolak permintaan Bunda Lastri.

"Bun, Iram kenapa bisa seperti itu?" Taeya akhirnya nggak bisa menahan rasa penasarannya, apa yang sebenarnya terjadi pada Iram sampe dia harus mengalami semua itu?

"Nanti yah nak, Bunda sama Tira pasti cerita sama Taeya, tapi Taeya temani Iram dulu sampai dia bisa istirahat, bisa kan nak?" tanya Bunda Lastri, mau nggak mau Taeya cuma bisa mengangguk pasrah.

"Biasanya setelah disuntikkan obat yang diresepkan oleh dokternya, Iram harus kami ikat dulu sampai dia bisa ngontrol dirinya kembali"

Lagi-lagi Taeya menutup mulutnya kaget, dadanya sesak membayangkan Iram harus sampai diikat segala karena kondisinya itu.

"Ini pertama kalinya dia bisa ngontol dirinya secepat itu bahkan tanpa harus kita suntikkan apa-apa"lanjut Tira "Karena itu aku minta kamu buat hati-hati yah Tey, jangan sampe kelihatan lemah apalagi menangis di depan Iram lagi, bisa kan?"

Taeya sudah akan membuka mulut melanjutkan pertanyaannya tapi Tira langsung memotongnya "Satu lagi, jangan nyinggung masalah tadi ke Iram yah, bisa jadi dia nggak sadar sama sekali sama apa yang udah dia alami tadi tapi kadang dia juga bisa ingat walaupun nggak begitu jelas"

Tepat saat itu Iram kembali dari kamar mandi.

"Kenapa pada ngumpul disini?" tanya Iram, Bunda lastri kemudian mendekati cowok itu dan mengelus kepalanya sayang.

"Iram kayaknya capek banget, istirahat disini aja yah, ini kamarnya Taeya, nanti biar Taeya tidur sama Bunda, mau kan nak?"

Iram mengerutkan keningnya sebentar sebelum akhirnya mengangguk ragu.

"Iram sudah makan?" tanya Bunda Lastri lagi.

"Iya Bun, udah kok"

"Yaudah kalau gitu, ngobrol aja dulu sama Taeya yah"

Bunda Lastri akhirnya keluar dari kamar Taeya diikuti oleh Tira, Taeya juga ikut beranjak untuk membiarkan pintu kamarnya terbuka lebar.

"Kamar kamu nyaman yh Ya'" ujar Iram seraya duduk diatas kasur Taeya. Sedangkan Taeya sibuk mengontol dirinya kembali supaya terlihat seperti nggak pernah terjadi apa-apa sebelum membalikkan badannya ke arah Iram.

"Dulu kan hampir tiap hari kamu main di kamar ini, lupa yah?" tanya Taeya balik, gadis itu duduk di kursi belajaranya.

"Mana mungkin aku lupa Ya'" balas Iram.

Taeya menganggukan kepalanya mengerti. Seketika suasana diantara keduanya menjadi canggung, Taeya bingung harus bersikap seperti apa biar nggak menimbulkan kecurigaan bagi Iram.

"Bunda Lastri kenapa nyuruh aku nyinap disini yah Ya'?"

"Hah?" Ternyata benar, Iram nggak apa yang udah terjadi sama dia tadi "Oh... itu? Hmm... mungkin Bunda liat kamu kelihatan capek banget.. karena itu, iya..."

Iram tersenyum maklum "Bunda emang paling ngerti aku, belakangan ini aku emang kurang tidur" ujar Iram, Taeya mengerutkan keningnya. Kalau diperhatikan Iram memang kelihatan pucat, ada lingkaran hitam yang terlihat jelas di bawah matanya.

To you I belongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang